Bidadari Tak Bersayap

38 4 3
                                    

prolog

Namaku cahya. Aku baru saja lulus smp, saat itu mungkin aku berfikir aku akan memiliki orang baik yang akan menemani masa sma ku, ternyata malah sebaliknya, seperti saat dulu pas aku masih smp aku tidak memiliki teman, bahkan orangpun tidak ada yang mau mendekati orang seperti ku, orang yang di cintai guru karena berprestasi di bidang literasi, entah apa yang ada di pikirian anak anak sekolah ku pada saat itu, aku di jauhi, dikucilkan, dibully, rasanya aku ingin cepat cepat saja meninggalkan sekolah itu.

Saat ini aku akan melakukan yang terbaik di sekolah ini, aku berfikir "yeay aku akan memiliki teman baru pasti akan menyenyangkan" saat aku sampai di sma citra bangsa aku mulai membiasakan diri di lingkungan baru, saat itu aku bertanya pada kakak kelas yang sedang duduk duduk di pinggir tangga, aku bertanya "permisi kak maaf kantin dimana ya?" mereka sema tertawa sambil melihat ku dengan wajah konyol, saat itu juga aku bingung kenapa semuanya menatap ku seperti itu padahal aku hanya bertanya, apa aku salah menanyakan hal itu? Tiba tiba salah satu dari kakak kelas tersebut bangun dan berkata "Woi Anak Baru Kalo Nanya Yang Sopan Dong!" dengan wajah sangar kakak kelas itu membentak ku sambil mendorong ku, "ampun ampun bang saya Cuma mau nanya aja bang" ucap cahya. "bacot lu bocah baru kemaren bukannya sopan ama senior" ucap kakak kelas itu sambil menarik dasi cahya. "iya iya iya bang maaf bang.." ucap cahya ketakutan. Lalu kakak kelas itu memukul pipi cahya sambil berkata "nih rasain nih, mampus lu makanya jangan tengil." Cahya hanya nunduk dan dengerin ketawa semua senior yang ada di tempat saat itu sambil menahan rasa sakit karena memar pukulan. Cahnya berkata dalam hati " Apakah ini mimpi? Atau justru kenyataan? Semua impian cahya soal teman terbaik hancur sundah, cahya bingung saat itu mau ngapain lagi karena kayak bener bener berada di titik dimana saat itu merasa di paling bawah dan lemes aja gitu dan saat itu ga sadar sama sekali, tiba tiba aku terbangun di atas kasur kepala pusing dan salah satu bagian badan terasa pegal, pas aku membuka mataku, aku melihat sekeliling dan kaget ada seorang perempuan berparas manis, rambut yang panjang dan halus sedang berbaring di sofa samping kasur ku, ternyata aku baru sadar kalo aku di UKS Sekolah. Lalu aku coba membangunkan tubuh ku "arghhh" Sfx cahya bangun, "kalo masih sakit jangan di paksa bangun, istirahat aja dulu" ucap perempuan itu dengan nada bete. "Kok gua bisa ada disini ya?" ucap cahya kebingungan. "lu tadi pingsan di lorong deket tangga." Ucap perempuan itu. "jadi lu yang nolongin gua apa gimana?" ucap cahya. "jadi gua tadi liat lu ditendang tendang sama anak anak nya anjas terus yaudah gua samperin terus gua usir semua nah gua liat lu disitu udah ga sadar gw piker lo mati (cahya: "Astagfirullah" cahya mencela) tapi gua pegang nadi lu masih berdetak yaudah gua bawa aja ke UKS minta bantuin temen gua buat gotong elu.." ucap perempuan itu sambil bangun dari sofa. "makasih banget lho gua gapernah ketemu orang sebaik elu selama hidup gua." Ucap cahya sambil senyum. "ah gombal" kata perempuan itu dengan nada bete. hari itu aku selalu memikirkan siapa perempuan itu siapa namanya, mungkin karena aku bodoh tidak memiliki keberanian untuk berkenalan dengan nya, ya di pikiran ku mungkin bisa besok saja aku berkenalan dengannya.


~Bersambung...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 21, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bidadari Tak BersayapWhere stories live. Discover now