CHAPTER 4

12.3K 324 2
                                    

"Pria aneh" batin ara.

Ara kembali berjalan mengikuti pak satpam itu. Hingga sampailah ia di dapur. disana Ida sedang sibuk mencuci piring hingga tidak menyadari bahwa mereka sudah berada dibelakangnya.

"neng ida, ini saudaramu udah datang" ucap pak satpam yang membuat ida cukup tersentak,lalu memutar badannya.

"Ara?" ida langsung memeluk ara. dia begitu senang ada teman sekampung yang bekerja ditempat yang sama dengannya.

"Kak ida" Ara mambalas pelukan ida dengan hangat.

"Oh iya, tuan besar sudah menunggumu dari tadi. Dia yang akan menanyaimu, ya kalo di kantoran sering di sebut interview hahaha. Nggak usah takut, beliau baik dan ramah sekali kok. paling nanti ditanyain nama sama asal kamu"

Ara tersenyum senang mengetahui tuannya adalah orang yang baik dan ramah "Iya kak, ara siap".

"Bapak kembali kedepan ya neng"

"Iya pak, terima kasih sudah di antar" ucap Ara seraya mengangguk sekali tanda terima kasih.

"Sama-sama neng" satpam itu berbalik lalu berjalan kembali menuju pos depan.

"Ya udah ayo keatas, aku anter ke ruang kerja tuan besar" ida langsung menarik tangan ara agar mengikutinya.

Menaiki tangga marmer yang indah, Ara dibuat terkagum-kagum lagi dengan desain beserta isi rumah itu yang sangat luas dan mewah. Tak heran jika yang memiliki rumah tersebut adalah salah satu orang terkaya di negri ini.

Setelah sampai di lantai atas, mereka berjalan menuju lorong dan diujungnya terdapat pintu besar. Ara yakin itu adalah ruang kerja tuan besar yang disebutkan ida tadi.

Ida mengetuk pintu itu "Tuan, saya ida."

lalu terdengar suara dari dalam "Masuk."

Ida langsung membuka pintu itu, dan terlihatlah seorang kakek duduk di kursi kerjanya sedang sibuk membaca kertas-kertas yang berada di mejanya itu.

"Tuan, ini saudara saya sudah datang."

Mendengar itu, otomatis kakek yang di panggil tuan oleh ida itu langsung mendongak. Terdiam sebentar, lalu tersenyum. Kakek itu bergegas berdiri lalu berjalan dengan tongkatnya menghampiri mereka.

"Oh ini ya yang kamu ceritakan tadi. Gadis yang manis. Ayo duduk sini. Saya ingin bicara."

Kakek itu mempersilahkan ara untuk duduk di salah satu sofa diruang itu. Ara menurut.

"Iya tuan. Kalau begitu saya permisi kebelakang sebentar."

"Ida, tolong buatkan minuman untuk gadis ini".

"Baik tuan."

Ida langsung bergegas keluar dari ruang itu. Kembali menuju dapur.

"Jadi, ayo perkenalkan dirimu gadis manis"

"Ba-baik tuan. Nama saya Arabella. Orang-orang biasa memanggil saya Ara. Saya dari sukabumi. Saya tinggal dan dibesarkan di panti asuhan yang bersebelahan dengan rumah teh ida. Sa-saya hanya lulusan SMA tuan" ucap Ara menahan gugup.

"Jangan takut dengan saya. Tidak usah gugup. Sebagian saya sudah tau tentang dirimu ara. Kata ida kamu mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi? kenapa tidak kamu terima?"

"Emm.. itu, sebenarnya itu saya ingin menerima tetapi pengeluaran panti sudah sangat banyak untuk membiayai hidup saya. Saya ingin bekerja saja untuk menghasilkan uang. Walaupun sedikit, setidaknya saya bisa sedikit meringankan beban pengeluaran panti tuan."

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang