04.

51 18 2
                                    

Varo melempar jaketnya asal lalu baring di sofa dengan lengan tangan menutup wajahnya. Hari ini hari yang sangat melelahkan baginya

"Varo.. " panggil pria paruh baya, Varo membuka matanya dengan penuh emosi ia beranjak dari tempatnya menuju ke kamar

"Varo tunggu papa mau bicara" ucap pria itu yang di duga papa varo. Varo berhenti sejenak "saya sibuk" ketus Varo

Varo melangkahkan kakinya ke kamar dan menutup pintunya kasar. Ia langsung menuju balkon kamarnya

Ia memejamkan matanya lalu merogoh kantongnya dan melempar gelang yang berwarna coklat ke sembarang arah

~~~~

Dhita bangun pukul 5.00 pagi hal ini sangat langkah bagi Dhita biasanya ia paling susah untuk bangun

Dhita mengikat rambutnya asal lalu turun ke dapur "pagi mama" sapa Dhita dari belakang Intan lalu memeluk punggung Intan

"eh tumben jam segini udah bangun" jawab Intan sambil mencium puncak kepala Dhita

"maa biar Dhita aja yang buat nasi gorengnya" tawar Dhita sambil mengambil alih pekerjaan Intan.

"emangnya bisa? " ejek Intan "bisa dong gini gini Dhita jago kalau buat nasi goreng" Dhita yang membanggakan dirinya. Intan hanya bisa menggeleng dan tersenyum

Dhita menyiapkan makanan di meja makan hari ini ia berencana ingin memberikan Varo nasi goreng buatannya

~~~~

'TEEETTT TEEETTT' bel istirahat berbunyi

"kei gue ke kelas Varo dulu yah? "

"mau ngapain lo? " tanya keisha penasaran

"ada deh wleee" Dhita mengejek Keisha lalu berlari kecil menuju kelas Varo

Tak jarang juga Dhita menyapa beberapa orang yang bertemu dengannya Dhita di sekolahnya terkenal dengan sikapnya yang friendly

Sesampai di kelas Varo dia tidak menemukan Varo di sana hanya ada dua curut yang asik mengobrol sambil tertawa. Dhita menghampiri Zian dan Melvin

"Varo di mana? " tanya Dhita sambil mengedarkan pandangannya di kelas itu "lagi di ruang musik" jawab Zian
"mau ngasih makanan yah" goda Melvin sambil melirik tempat bekal yang di pegang Dhita. Melvin ingin mengambil makanan dari tangan Dhita tapi di tepis langsung oleh Dhita

"enak aja ini tuh buat Varo" ujar Dhita
"yaudah biar kita aja yang wakilin" sambung Zian "gak gak gak mau" Dhita menyembunyikan tempat bekalnya di belakang punggungnya

Mereka berdua hanya tertawa melihat eskpresi Dhita seperti induk ayam yang ingin di ambil anaknya

Dhita langsung keluar dari kelas Varo dengan wajah cemberut nya hal itu bukan membuat wajahnya jelek malah terlihat lebih imut dengan pipinya yang chubby

Dhita menuju ruang musik, di depan pintu Dhita mendengar alunan lagu dari gitar yang sangat merdu ia mengintip lewat sela sela pintu ia mendapatkan Varo memainkan gitar, Dhita tercengang ternyata Varo bisa main gitar juga

"hai" ucap Dhita ia tiba tiba merasakan degup jantungnya kencang karena di tatap oleh mata hazel milik Varo

Varo hanya menaikkan alisnya satu seolah olah bertanya kenapa

"ini Var bekal buat lo" Dhita menyodorkan tempat makannya "gue udah makan" jawab Varo datar

"ini bikinan gue lo harus coba"

"simpan" Varo mengkode lewat dagunya

Mereka terdiam cukup lama Dhita membenci suasana canggung akhirnya ia membuka bicara

"Var lo..." belum sempat Dhita melanjutkan ucapannya bel masuk sudah berbunyi

Varo langsung pergi tanpa menghiraukan Dhita yang masih ingin bicara

Dhita berjalan di belakang Varo dengan menunduk tiba tiba Varo terhenti dan Dhita menabrak punggung Varo

Dhita memegangi kepalanya yang bertabrakan dengan punggung Varo. Varo tiba tiba berbalik badan dan berlalari Dhita yang melihatnya hanya mengendikkan bahu

TBC

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

cheerful vs cold (CVC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang