"Little Cupid" - Remake BaekHera Ver. (Completed)

Chapter 3

Yerisa POV

Pelajaran hari ini sangat membosankan. Eh, kapan pelajaran di sekolah tidak ada yang tidak membosankan untukku? Hehe... semuanya membuatku bosan. Waktunya istirahat makan siang sekarang dan aku, Etta, Joy dan Iren sedang berjalan menuju kantin sekolah.

"Yeri apa kamu tahu? Aku bertemu kak Brandon kemarin di perpustakaan kota, dan aku juga sudah berterima kasih padanya. Dia ternyata orang yang sangat bersahabat, sangat berbeda dengan apa yang kamu katakan tentang dia yang dingin dan cuek" jelas Etta tersenyum. Oh aku tahu sekarang, jadi itulah alasan mengapa kak Brandon terlihat senang semalam hah....

"Ah benarkah dia tidak terlihat cuek atau dingin?" Etta menggelengkan kepalanya. "Jadi, kemarin itu kalian sempat mengobrol?" ia kembali mengangguk. Hmm, ini jadi semakin menarik.

"Tapi tidak banyak yang kami bicarakan"

Hmm sepupu tampanku, apa kamu benar – benar tidak mau mengaku kalau kamu menyukai temanku ini hah? Aku punya rencana sekarang. Pertama, aku harus bisa membuat mereka berdua saling berbicara, lebih sering bertemu. Mereka harus bisa saling mengenal lebih dalam satu sama lain.

"Hmm Tta, apa kamu bisa datang kerumah sepupuku malam ini? Soalnya aku punya beberapa hal yang tidak kumengerti dipelajaran Pak Simon tadi, kamu kan tahu otakku ini tidak secerdas otakmu, kumohonnnn....."

"Kenapa kamu tidak meminta bantuan sepupumu itu, dia kan pintar" Oh Joy diamlah, kamu hanya akan merusak rencanaku!

"Tidak!" Mereka terlihat terkejut dengan sentakanku. "Maksudku.... dia pasti tidak akan mau mengajariku. Dia sangat galak padaku. Ayolah Tta, kumohon" aku mengeluarkan jurus mautku. Puppy eyes ku untuk membujuknya sampai dia akhirnya menyerah dan mengangguk mengiyakan. "Yeyyyy, terimakasih Ettaku! Aku mencintaimu!" kupeluk dia yang hanya diam dan tersenyum melihat tingkahku ini.

Masa bodoh dengan apa yang orang lain pikirkan. Dia adalah teman terbaikku. Kalian tahu, dia sangat sangat cantik ketika tersenyum. Jika aku ini seorang laki – laki sudah pasti aku akan langsung jatuh cinta padanya. Mungkin itu juga yang kak Brandon rasakan, sampai – sampai ia tersenyum konyol seperti semalam hahahaha. Aku harus menjadi cupid untuk kak Brandon. Aku tidak mempermasalahkan jika sepupuku itu dengan Etta menjadi pasangan kekasih. Aku akan sangat bahagia jika kak Brandon bisa lepas dari bayang – bayang kekasihnya saat ini. Aku benar – benar tidak menyukainya. Titik tanpa koma

****

Malam hari....

Aku dan kak Brandon sekeluarga, tanpa kak Xander, sedang berada di ruang makan sekarang. Kami sedang menyantap makan malam bersama. Aku sudah mempunyai rencana saat ini. Memang sih hari sudah malam, tapi ini kan baru jam 7 malam, tidak ada salahnya aku meminta dia untuk datang kesini, lagipula alasanku masih masuk akal..... Rencana pertamaku adalah aku harus membuktikan kalau kakak sepupuku yang menyebalkan ini menyukai sahabatku. Hmmm.... aku akan menunggu, menunggu, dan..... akhirnya....

Ting Tong

"Hmm? Siapa yang bertamu malam – malam seperti ini?" Tanya Mama kak Brandon atau yang biasa kupanggil Tante Gafriell pada kami yang ada di meja makan.

"Biar aku yang buka Ma" aku langsung mencegah kak Brandon saat ia baru saja ingin berdiri dari kusinya.

"Biar aku saja kak. Kakak lanjut makan saja ya" ucapku tersenyum semanis mungkin yang aku tahu membuatnya ingin muntah tepat di wajahku. Dasar laki – laki dingin, tidak bisa membedakan gadis manis sepertiku..... Aku segera bangkit dari kursiku dan berjalan menuju pintu depan, sebelum membukanya lebar dan mempersilahkan tamuku untuk masuk.

"Ah Etta! Akhirnya kamu datang juga" Aku sengaja mengeraskan suaraku supaya kak Brandon bisa mendengarnya hihi.... Sementara Etta menatapku dengan tatapan aneh, ah biarkanlah. "Ayo, silahkan masuk!" aku membawa Etta ikut bersamaku ke dalam ruang makan. Saat sampai di ruang makan, aku bisa melihat kak Brandon menyantap makan malamnya dalam diam dan sedikit menundukkan kepalanya. Kenapa dia tidak mau melihat kesini? Apa mungkin dia malu? Aku hanya bisa menampilkan cengiran kudaku. "Om,  Tante, ini Zanetta, teman sekelasku"