Hari ini kau terlihat lesu, tidak seperti biasanya. Tadi pagi kau pun tidak pergi bersama Rowoon, dan lagi pula kau juga malas pergi dengannya.
Dikelas pun kau hanya diam dan lebih memilih meletakkan kepalamu di meja sambil mendengar lagu. Saat sedikit lagi kau akan terlelap, tiba-tiba suara yang tak asing ada di sebelahmu. Kau pun terbangun dan mengangkat kepalamu. Dan orang itu adalah Rowoon.
"Kau kenapa?. Hari ini tidak bersemangat seperti biasanya, kau sedang sakit ya?," tanya Rowoon. Kau pun hanya menggeleng.
Kau pun kembali meletakkan kepalamu dimeja dan memasang headset mu lagi. Namun Rowoon mencegahnya.
"Ayo kekantin, jangan tidur terus," ajaknya.
"Tidak,Woon. Aku ingin tidur saja," jawabmu.
"Kau kenapa sih?," tanya nya lagi.
"Aku tidak apa-apa. Kalau kau mau kekantin pergi saja dulu," ucapmu.
"Baiklah. Kau tidur saja dulu, nanti aku bangunkan," katanya dan kau mengangguk.
Setelah ia keluar kelas, kau pun hanya bisa menatapnya dari belakang. Kau kembali ke pikiranmu kemarin, bagaimana kalau Rowoon pergi seperti itu namun tidak kembali lagi.
Kepalamu semakin sakit, dan kau pun melanjutkan tidurmu....
Kelas sudah selesai, kau pun merapikan semua alat-alat tulis mu. Kau sudah tidak melihat Rowoon, kemungkinan ia keluar lebih dulu.
Saat kau berada di parkiran, kau melihat Rowoon sedang duduk diatas motornya sambil memainkan ponselnya. Kau berfikir, mungkin saja ia menunggumu. Kau pun langsung menghampirinya.
"Rowoon, kau belum pulang?," tanyamu.
"Iya. Aku menunggumu, tapi bukan untuk mengantar melainkan aku ingin bilang, bahwa hari ini kau pulang sendiri dulu ya. Aku ada urusan penting," jelasnya.
Kecewa?. Itu yang kau rasakan saat ini, tadi pagi dia tidak menjemputmu dan sekarang juga tidak mengantar mu pulang. Tapi, kau berusaha untuk berfikir positif dan mengizinkannya pergi.
"Baiklah. Urusanmu lebih penting bukan," katamu.
"Iya ini penting. Terimakasih ya, kau sudah mengerti. Aku jalan dulu, kau hati-hati," katanya sambil mengusap puncak kepalamu.
Kau bisa melihat Rowoon semakin menjauh dan meninggalkan area kampus. Kau pun juga pergi dari sana, dan berjalan menuju halte. Walau halte lumayan jauh, kau tetap memilih untuk berjalan kaki sambil menikmati jalanan sore.
Kau pun melewati salah satu cafe disana, namun saat kau melihat para pengunjung dicafe tersebut, kau melihat seseorang yang sangat kau kenal dan dia adalah Rowoon. Dia bersama kedua orang tuanya. Namun, tak lama datang lah sebuah mobil. Dan saat kau melihat orang yang turun dari mobil itu, kau sangat kaget, karena ia adalah Lee Yeonjin yang kemarin. Dia juga terlihat bersama orang tuanya.
Kau yang penasaran pun, masuk ke cafe itu secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan. Kau duduk membelakangi Rowoon. Tak lama pembicaraan mereka pun dimulai. Dan sepertinya sesuatu yang serius.
"Tuan Kim, sudah bisa dimulai kan?," tanya seseorang yang mungkin orang tua Yeonjin.
"Tapi Chani belum kembali dari toilet," kata ayah Rowoon.
"Ternyata Chani juga ikut. Sepertinya ini sangat penting," batinmu.
"Tak apa. Ini kan soal mereka berdua," ucap tuan Lee itu.
Sebelum mendengar lebih jauh, di pikiranmu tiba-tiba muncul persepsi yang sangat kau takuti.
