Anggota Lainnya
Pada hari kamis berikutnya kelas tiga diliburkan. Para murid kelas tiga dari empat sekolah berbeda yang berpartisipasi pada pertandingan persahabatan telah berada di lapangan utama setelah pembagian kelompok tenda selesai.
Masing-masing kelompok terdiri dari tujuh atau delapan orang, dan mereka akan mencari anggota sendiri. Sisa murid yang tidak memiliki kelompok akan bergabung membentuk kelompok bersama.
Setelah pemberitahuan untuk membentuk kelompok diumumkan, Heri secara antusias mengeluarkan kertas dan pulpen untuk segera menulis nama anggota kelompoknya. Dia menarik Ogi agar masuk ke dalam kelompok, kemudian menatap teman-temannya dengan bingung. "Kurang satu."
Selain Heri, yang lain pada dasarnya sulit untuk memiliki hubungan yang akrab dengan murid lain. Walaupun Ciko sering berinteraksi dengan banyak murid, tetap saja dia tidak merasa memiliki persahabatan dengan mereka. Sehingga mereka berenam merenung dan memperhatikan murid lainnya membentuk kelompok.
Yudan duduk di atas tas besar milik Doni sambil menikmati cemilannya. "Sisanya cari cewek saja."
Mereka serentak menatap datar Yudan.
Doni menatap tasnya yang dianiaya dan menjawab Yudan dengan sabar. "Ya gak bisalah, Yud. Kelompok cewe ama cowo beda, gak bisa dicampur."
Yudan mendengus keras, mencelah peraturan yang tidak menyenangkan itu.
Jala tidak mau repot-repot berpikir. Jangankan memiliki teman dari kelas lain, bahkan menatap dia saja mereka akan merinding dan menjauhinya. Sehingga dia hanya bisa memperbudak Heri, "Lu cari anggota lainnya! Jangan yang menyebalkan kayak lu dan merepotkan kayak babi itu!" Perintah Jala tegas, di akhir kalimatnya dia melirik Yudan yang sedang menggigit roti.
"Siapa yang lu panggil babi?" Tanya Yudan tidak senang.
Jala melirik Yudan sinis, lalu mengambil ponselnya dan membuka game online. Secara langsung mengabaikan pertanyaan Yudan.
Heri berpikir sebentar, lalu mengangguk patuh. Dia mulai melihat sekeliling dan matanya langsung mengunci seseorang. Sambil terkekeh nakal, Heri berjalan untuk menghampiri satu persatu murid yang belum bergabung dalam kelompok.
Beberapa menit kemudian, Heri datang membawa seorang siswa dengan bangga. Siswa itu datang dengan enggan dan menatap penuh kebencian pada Heri.
Doni memperhatikan siswa yang berada di belakang Heri, dan bertanya dengan penasaran. "Her, gimana caranya lu culik dia?"
Heri mengedipkan matanya dengan polos tanpa dosa. "Culik? Dia teman gue." Senyum jahil melintas di wajahnya sebelum digantikan dengan tampang sok polos dan suci.
Siswa itu, "+_#$_#@&+(+" Gue gak punya teman kayak dia!
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Teen FictionWarning* *Cerita ringan yang beberapa chapter hanya berisi satu atau dua kalimat doang. *Terdapat kata-kata kasar/umpatan. *Tidak ada prolog/sinopsis, langsung baca aja. Cerita sepaket : Titik Bukan koma (TBK) > MangaToon/Noveltoon