Chapter 4
Mike benar merasa terhibur melihat setiap ekspresi Regan.Dengan sengaja ia menyuruh Regan menyiapkan kopi berulang kali dengan berbagai alasan.Terlalu panas,terlalu dingin,terlalu manis,terlalu pahit,terlalu encer,dan masih banyak alasan lainnya.
Hari ke dua Regan bekerja ia buat se sibuk mungkin dan terus bersamanya sepanjang waktu.Ia tak tahan untuk tak melihatnya walaupun hanya beberapa detik.Mike mengabaikan teriakan di pikirannya yang memerintahnya menjauh dari Regan.Kata Abnormal terus terdengar di telinganya.Tapi,ia menulikan telinganya.Ia terlalu terlena dan menikmati pesona Regan.Mungkin semua pria akan menganggap Regan adalah pria aneh,kikuk,dan ceroboh.Tapi,tidak baginya.Di matanya Regan terlihat manis dan menggemaskan.
"Kopi anda Sir,tidak terlalu pahit,manis,encer,kental,panas,dingin.Semuanya PAS"Regan meletakan.secangkir kopi di meja kerja Mike.Ia merasa bukan sekertaris tapi pembantu Mike.Bagaimana mungkin tugas sekertaris menjadi membuat kopi.Untuk apa ada OB?.
Harinya sudah buruk dengan kedatangan Aiko,dan semakin buruk saja dengan semua permintaan Mr.Vladimir yang membuatnya terus berhadapan langsung.Tekadnya untuk menjauh dengan Mike akan gagal.Ia terlalu takut semakin terpengaruh oleh pesona Mike.Matia-matian ia menahan gairahnya karena tatapan Mike yang terlalu intens dan membuat sesuatu di bawah sana berdenyut dan basah
Regan masih berdiri di hadapan Mike.Menunggu apa akan ada keluhan lainnya dengan kopinya,dan Mike tak bisa mengalihkan tatapannya dari wajah Regan yang terlihat gugup menanti kata yang keluar dari mulutnya setelah meminum kopi buatannya yang ke 5 kalinya.
"Lumayan"hanya itu yang keluar dari bibir Mike.Regan mendesah lega,setidaknya kata itu tidak akan membuatnya kembali ke pantry untuk membuat kopi dan ia bisa melanjutkan pekerjaannya dan menjauh dari Mike untuk sementara.
"Saya akan kembali bekerja"Belum sampai di pintu suara berat Mike menahannya.Ia menggeram pelan.Apalagi yang akan di minta oleh pria itu?!.Tak cukupkah ia menyiksanya dengan tatapannya yang membuat lulutnya lemas.
"Ya sir!apa anda ingin memngganti kopi anda kembali?"
"Bukan itu,sekarang ikut aku!"Mike bangkit dari kursinya dan berjalan mendahuluinya keluar.Regan mengekor di belakang tanpa tau akan pergi kemana.Setaunya Mike tak memilki jadwal pertemuan dengan siapapun hari ini.
"Kita akan pergi kemana sir?"tanya Regan mengabaikan sopan santun.Regan tak bisa menahan rasa penasarannya,karena tidak biasanya Mike keluar dari kantor tanpa supir."Anda tidak memiliki jadwal untuk bertemu siapapun hari ini"
"Diam dan ikuti saja"dari nada suara Mike,Regan tau dia tak ingin di bantah.Jadi Regan hanya diam dan duduk di kursi penumpang dan mulai memakai sabuk pengamannya.
Kebisuan terjadi di sepanjang perjalanan.Tak ada satupun dari mereka yang mau memulai pembicaraan.Regan jelas tidak tau apa yang harus ia katakan.Sedangkan Mike terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.Bukannya ia bertekad untuk menjauh dari Regan.Ia tidak mungkin berubah haluan seperti apa yang Louis katakan.Tapi,akal sehatnya telah kalah oleh gairah yang selalu muncul saat berhadapan dengan Regan.
Mobil Audi Mike berhenti di sebuah butik mewah.Mike menarik tangan Regan keluar dari mobil dan masuk ke dalam butik.Mata Regan di manjakan oleh deretan gaun indah yang membuatnya terkagum-kagum.Sama seperti wanita lainnya,matanya berbinar saat melihat banyak gaun indah di hadapannya,dan ia terpesona melihat sebuah gaun helterneck yang menjuntai indah berwarna merah dengan sebuah batu yang terpasang di bagian depan gaun.Keluarganya memang termasuk kaya di indonesia.Orangtuanya pengusaha batik yang sukses,terlebih lagi mereka memilki berhektar-hektar perkebunan teh.Tapi,semua itu tidak lantas membuatnya bisa membeli gaun mahal.Ia bukan orang yang suka meminta uang dan menghamburkannya hanya untuk membeli sepotong baju dengan harga selangit.