"Baiklah," lanjut tuan Kim.
"Jadi kapan kita bisa menjodohkan anak kita?," tanya tuan Lee.
"Apa?," kata Rowoon tiba-tiba. Mungkin ia juga belum tahu akan hal itu.
"Kalian menyuruhku datang kesini untuk dijodohkan dengan Yeonjin?," tanya Rowoon tidak percaya.
"Maaf sebelumnya kami tidak memberi tahumu. Ini juga atas permintaan orang tuamu," kata nyonya Lee.
"Tapi bagaimana dengan Park y/n. Dia adalah kekasihku," kata Rowoon.
"Saran kami, lebih baik kau menjauhi gadis sederhana itu. Saat pertama kali kau mengenalkan nya pada kami, kami sudah tidak setuju. Namun melihatmu sangat menyukainya kami pun membiarkannya dulu. Tapi untuk saat ini, sebaiknya kau menjauhinya saja," kata ayah Rowoon.
"Tapi---," ucapan Rowoon terpotong karena Chani tiba-tiba menyapamu.
Kau lupa, kalau kau duduk menghadap ke arah pintu belakang berada. Jadi kalau Chani ke toilet, otomatis ia bisa melihatmu jika ia ingin kembali kemeja keluarganya itu.
"Hai Nuna. Kau sudah lama disini?," sapanya.
Kau yang sudah ketahuan pun memilih untuk menyapa balik Chani.
"Hai Chani. Aku baru disini," balas mu.
"Y/n. Dari tadi kau disana?," tanya Rowoon.
Kau pun tidak menjawab pertanyaan Rowoon. Kalau lebih memilih untuk meninggalkan cafe itu dan juga berpamitan pada orang tua Rowoon sebelumnya.
"Paman bibi. Maaf jika karena aku acara kalian terganggu, kalau begitu aku permisi dulu," pamitmu.
Sementara Rowoon hendak berdiri dan mengejarmu, namun ia ditahan oleh wanita itu.
"Kau mau kemana?," tanya Yeonjin.
"Aku ingin mengejar y/n. Lepas," kata Rowoon.
"Duduk Rowoon," ucap ayah Rowoon tegas.
"Sudahlah, jangan kejar gadis itu. Disini ada urusan yang lebih penting, duduk lah," ucap ibu Rowoon.
Rowoon pun memilih duduk dan sangat merasa bersalah pada y/n. Namun, ia tidak bisa melakukan apapun. Sementara Chani yang ingin menyusulmu juga ditahan oleh orang tuanya.
...
Kau pun langsung pulang kerumahmu dan merebahkan diri kekasur. Kau sangat ingin menangis, dan meluapkan rasa sakit hati itu. Ternyata, apa yang kau pikirkan tadi memang benar.
Tapi, sepertinya air matamu memang sangat ingin keluar dari tempatnya. Buktinya, sekarang kau sudah menangis segugukan. Hanya karena masa lalu Rowoon telah kembali, perjalanan cintamu hampir kandas, atau mungkin saja kandas. Mengingat orang tuanya bersikeras menyuruh Rowoon untuk menjauhimu.
Walau begitu, saat ini kau masing berharap Rowoon mengirim mu pesan singkat atau tidak menelfon mu. Tapi nyatanya tidak ada notifikasi yang masuk ke ponselmu. Lagi-lagi tangisanmu semakin menjadi.
Karena sedari tadi menangis, membuatmu lelah dan juga pusing. Kau pun tertidur tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
...
Next part➡️
Gimana sih perasaan kk² jika ada di posisinya si y/n?. Boleh komen dibawah ya.
Semoga masih suka sama cerita aku dan tetap nyaman dalam membaca.
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca.
Terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Popular • Rowoon x You [Hiatus]
FanficCerita tentang kamu dan si manusia tiang a.k.a Rowoon... ... Mohon maaf bila ada kesamaan dalam cerita, itu merupakan unsur ketidaksengajaan. Mohon dikoreksi jika ada perkataan yang salah dan disertai dengan komentar yang baik. Terimakasih..... Happ...