Pertemuan Kedua

825 88 4
                                    

Min Yoongi, namja itu tengah menggeliat diatas ranjangnya yang berukuran king size. Mungkin hari ini dia akan bermalas - malasan seperti biasanya jika sedang libur kantor. Dengkuran halus terdengar setiap kali pemuda itu menghembuskan nafas, begitulah Min Yoongi jika sudah berhubungan dengan kasur.

Hari semakin siang tapi namja itu masih setia dengan mimpinya, Ny. Min pun sudah menunggu Yoongi untuk turun dan sarapan bersama.

Ceklek..

"Kebiasaan" sindir Ny. Min yang baru saja tiba di kamar Yoongi.

Ia lalu merapikan selimut dan pakaian yang berceceran di lantai. Memandang Yoongi sebentar, dan pada akhirnya menghela nafas kasar.

"Bangun, sudah siang. Tidak mungkin bukan, hanya kau habiskan dengan tidur terus?" ingat Ny. Min.

"Ah Eomma, biarkan aku tidur seharian" gerutunya.

Ny. Min menanggapi dengan gelengan kepalanya, lalu mengusap kepala Yoongi dan kemudian tersenyum.

"Cepatlah bangun" setelah mengucapkan itu ia keluar dari kamar Yoongi.

***

#Green Cafe#


Di sinilah Yoongi sekarang, dengan wajah kantuknya dan kemalasannya. Jika bukan karena paksaan dari Eommanya mungkin ia juga tidak akan berangkat.

Yoongi melirik jam yang berada di tangannya dan tersirat raut wajah kesal setelah melihat jam yang menunjukkan pukul 10.00 KST.

"Buang - buang waktu gue" gerutu Yoongi, lalu ia beranjak dari tempat duduknya. Sambil berjalan ia menggerayai sakunya untuk mencari - cari kunci mobil yang entah kemana. Ia berhenti sebentar dan kemudian teringat jika kuncinya tertinggal diatas meja.

"Ini dia" ucapnya setelah menemukan kucinya. Saat tengah berbalik ia tak sengaja menabrak bahu seorang yeoja.

Brukh.. "Aw" ringis yeoja itu.

"Eh, Mianhe" ucap Yoongi sembari berbungkuk.

Setelah mengucapkan maaf Yoongi berniat langsung pergi, tapi ketika ia mendongakkan wajahnya ia dibuat terkejut karena yang ia tabrak adalah sang klien kerjasamanya.

"Ny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ny. Park"

Jihyo yang namanya di panggil langsung saja menatap ke arah sumber suara.

"Min Yoongi" lirihnya dengan sedikit terkejut.

"Anda disini? Bukankah seharusnya sudah kembali ke China 2 hari yang lalu?" tanya Yoongi penasaran.

"Hm, oh iya ada urusan mendadak sekalian disini jadi saya menunda untuk kembali ke China" jawabnya.

Yoongi hanya menanggapi dengan anggukan, lalu ia mengajak Jihyo untuk duduk di mejanya tadi. Mereka duduk bersama dalam keadaan hening dan perasaan canggung.

"Ny. Park"

"Tn. Min"

Ucap mereka bersamaan dan membuat suasana kembali canggung.

"Baiklah, anda duluan saja" ucap Yoongi pada akhirnya mengalah, jujur saj Yoongi bukanlah seorang yang pengalah. Tapi, entah kenapa jika sudah berhadapan dengan kliennya ini ia akan lebih banyak diam.

"Em, bisakah kita tidak berbicara terlalu formal?"

"Tap.. "

"Setidaknya diluar kantor" sela Jihyo sebelum Yoongi menyatakan penolakannya.

"Baiklah Ny eh Nuna Jihyo" ucap Yoongi.

"Aish, kenapa kau malah memanggil ku seperti itu. Panggil saja aku JIHYO, apa susahnya sih" gerutu Jihyo dan menekankan namanya. Mungkin Jihyo terlalu terbawa emosi karena sikap Yoongi yang sedari kemarin mengajaknya berbicara formal.

"Eh" gumam Yoongi yang terkejut melihat sikap sang klien.

"Wae?" tanya Jihyo tanpa perasaan bersalah.

"Ani"

Setelah percakapan tadi, mereka kembali terbawa suasana canggung. Tak ada yang berani membuka percakapan atau sekedar menanyakan kabar. Yoongi pun sibuk mengotak - atik ponselnya dan Jihyo yang melihat itu tidak berani untuk mengganggu. Meskipun terlihat jelas dari pandangan Jihyo jika Yoongi hanya memainkan menu lalu kembali dan seterusnya masih sama seperti itu. Ingin sekali Jihyo tertawa tapi ia masih menjaga image didepan mantan pacar pura - puranya ini.

Setelah berhenti memandang kegiatan Yoongi. Ia melihat - lihat atap Cafe tersebut dan pada akhirnya menemukan kejanggalan di dalam Cafe ini.

Tunggu, apakah tempat ini tempat terakhir kalinya gue dan Yoongi bertemu? Tempat yang gue buat mengakhiri hubungan pura - pura itu? Tempat dimana Yoongi masih memiliki ingatan tentang gue? - batinnya bertanya - tanya.

Ia berusaha melihat sekelilingnya dan pada akhirnya ia yakin jika tempat ini memang tempat terakhir kalinya ia dan Yoongi bertemu.

"Gue yakin ini tempatnya" teriaknya berhasil membuat semua mata yang ada disana menjadi menatapnya termasuk Yoongi.

"Wae?" tanya Yoongi datar berusaha menyembunyikan rasa malu yang menghampirinya karena teriakan sang klien.

"Ani" ucap Jihyo tegas dengan senyum manis yang mengembang di bibirnya, namun malah membuat Yoongi penasaran.

Yoongi yang melihat sang klien tersenyum - senyum tidak jelas hanya bisa menghembuskan nafas gusar. Ada apa sebenarnya dengan sang kliennya ini, mengapa saat tersenyum wajahnya tampak familier.

"Apakah kita pernah bertemu?"

Deg.

Senyum Jihyo luntur saat Yoongi menanyakan hal itu, benarkah ia tak mengingat sedikit pun kenangan tentangnya? Bagaimana ia bisa lupa selama ini? Kenapa hanya Jihyo yang mengingat kenangan mereka dulu? Jika Jihyo bisa jujur, ia akan menjawab lebih dari sekedar bertemu.

"Sebenarnya ki.. "

"Yoongi-ya" panggil seseorang.

Mereka berdua refleks menolehkan kepala kearah sumber suara. Yoongi dengan wajah kesalnya langsung saja mengucapkan sumpah serapah. Hal itu justru berbanding terbalik dengan Jihyo, wajahnya nampak seperti orang terkejut ketika mengetahui sang pemilik suara itu adalah Irene.

"Irene?" lirihnya dengan mata terbelalak.

***

Maaf baru up lagi.. Moga suka..

Mian gaje 😅

Love In BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang