칠. born

1.1K 269 112
                                    

◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼ chapter 7, cue!

Semakin langkahnya mendekat, semakin nyaring isak tangis yang menggema di suatu pusat pemakaman itu. Langkah sepatunya bergerak lamban, mendekati kerumunan yang berdiri di sekitar mobil ambulans yang terparkir disana. Badan atletisnya tertutup baju dan mantel hitam, khas 'pesta' kematian.

Isak tangis semakin memuncak saat sebuah peti kayu keluar dari gedung dan masuk ke mobil ambulans. Perlahan tapi pasti, nama yang menghantui pikirannya keluar. Diteriaki dengan isak tangis, bukan seru bahagia.

Mata pria itu hampir berair saat melihat foto seseorang yang dibawa seorang wanita disana.

"Song Yuvin, aku akan merindukanmu."

"Semoga kau bahagia disana, Yuvin."

"Song Yuvin!"

Dan masih banyak lagi ungkapan disertai tangisan mewarnai hari kelabu ini.

Pria itu menyaksikan prosesi pemakaman Song Yuvin dalam diam. Tidak ada tangisan. Tangannya memegang sebuah koper hitam. Ketika ambulans itu pergi ke pemakaman, dia menghela nafas lalu bergegas pergi dari tempat itu.

Tidak ada yang tahu kalau ada seseorang yang sedang bersembunyi di balik pohon, dengan pakaian serba hitamnya, berkamuflase untuk menyaksikan reaksi dari masyarakat atas kematian idol populer itu.

Ketika objek yang diamatinya pergi meninggalkan tempat ini, bibirnya mendecih.

"Aku pikir kau akan menyesali perbuatanmu, sayang. Sayang sekali ternyata tidak." gumamnya.

Matanya melirik rangkaian bunga yang dipajang di depan gedung, berisi ucapan bela sungkawa atas kematian leader dari grup BY9 ini. Song Yuvin.

"Ah, rasanya aku seperti roh yang mendatangi prosesi pemakaman diriku sendiri. Song Yuvin, semoga kau tenang disana, ya.

Salam dariku, Song Ian."

•••

Senyum terpatri di bibir mereka ketika koper berisi uang jutaan won itu menyapa netra. Secarik notes kecil tertempel di kanan atas koper yang berisi kode rahasia melambangkan rasa terima kasih si pengirim pada grup mafia yang satu ini.

Yoo Seyoon baru saja mengirimkan uangnya pagi tadi. Tentu saja disambut dengan sangat gembira oleh grup mafia yang digawangi Han Seungwoo itu.

"Gila. Yohan benar-benar membawa jackpot untuk kita."

"Wow, Kim Yohan!"

Bahu Yohan ditepuk. "Good job, Yohan."

Yohan menyunggingkan bibirnya. "Thanks."

Hangyul bertepuk tangan, "Hyung, ayo gunakan uang ini untuk berpesta!"

Seungwoo menepuk kepala Hangyul, "Kau pikir kita bekerja untuk apa hah?"

"Ah, hyung!"

Yohan merangkul bahu Seungwoo, "Sudahlah, hyung. It's been a long time he's in a club." ejek Yohan yang dihadiahi kepalan tangan yang melayang dari Hangyul.

Seungwoo terkekeh. "Baiklah. Malam ini kita pergi ke club di Gangnam."

•••

'dor' 'dor' 'dor'

Wajahnya terangkat angkuh saat melihat tiga orang di hadapannya tewas dengan jantung yang tertembak. Bibirnya menyeringai sembari mendekat tiga jasad manusia di depannya.

Ink City / Yuvin x YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang