"Kata nya, Cinta itu harus di perjuangkan."
- Arkanov -
•
•
•Menghibur diri mungkin sangat lah di anjurkan untuk umat manusia. Terlebih, jika fikiran dan batin nya dengan keadaan yang sedang buruk.
Lelaki gagah itu memberhentikan mobil kesayangan nya di area parkir taman yang berada di pinggiran kota. Ia melepas kaca mata hitam nya dan menaruh nya di kaos bagian depan, mengedarkan seluruh pandangan nya. Menyapu satu persatu setiap sudut di taman itu.
Jika ia bisa mengatakan pada semua orang, akan ia katakan dengan sejujurnya. Bahwa diri nya sangat lah risih karena selalu menjadi titik sorot mata dari banyak orang.
Mungkin tak ada yang ia banggakan dari diri nya. Ia selalu merendah dimana pun dan kapan pun. Tak ada niat untuk menyombongkan diri. Bahkan pakaian nya saat ini membuat diri nya menjadi tidak percaya diri. Padahal, celana bahan berwarna hitam, dan kaos navy sangat lah kontras di tubuh nya. Walau usia nya yang kian selalu bertambah setiap tahun, lelaki ini selalu menampakkan wajah muda nya.
Ia berjalan sendiri. Memandangi satu persatu yang ada di sekitar nya. Terbesit ada rasa iri, ketika diri nya melihat keluarga yang nampak sekali bahagia dengan anak-anak yang melengkapi kebahagiaan di kehidupan keluarga.
Arkanov hanya tersenyum kecut.Berjarak satu meter lagi, diri nya melihat sepasang kekasih yang sedang bersuap-suapan makanan. Mungkin tak ada yang ia iri kan pada hal ini.
Arka sendiri saat ini, tanpa kekasih. Dan itu memang kemauan diri nya. Padahal di usia nya yang sekarang sudah mapan seharusnya ia sudah menikah dan mempunyai istri.
Namun, Ia hanya ingin menemukan jati diri nya terlebih dahulu, setelah itu baru akan mencari belahan jiwa yang dapat meluluhkan hati nya.
Ia kembali berjalan menyusuri taman kota ini lebih dalam. Gemercik aliran sungai yang deras hingga terdengar. Angin berhembus membuat bulu kuduk meremang.
Brukk
"Auh..AYAH UNDAA ATITT HUU.."
Pandangan Arka langsung terfokus ke depan, pada anak seusia empat tahun yang sedang jatuh terkapar di tanah. Arka segera menghampiri, menggendong anak laki-laki itu ke pangkuan nya.
"Mana yang sakit jagoan ?" Arka mencari-cari luka yang ada pada anak kecil itu.
"Ini om, atit hikss..kaki atu atit om hiks hikss." Anak kecil itu menujukkan dengkul nya yang terluka, sedikit mengeluarkan darah segar di sana.
Arka langsung membersihkan tanah yang menempel pada luka dengan tisu, lalu meniup-niup kan dengkul anak itu, guna meringankan rasa perih.
Anak kecil itu kini masih menangis.
"Jagoan, ga boleh nangis dong ! Masa luka sedikit doang nangis." Arka merayu, tangis anak itu sedikit mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
AnKa: First Problem
Jugendliteratur"Lo ga sadar umur ya ? Masa iya gue suka sama laki-laki yang tua kayak lu--" Gadis yang dingin. Jutek. Cuek. Dan yang paling penting 'Bodo Amat'. "Terlalu banyak cara untuk saya lakukan buat dapetin kamu Vanka." Fvck ! Masalah di mulai-- ~ Ttd. Maul...