B118

44 9 0
                                    

...

Kebersihan sekolah adalah salah satu kegiatan pertandingan antar sekolah ini yang melibatkan seluruh warga sekolah, selain ini murni menggunakan kekuatan kelas 12 saja. Ini seperti pertandingan yang sudah menjadi tradisi turun temurun kelas 12 sehingga kegiatan ini akan menjadi kegiatan kelompok terakhir untuk kelas 12 bersenang-senang sebelum menghadapi ujian dengan serius dan lulus.

Di kelas 12 MIPA 3, para murid saling membagi tugas. Kursi dan meja disusun di sudut agar lebih mudah untuk membersihkan lantai. Alat-alat membersihkan terus berpindah tuan dari waktu ke waktu.

Heri berjalan masuk ke dalam kelas 12 MIPA 3 dengan santai. Dia terkekeh pelan saat melihat Jala dengan serius memegang kemoceng untuk membersihkan debu. "Hehe, gitu dong, Jal, berlatih sebagai IRT."

Jala spontan membuang kemoceng di tangannya ke muka menyebalkan Heri. "Diam lu, bangsat."

Doni yang sedang memasang paku tindis di meja untuk melekatkan karton mendongak untuk melihat Heri. "Lu gak kerja di kelas lu?" Tanyanya heran.

Heri memberikan kemoceng kembali ke Jala dan mengangkat ember kosong yang ada di tangannya. "Gue kerja kok, ambil air. Hehe."

Di sudut kelas, Yudan duduk di atas meja yang terhubung sehingga mendapatkan tempat istirahat yang luas dan nyaman. Dia dikelilingi oleh tas-tas dan beberapa cemilan berjejer di hadapannya. "Lu ambil air ke gedung IPA? Her, gue saranin ambil air sekalian di RSJ."

Heri menggelengkan kepalanya, "Kejauhan, Yud."

"Kalau gitu ambil air di gedung lu, goblok!" Ucap Jala dengan emosi.

Heri menggembungkan pipinya, menatap Jala dengan cemberut. "Yah, terlanjur sudah disini, Jal. Dedek Heri pergi ambil air dulu. Babai, jangan rindu! Hehe." Lalu Heri benar-benar jalan keluar kelas dan menghilang begitu saja.

Beberapa menit kemudian, dia kembali muncul dengan ceria. "Hehe, hai semua!"

Semua penghuni kelas 12 MIPA 3, "..."

Ciko menaikkan sebelah alisnya menatap Heri bingung. "Lu beneran ambil air di gedung ini?"

Barulah saat itu tatapan semua orang tertuju pada ember yang telah terisi air.

Heri mengangguk antusias, dia tertawa melihat ekspresi tertegun semua orang. "Hahaha, kan gue bilang mau ambil air di gedung ini, jadi gue harus ambil air disini. Terima kasih untuk airnya. Dadah Jala!" Dengan begitu Heri pergi dari kelas dan tidak kembali lagi.

Jala menatap ke arah pintu kelas dengan datar, lalu tatapannya mengarah ke Doni. "Di embernya tadi beneran ada air?"

Doni mengangguk, "Iya, penuh."

"... gila dia." Gumam Jala pelan mencelah Heri yang suka merepotkan dirinya sendiri sampai ke titik idiot yang parah. Lalu tatapan Jala mengarah ke pemuda yang sedari tadi mengunyah coklat dan bermain ponsel dari waktu ke waktu tampak tak berpengaruh pada orang lain yang sedang bekerja membersihkan kelas. "..." Untuk hal ini dia tidak tahu apakah tindakan Heri yang merepotkan sangat mengesalkan atau pemuda pemalas yang tak mau merepotkan dirinya sendiri yang lebih menjengkelkan.

BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang