O1

6.9K 717 64
                                    

"Bagaimana keadaannya?" Seorang perempuan tua yang merupakan ibu kandung dari sang Raja nampak cemas. Sedari tadi ia meremat bagian bawah pakaiannya menunggu hasil diagnosa sang tabib.

"Maafkan hamba, hamba sebenarnya sangat takut untuk mengatakan hal yang sebenarnya, Mama." Sang tabib kerajaan, menunduk dengan hormat usai memeriksa raja yang kini tengah tidur dan terbaring lemah di atas ranjang besarnya. Lelaki tua berumur 75 tahun itu memancarkan kesedihan dari kedua bola matanya.

"Tolong, tabib Choi. Aku mohon padamu, tolong katakan apa penyakit yang di derita anakku?" Permaisuri yang juga hadir di ruangan itu hanya diam dan mendengar perbincangan ibu mertua dan tabib kerajaan. Beberapa saat kedepan ruangan itu nampak sunyi dari bunyi, sang tabib pun menarik napasnya sebelum melanjutkan kata-kata.

"Rasa pusing yang di derita raja belakangan ini di akibatkan oleh vertigo. Yang Mulia mengidap vertigo sentral  dan juga sedikit gejala stroke."

"Apa itu vertigo sentral?"

"Vertigo sentral, penyakit itu merupakan sebuah pertanda bahwa adanya gangguan pada otak atau sistem saraf pusat."

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Suara permaisuri terdengar begitu bergetar menahan tangis. Ia menatap tabib Choi. Ia tidak percaya suami yang amat di kasihinya menderita seperti ini, sedangkan tabib itu hanya diam membisu dan tidak berani menjawab karena memikirkan hati majikannya yang sedih. Pasti rasanya seperti menyiram air garam pada luka yang terbuka. Melihat keadaan anaknya, ibu suri jadi terkenang dengan peristiwa yang terjadi dimasa lalu.

"Raja terdahulu. Suamiku, adalah orang yang hampir tidak pernah sakit dan ia meninggal begitu saja tanpa mengidap penyakit apapun. Kemudian tahta raja di wariskan pada anakku, Yunho. Kemudian di tahun berikutnya, anak keduaku Putri Seohyun dan suaminya kecelakaan dan meninggalkan dunia ini hingga kedua anaknya menjadi yatim piatu. Peristiwa itu meninggalkan duka dan ketakutan pada benakku hingga saat ini."

Mata ibu suri berkaca-kaca kala mengenang peristiwa duka yang membuat kerajaan dan seluruh negeri sedih. Tentu saja itu adalah peristiwa yang menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Setelah di tinggal suami, ditinggal pula oleh putri dan menantunya.

"Sekarang adalah waktunya untuk menyiapkan masa depan kerajaan" permaisuri kemudian menatap ibu suri dengan ragu. "Aku membicarakan tentang pernikahan Seja. kita harus melanjutkan tradisi keluarga kerajaan. ini persoalan besar yang dapat mempengaruhi keluarga kerajaan dan masa depan negeri ini."

Mengingat kesehatan Raja Jung Yunho yang mulai memburuk dan jumlah anggota kerajaan yang tinggal sedikit, maka satu-satunya dan merupakan cara yang bijak juga untuk menyelamatkan kerajaan adalah dengan melangsungkan pernikahan Putra Mahkota Jung Jaehyun —anak dari Raja Jung Yunho dan Ratu Jung Sooyeon— agar segera memiliki keturunan dan diangkat sebagai Raja.

"Tapi bagaimana dengan Seja? Mama? Beliau mungkin belum siap dengan keputusan tiba-tiba ini." Ujar permaisuri khawatir. Tentu saja sebagai ibu yang telah melahirkan putra mahkota, ia lebih mengetahui kesiapan mental dan fisik putranya lebih dari siapapun.

"Cepat atau lambat, ia pun akan menjadi pewaris kerajaan. Dia akan belajar dari staf kerajaan mengenai apapun, juga para menteri akan membantunya. Kita harus memberi tahu mengenai keadaan ayahnya yang mungkin akan pensiun dini karena keadaannya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Prince [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang