Ternyata

6 3 0
                                    


   "Arghh sumpah tuh orang ngeselin banget." oceh Reva setelah keluar dari tempat itu dan berjalan lumayan jauh.

  Reva memasuki gang yang banyak preman nya. Oh Tuhan kenapa ini kenapa bisa dia lewat gang ini.

"Eh ada cewek cantik." goda preman berbadan besar dan bertato disekujur tubuhnya.

"Mau kemana cantik? " tanya teman nya yang juga berbadan besar dan hidung nya ditindik.

Reva beusaha lari sekuat mungkin tetapi preman itu mengejar nya. Ia berlari tak tahu arah.

"Oh shit ini jalan buntu." umpat nya.

"Mau lari kemana cantik? " preman dengan hidung nya yang ditindik mendekati Reva. Preman satu nya mencoba memegang lengan Reva, Reva langsung mengelak.

"Berani nya sama perempuan preman apaan lo hah?!" Suara cowok itu tidak asing itu Azza ya.

"Heh bocah lo ga usah ikut campur ini Jakarta bukan luar negeri." preman bertato itu mulai melayangkan tinju kepada Azza.

"Emang nya lo pikir di luar negeri ga ada preman² sampah kayak lo lebih parah dari ini."Azza menyeringai dan menonjok perut kedua preman itu.Kedua Preman itu kewalahan sampai muntah darah karena Azza memukul kedua preman itu secara membabi buta. Preman itu kabur menjauh dari mereka.

"Lo ga apa²? " Tanya Azza mendekati ku.

"Ga apa² makasih ya lo uda nolongin gw." Reva merasa tidak meninggalkan tempat kursus nya itu.

"Ya sama²." mereka berdua keluar dari gang itu.

Tidak ada yang mulai pembicaraan seketika hening sampai akhirnya Reva membuka suara.

"Ini kita mau kemana? Dari tadi muter-muter aja." Reva menatap cowok itu dalam².

"Kita?  Gue mah mau pulang." Azza menghindari tatapan Reva.

"Terus gue gimana dong?" Reva takut kalau preman yang tadi akan menggangu nya lagi.

"Ga gimana-gimana." cowok itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana jeans pendek nya mengenakan baju hitam kaos pendek.

"Ih gue serius! " Reva mulai ga sabar dengan kelakuan Azza yang menyebelkan.

"Ya ya ya gue mau ke cafe dulu." Azza pasrah mendengar ocehan Reva.

"Ke cafe? " Reva yang tak tau apa-apa itu penasaran.

"Iya lo mau ikut ga?" ucap Azza sembari mengambil ponsel nya dari kantong celana.

"Oke gue ikut. " Reva menyetujui ajakan Azza.

  Sampainya di cafe

"Mau minum apa? " tawar Azza

"Disini ada nya apa? " Memang kebiasaan Reva ia harus mengetahui menu nya dulu baru bisa memesan bukan?

"Milkshake cokelat, vanila dan rapsberry, teh hangat,  teh manis hangat, teh tawar hangat, es teh tawar, es teh manis,  jus mangga , jus jeruk, kentang koreng, hamburger, kebab..... ."Belum selesai Azza bicara

"Stop." Reva mengangkat telapak tangannya.Kemudian berpikir sejenak.

"Milkshake Vanila sama kentang goreng."

Azza hanya mengganguk Ia memesan makanan yang sama. Azza menuju meja Reva setelah memesan makanan dan minuman yang mereka pesan.

"Gue ga nyangka lo bisa ngomong lo- gue. "Ucap Reva sembari meminum milkshake nya.

Azza hanya menatap malas  perempuan bermata cokelat itu. Reva yang menyadari hal itu langsung mengalihkan mata nya dari tatapan Azza yang mengerikan.Selesai mereka makan. Ponsel Azza berdering.

"... "

"Iya halo kak."

"... "

"Hmmm iya."

"... "

Azza menutup ponsel nya secara sepihak.

"Rumah lo dimana?" Azza memasukkan ponsel nya kekantong celana.

"Di komplek Green Jl.Bonsai no.12."

"Ok kita kesana." ucap Azza singkat.

Mereka kesana dengan taksi.Selama didalam taksi mereka tidak berbicara apapun. Butuh waktu 20 menit. Akhirnya,mereka sampai didepan gerbang raksasa berwarna hitam.

"Makasih ya."ucap Reva kali ini senyum nya begitu manis.

"Iya sama²." entah kenapa Azza yang tak pernah senyum itu ikut tersenyum.

Baru saja Reva ingin membuka gerbang.

"Azza tunggu!." Azza berbalik badan menahan pintu taksi yang mereka tumpangi tadi. 

"Uang yang tadi gue ganti besok ya." ucap Reva

Karena ia hanya membawa uang untuk pulang naik taksi.

"It's oke.Ga usah lo ganti anggap aja permintaan maaf karena gue menghina karya lo." Azza langsung masuk ke taksi yang mereka berdua tumpangi.

Reva yang masih berdiri didepan gerbang masih melihat mobi taksi itu dan perlahan-lahan hilang menjauh.

Reva memasuki rumah nya lalu mencari Anggara, mendapati papa nya sedang istirahat dikamar. Ia memutuskan pergi ke kamar pribadinya.

"Aahhh seneng banget!!!"Teriak Reva merebahkan tubuh nya dikasur dan memeluk guling kesayangannya.

"Ga nyangka ternyata gue bisa ketemu cowok bule ganteng yang bisa ngomong  bahasa Indonesia walau nyebelin tapi dia baik juga  ."gumam nya

Lalu Reva menguap mengucek mata nya pelan-pelan.Mata nya mulai mengantuk berat dan tertidur lelap dalam alam bawah sadar nya.

"Gadis unik." Azza tersenyum melihat benda milik gadis itu. Reva tidak tahu kalau gelang di kaki nya itu lepas saat turun dari taksi.

Like, vote, komen dan follow ya.
Maaf kalau masih banyak kekurangan.
.
.
.
.
.

Terima kasih ^_^




Paintings find your loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang