Jeneponto pt.1

33 11 2
                                    

- Ayana -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Ayana -

(05.00 pm)

"Itu, disitu. Yang itu aja." Aku menunjuk salah kios penjual semangka yang berjajar disepanjang jalan.

Yuta menepikan mobilnya seperti yang kuminta.

"Semangka!"

"Ckckck, bocah."

"Tapi suka kan?"

"Gak."

"Oh." Aku mendengus, langsung turun dari mobil.

Saat aku memilih buah semangka, Yuta berdiri di sampingku, tiba-tiba mengacak poniku. "Gak suka, tapi sayang."

"Halah, gombal." Aku mengabaikan Yuta dan memilih fokus memilih semangka."Manis ji ini semangka ta' toh, Daeng?" (Ini semangkanya manis kan, daeng?)

"Iya mi anne mandike' liba' tanning."

Aku diam. Tidak begitu paham.

"Katanya tuh ini semangka yang paling manis." bisik Yuta.

"Ooh."

Akhirnya aku membiarkan Yuta yang bicara dengan bapak-bapak penjual semangkanya. Kami membeli tiga buah.

"Banyak banget. Emang bisa dihabisin sendiri?" tanya Yuta setelah membayar semangka yang kami beli.

"Bisalah!"

"Awas pipi, awas."

"Sakit!"

Aku memukul tangan Yuta yang mencubit pipiku. Heh, kebiasaan!

"Daeng, bisa ki' sekalian potong-potong mi'?" (Daeng, semangkanya bisa sekalian di belah?)

Bapak penjualnya mengangguk, tersenyum ramah. Ia mengambil salah satu semangka lalu dibelah menjadi dua.

"Oh, kayaknya di mobil ada tupperware, deh."

Yuta membuka pintu mobilnya. Mencari-cari sesuatu. Tidak lama ia kembali sambil membawa tupperware ukuran sedang berwarna merah.

"Eh, itu bukannya tupperware punyaku?"

"Emang." Jawab Yuta santai. Ia menyerahkan tupperware nya kepada si bapak penjual semangka.

"Iih, padahal aku udah nyari kemana-mana, taunya ada sama kamu! Itu tupperware sakral punya mama. Kalo hilang bisa-bisa namaku dicoret dari KK."

"Gak apa-apa kalo beneran dicoret."

"Ngomongnya gak pake filter."

"Kalo dicoret dari KK, yaudah nanti kita bikin KK baru. Nama aku yang paling atas, trus nama kamu—Aaah!"

"Berisik!"

Aku mendengus kesal setelah sempat menginjak kaki Yuta.

Dasar!

Setelah membeli semangka, kami melanjutkan perjalanan. Aku menikmati semangka ku. Sesekali kubagi kepada Yuta.

"Enak?" Yuta melirikku sekilas, lalu fokus lagi ke jalan.

"Heheh, makasih."

"Heheh, makasih."

Yuta jelas mengejekku.

"Sekarang aja baru bilang makasih, tadi kakiku dianiaya."

"Ya, salah sendiri."

"Salah aku dimana coba?"

"Enngggg." aku mengunyah semangka sambil berpikir, "pokoknya salah."

"Iya, iya, paham. Cewek selalu benar."

"Pinter."

"Ay."

"Hmm?"

"Semangka nya beneran manis, yah?"

"Iya, penjualnya gak bohong."

"Tapi masih lebih manis Ayana-ku, sih."

***

Tbc

Kemarin kayaknya lupa update deh..

Okeee triple up krna Yuta mau ultah

Pulang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang