Episode 23

397 46 14
                                    

Prajurit Momo memapah Ipsaeng yang sudah babak belur ke tenda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prajurit Momo memapah Ipsaeng yang sudah babak belur ke tenda. Dua prajurit itu sedang berpatroli saat melihat Yangcha memukulinya di dekat batu besar pembatas wilayah Suku Ago.

"Oh... Kak Ipsaeng?" Satenik mengenalinya.

"Kau mengenalnya?" Tanya Karika.

"Kami bertemu di Ddoldambul. Dialah yang memprovokasi budak-budak di sana untuk melawan penjaga dan kabur. Tapi aku tertangkap lagi. Mungkin itu sudah takdir Dewa, karena akhirnya aku bisa bertemu Tanya-nim dan suku kita selamat."

"Lalu mengapa ia babak belur begini?" Tanya Karika.

"Tadi pengawal permaisuri memukulinya, mungkin mengira dia mata-mata atau penyusup," jelas salah satu prajurit.

Tanya mengernyit melihat wajah Ipsaeng yang berdarah-darah, "tidak mungkin Yangcha memukuli orang tanpa sebab yang jelas. Jika ia mengira ada penyusup atau semacamnya, daripada memukul sampai seperti ini, lebih dulu ia akan merantai orang itu dan dihadapkan pada kita."

"Tapi memang dia memukuli orang ini seperti sedang kerasukan. Kalau kami tidak memisahkan mereka, mungkin orang ini sudah mati," kata prajurit itu.

Tanya menoleh ke kiri dan kanan, "Di mana Yangcha?"

~~~

Yangcha masih duduk bersandar di batu besar. Satu kakinya diselonjorkan, sedang kaki yang lain ditekuk dan lututnya memangku lengannya. Dari jemarinya masih menetes darah dari wajah Ipsaeng yang dipukulinya tadi. Matanya tertutup rapat, namun tidak terlelap.

Tanya memandangnya dari kejauhan. Ia ingin bertanya, apa yang telah terjadi? Namun ia mengurungkan niatnya.

Mata Yangcha terbuka. Ia menoleh, melihat punggung Tanya yang makin menjauh.

---

Keesokan paginya, setelah mendapat perawatan, Ipsaeng diinterogasi di hadapan Tanya dan Karika. Saya dan Asa Yon juga ada di sana. Mereka duduk melingkar di atas tanah, bahkan Yangcha juga ikut duduk bersama. Di luat Arth, semua sama rata, tidak ada yang lebih tinggi maupun rendah derajatnya. Tanya sempat melirik Yangcha yang memalingkan wajahnya saat Ipsaeng datang.

"Aku sedang kabur dari kejaran orang-orang yang ingin menangkap dan menjualku," Ipsaeng memulai penjelasannya.

Sejak hancurnya persatuan Suku Ago, terjadi perang antar klan setiap tahun. Dan tiap klan saling menjual anggota klan musuhnya sebagai budak di Arth.

"Kau berasal dari klan apa?" Tanya Karika.

"Klan Tae. Namaku Ipsaeng."

"Jadi kau akan dijual oleh Klan Myo?" Tebak Tanya.

Ipsaeng mendengus sambil tersenyum miring, "tidak, aku akan dijual oleh ayahku sendiri."

Saat itu Yangcha menoleh dan meliriknya.

[Idn-AC FF] Unspoken Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang