Enem: Kumpul

975 126 4
                                    

Tidak terasa semester ganjil hampir terlewati. UAS selesai, maka liburan pun tiba.

"Iya, hyung. Aku setuju sama Dino. Kita camping saja. Lagipula outdoor kan pasti buat refreshing." Vernon dengan semangat menyahut.
"Tapi aku takut hantu, Bonon. Nanti kalau ada hantunya gimana? Trus nanti kalau ada ular? Harimau? Singa? Aku gamau mati mengenaskan." Seungkwan manyun.
   
  
  
Mingyu yang mendengar perkataan Seungkwan pun terpaku. Sebenarnya ingin saja Mingyu menyahuti bahwa sebenarnya ada roh perempuan yang berada di sampingnya setiap saat. Tapi, ia tidak mau Seungkwan ketakutan dan berakhir tidak lagi mau berteman dengannya.
   
  
  
"Yaudah. Kita liburan ke villa aja."
Wonwoo tiba-tiba datang dengan segerombolannya bergabung dengan Mingyu dan teman-temannya.
  
"Wahh. Ide yang bagus itu. Apalagi kalau vilanya bisa kita gunakan hanya untuk kita selama beberapa hari." Minghao menyahut.
"Juga akan seru lagi kalau ada rooftop, kan. Tidak kalah seru dengan api unggun di hutan." Jun menambahkan.
  
  
  
Ya. Mereka sebenarnya sudah saling mengenal di kelas. Hanya saja tidak mencoba bergabung.
  
  
  
Sementara itu, Wonwoo memandangi Mingyu yang sedang makan.
  
"Kau makan lagi? Bukannya kau sudah makan di kamar? Juga kau bawa bekal kan."
Wonwoo memangku dagunya.
"Berisik."
"Butuh minum? Aku bisa sekalian jalan ke sana."
"Tidak."
  
"Hey. Hey. Hey. Lihat. Lihat." Jeonghan memecah pembicaraan mereka. "Lihat mereka yang sedang pdkt."
"Apa sih, Jeong-hyung? Kau mau juga? Kau kan ada-"
"Diamlah."
Wonwoo langsung mendengus kesal karena Mingyu menyuruhnya diam dan langsung disambut gelak tawa oleh yang menonton mereka.
  
  
  
"Oke. Jadi kita ke villa ya. Biar aku dan Seungcheol hyung yang mengurus tempatnya. Nanti tinggal pikirkan logistiknya saja." Seokmin menutup pembicaraan tentang liburan akhir tahun mereka.
  
"Aku duluan." Mingyu beranjak dari kursinya.
"Hati-hati, Mingyu-hyung!" Three musketeers kompakan dan dibalas lambaian tangan dari Mingyu.
  
"Aku juga duluan, ya. Bye, semua."
"Bye, Wonwoo-sunbaenim."
"Bye, Won."
  
  
   
Wonwoo mengeluh.
"Aish. Kemana perginya lelaki berkaki panjang itu? Cepat sekali."
  
Wonwoo pun bertanya-tanya pada orang sekitar.
  
"Apa kaliah lihat Kim Mingyu?" Tanya Wonwoo.
"Ya. Kami melihatnya. Kim Mingyu sunbaenim mengarah ke rooftop gedung perpustakaan."
"Baiklah. Terima kasih."
  
  
  
Wonwoo segera mengarahkan diri menemui Mingyu.
  
   
  
  
  
  
   
   
  
   
Wonwoo menemukan Mingyu sedang membaca di suatu bangku di bawah pepohonan.
  
Tanpa banyak bicara, Wonwoo tiduran di samping Mingyu dengan kepalanya di atas paha Mingyu dan mengeluarkan gawainya. Ia memainkan Supers*ar Pled*is tanpa suara.
  
Ayolah.
Wonwoo sudah hapal semua lagu yang ada disana.

Wonwoo hanya tidak ingin menganggu ketenangan Mingyu dalam membaca.
   
'Entahlah. Ketika ia sedang membaca, aura manisnya seakan menguar.'
Pikir Wonwoo.
   
Dan untungnya Mingyu tidak menolak Wonwoo yang meletakkan kepalanya di pahanya.
   
  
  
  
  
   
    
Tiba-tiba, permainan jari Wonwoo terhenti.
   
Ia mendengar isakan tangis.
  
  
  
"Gyu? Kau menangis?"
"Ah. Tidak. Ini hanya bacaannya sedang sedih suasananya."
   
Hubungan mereka membaik, sehingga Mingyu tidak terlalu tertutup padanya jika sedang berdua.
   
Wonwoo pun melanjutkan permainannya.
  
   
  
Tak lama, ia merasakan tubuh Mingyu bergetar.
   
Wonwoo mematikan gawainya dan melihat buku Mingyu, lalu bangkit duduk menghadap Mingyu.
   
  
   
"Oh. Begitu. Kau menangisi buku matematika ini, Gyu?"
Mingyu mendengar nada serius Wonwoo dan sedikit tersentak.
   
Wonwoo menutup buku Mingyu dan menaruhnya di meja.
   
Ia menarik Mingyu ke dalam pelukannya.
   
  
  
Tangisan Mingyu menjadi. Ia tidak mengatakan apapun, yang terdengar hanya isakan tangisnya. Ia pun memeluk leher Wonwoo.
   
Wonwoo menenggelamkan kepala Mingyu ke ceruk lehernya dan menempelkan wajahnya di rambut Mingyu. Ia mengelus punggung Mingyu dengan lembut.
   
"Ada yang mengganggumu?"
Mingyu menggeleng.
"Lalu?"
  
Mingyu mengatur nafasnya.
  
"Aku tidak mau kehilangan teman-temanku."
Mingyu menceritakan kejadian pembicaraan liburan yang Seungkwan katakan.
   
"Ah. Begitu. Tidak apa-apa. Mereka akan baik-baik saja. Tenang saja, hmm?"
Mingyu mengangguk.
   
Mingyu pun menenangkan diri dan membereskan bukunya.
   
  
  
"Aku akan pergi dan baru kembali senin."
"Gyu? 5 hari?"
"Iya."
"Aku ikut."
"Jangan."
"Tapi aku mau ikut." Wonwoo manyun.
"Kau ada jadwal kelas. Jangan bolos lagi, Jeon."
"Baiklah, Kim Mingyu sunbaenim." Wonwoo tersenyum dan mencubit kedua pipi Mingyu.
   
Mereka pun pergi meninggalkan rooftop.

⏸️The Boy || MEANIE (WONGYU) | IDN ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang