Adriana masih sibuk menjahit baju, padahal waktu telah memasuki pukul 02 pagi . ia begitu serius menjahit baju itu, hingga sesekali ia menoleh ke arah putri semata wayangnya yang telah terlelap tidur beralaskan tikar tipis dan satu bantal .
Belakangan ini ia merasakan sakitnya semakin parah, gejala gejala yang di timbulkan nyaris membuat starla curiga . sering sekali starla mendapati adriana tengah terbatuk batuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya, tubuh adriana semakin hari semakin susut dan kurus sekali . tak jarang orang orang mendapati wajahnya sangatlah pucat dari biasanya, bahkan senyum manis yang selalu ia perlihatkan sudah tak mampu menutupi wajah nya yang pucat .
Beberapakali starla selalu bertanya dengan curiga, dan adriana hanya mengatakan ia baik baik saja dan hanya kurang enak badan . Beberapa hari terakhir, starla pulang dan pergi sekolah sendirian tak lagi diantar oleh ibunya sebab ia merasa khawatir dengan kondisi ibunya . Tak jarang sepulang sekolah starla selalu mengerjakan seluruh pekerjaan rumah sendirian, itu ia lakukan agar ibunya bisa beristirahat .
Ia harus bisa banting tulang tanpa kenal lelah untuk meringankn beban ibunya, sejujurnya ia sangatlah khawatir . jika hanya tidak enak badan dan sakit biasa tak akan membuat ibunya seperti itu, ia sama sekali tak pernah melihat ibunya selemah itu .
Starla merasa bingung, khawatir, dan sedikit gelisah . Ia merasa ibunya menyembunyikan sesuatu darinya, setiap malam ia sengaja pura pura tertidur untuk melihat aktivitas ibunya yang menjahit sembari terbatuk batuk . Dan sesekali ia melihat dari kejauhan ibunya melamun hingga meneteskan air mata, ketika ia bertanya ibunya hanya menjawab "Merindukan se seorang" entah siapa itu . Semua itu membuat starla merasa semakin bingung dengan segala keadaan itu . akan tetapi ia hanya berusaha percaya pada ibunya , tak mungkin ibunya menyembunyikan apapun padanya . ia berusaha menepis segala perasaan takut dan gelisahnya .
Dan hari ini tepat sepuluh hari sebelum kelulusan starla, kelasnya mengadakan party malam ini . Sebenarnya ia tak terlalu suka pesta dan keramaian, akan tetapi ia tetap menghargai teman temannya meskipun teman temannya tak ada yang menghargai dirinya .
"Baiklah sudah selesai" ucap starla dengan senyum mengembang, ia baru saja selesai berdandan untuk pergi ke pesta .
"Apa tak sebaiknya kamu dirumah saja nak?" ucap ibu adriana, sebab sebenarnya ia merasakan seperti ada yang mengganjal di hatinya . Bagaimana bisa starla selalu bercerita teman temannya tak ada yang memperlakukannya dengan baik, dikarena kan ia anak orang miskin yang bersekolah karna beasiswa, ia merupakan kesayangan guru dan kepintarannya menimbulkan iri hati bagi siswa siswi yang lain . Mendadak, seluruh teman temannya termasuk geng axenna berperilaku baik dan mengajaknya ke pesta .
Ngomong ngomong axenna, starla jadi teringat ia sudah tak pernah lagi melihat axenna dari awal ujian hingga menjelang kelulusan itu . Ah sudahlah, pikirnya .
"Baiklah ibu, aku akan berangkat ke pesta dulu ."
"Kau yakin?" tanya adriana memastikan sekali lagi, yang dibalas anggukan mantap seorang starla .
Starla bergegas untuk pergi, ia sedikit menghirup nafas lega sebab pekerjaan rumahnya sudah selesai dan tak ada lagi beban yg tertinggal di dirumah dan ia bisa pergi dengan keadaan hati dan fikiran yg tenang .
Jauh di tempat yg berbeda, vellya sherly dan yg lainnya sedang merencanakan hal yg buruk . sudah pasti dibalik sikap baik mereka kepada starla ada maksud dan tujuan tertentu .
"Uda lo tenang aja, kita kita punya rencana yg bener bener brilliant . lo tau sendiri dong, sasaran kita siapa . dan sebentar lagi dia datang, kita langsung jalanin rencana . tiba saatnya, booommmm ! sekali kedip tuh anak ancur sampe ke dalem dalemnya ." ucap vellya, sangat serius berbicara dengan seseorang di seberang telponnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
StarLa
Teen FictionKetika pahit nya hidup membuat hatimu yang sebelumnya sehangat senja kini berubah menjadi sebeku es . Masalalu, kehilangan, kenyataan . mau tidak mau, siap tidak siap ketika kau berada dalam situasi itu semua akan kau terima . Pahitnya kehilangan...