Dalam sekejap mata, langit kembali gelap. Bai Luoyin menoleh dan menatap Gu Hai.
"Apa yang harus kita lakukan? Terus duduk disini sambil menunggu tim penyelamat, atau kita keluar saat fajar tiba?".
"Keluar?". Gu Hai mendengus. "Kita ini dikelilingi rawa-rawa, bagaimana bisa keluar? Bahkan kamu saja harus menarikku untuk sampai ke sini, dan sekarang saya sudah di sini, siapa yang akan menarik kita?".
Bai Luoyin berkata, "Sebelumnya juga ada begitu banyak rawa, tapi kamu bisa dan berhasil melewatinya, apa bedanya dengan rawa yang lainnya?".
"Karena waktu itu saya termotivasi, tapi sekarang tidak ada motivasi lagi. Saat ini saya hanya ingin berbaring". Gu Hai berkata dengan enteng, tetapi nyatanya hatinya sangat gugup. Dia bisa saja mengambil risiko sendiri, tapi dia tidak mau kalau Bai Luoyin harus mengambil risiko. Sangat sulit untuk mendapatkan Bai Luoyin, daripada mereka mendapat kecelakaan dalam perjalanan kembali, maka hal itu tidak perlu dilakukan.
Bai Luoyin mendesah, lengannya ia jadikan bantal sambil berbaring di tanah. Satu kakinya ditekuk, dan satu kakinya lagi direntangkan, seragam penerbangannya masih melekat ditubuhnya.
"Kenapa melihatku?". Bai Luoyin tertegun.
Saat itu Gu Hai sedang melihat pakaian Bai Luoyin, ia melihat kalau pakaian itu masih saja terpakai seperti mau berangkat melaksanakan tugas. "Siapa yang sedang melihatmu? Pakaianmu masih saja rapi, tapi kamu tidak melihat seperti apa kamu sekarang, sudah berapa hari tidak mencuci muka?".
Bai Luoyin menyipitkan matanya dan balik bertanya. "Kamu masih punya muka untuk bertanya seperti itu? Bertanya sudah berapa hari aku belum mencuci muka? Coba lihat lumpur di tubuhmu, bahkan jika aku menusukmu sekarang dengan pisau, pasti tidak akan sampai menembus dagingmu!".
Sebagian besar lumpur di tubuh Gu Hai telah mengering. Kemudian Gu Hai dengan sengaja menghancurkan lumpur itu dengan cara menepuk-nepukkan tangannya sampai beberapa kali. Gu Hai menciptakan lapisan debu di sekitarnya, hal itu membuat Bai Luoyin menyingkir hingga satu meter jauhnya. Ketika Bai Luoyin kembali, Gu Hai segera menuangkan air ke tangannya.
"Sudah aku katakan, bisa tidak kamu hemat air? Untuk minum saja sulit, sekarang kamu masih menggunakannya untuk mencuci tangan!!".
Tanpa diduga, Gu Hai mengulurkan tangannya ke wajah Bai Luoyin, dan mulai menggosoknya dengan paksa sampai beberapa kali, kemudian dia kembali menuangkan air ke tangannya, dan langsung mengusap wajah Bai Luoyin lagi.
Bai Luoyin mengerti kalau Gu Hai mengambil air ini bukan untuk mencuci tangannya, tetapi untuk mencuci wajahnya. Tiba-tiba dia marah dan berteriak. "Memangnya wajahku begitu kotor?!".
"Tidak sebening sebelumnya". Gu Hai datang dengan sebuah kalimat.
Bai Luoyin segera duduk di atas akar pohon, kemudian mengeluarkan rokok, menyalakannya, dan perlahan mulai mengisapnya.
"Kau sudah terbiasa melihat gadis-gadis berkulit mulus dan halus di perusahaan, sementara kulitku kasar dan jelek, pasti kamu tidak mau".
Gu Hai menyalakan sebatang rokok, sementara satu lengannya menggantung di atas batang pohon. Dia menyipitkan matanya saat melihat Bai Luoyin.
"Yinzi, menjadi tentara selama bertahun-tahun, apakah kamu banyak menderita?".
Hati Bai Luoyin akhirnya menyadari kalau Gu Hai selalu mengkhawatirkan statusnya.
"Dua tahun pertama memang terasa begitu sulit, tapi lama-kelamaan saya sudah terbiasa".
Jari Gu Hai mengetuk abu rokok, dan bertanya. "Berarti sekarang tubuhmu jauh lebih kuat dong?".
KAMU SEDANG MEMBACA
KECANDUAN 2
RomanceMusim ke-2 烈焰浓情 (lièyàn nóng qíng - Cinta Yang Membara) Bab 1 - Bab 106 (Tamat) Diangkat dari novel kisah percintaan karya 柴鸡蛋 (chái jī dàn) Judul Asli : 你丫上瘾了 (nǐ ya shàngyǐn le) Judul : 上瘾 (shàngyǐn) Dikenal Juga Dengan : 海洛因 (hǎiluòyīn - Hero...