Mother

432 77 1
                                    

[14 oktober 2019]

"Aku tahu tempat ini."

Keempat pasang mata yang sebelumnya terpaku pada sebuah gedung kini teralih pada sesosok lelaki muda yang baru saja berbicara. Salah seorang dari mereka bahkan kini menampilkan raut tak percaya. Namun yang ditatap hanya menaikkan sebelah alisnya—tak mengerti apa yang membuat mereka terkejut.

"Kau tahu darimana tempat ini?" Mingyu menatap kearah Winwin dengan raut penuh ketertarikan.

Yang ditanya tampak ragu selama beberapa saat. Lelaki itu baru menjawab setelah mendapatkan tepukan dipundaknya. "Haneul yang memberitahukannya padaku. Dia selalu datang kemari setiap rabu sore dan terkadang ia akan memintaku untuk menemaninya kemari." Ucapnya. Lelaki itu kemudian menundukkan kepalanya saat menyadari sesuatu. "Ah, jadi dia disemayamkan disini sama seperti bibinya? Kurasa dia benar-benar menyayanginya, huh?"

Hayeon tampak terkejut. Perempuan itu berjalan menghampiri lelaki yang baru saja selesai berbicara dan mencengkram bahunya erat—meminta perhatian dari lelaki itu. "Bisa kau ulangi perkataanmu tadi, Winwin?"

Winwin tampak bingung. Namun lelaki itu tetap menjawab. "Perkataanku yang mana? Tentang Haneul yang disemayamkan disini sama seperti bibi kalian?" Yang langsung disambut dengan anggukan keras dari wanita dihadapannya.

Kedua bola mata wanita itu terbelalak saat ia menyadari sesuatu. Cengkraman pada bahu lelaki dihadapannya pun sontak terlepas saat ia tanpa sadar mulai berjalan menjauh dengan raut terkejut dan marah yang tertanam di wajah cantiknya. Satu-satunya wanita lain yang juga berada di tempat itu dengan segera menghampirinya dan menggenggam tangannya—mencoba memberi kekuatan.

"Ada apa?"

Dengan tubuh yang entah mengapa tiba-tiba terlihat bergetar, wanita itu menatap kearah Miyeon yang tampak tak mengerti. "Apakah adikku pernah mengatakan sesuatu tentang keluarga kami? Tentang ibuku?"

"Tidak banyak. Ia hanya mengatakan pada kami semua bahwa kedua orang tua kalian sudah bercerai sehingga ia kini hidup bersama ibu dan nenek kalian. Ibu kalian sangat sibuk bekerja sehingga beliau tidak pernah sempat datang ke semua acara yang sekolah kami adakan sementara nenek kalian sudah terlalu tua." Miyeon menjentikkan jarinya saat menyadari sebuah kejanggalan diceritanya. "Ah! Omong-omong dimana ibu kalian? Aku tidak melihatnya ada di rumah nenek kalian tadi. Apakah ia sedang bekerja?"

Hayeon menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Itu ibuku.."

Merasa tidak mengerti dengan apa yang sedang dibicarakan oleh wanita didepannya itu, Miyeon kembali mengulang pertanyaannya. Namun lagi-lagi wanita dihadapannya itu kembali menggumamkan jawaban yang sama sehingga membuatnya tanpa sadar mengerutkan kening.

Eunwoo—yang paling cerdas disana langsung menangkap pesan yang disampaikan oleh Hayeon. Lelaki itu tampak sangat terkejut dan raut penyesalan tergurat dengan jelas di wajah tampan lelaki bernama lengkap Cha Eunwoo tersebut.

Mingyu mengarahkan lirikan matanya kearah Eunwoo. "Hey, sebenarnya ada apa? Aku tidak mengerti dengan apa yang dia katakan tadi." Lelaki itu kemudian beralih kearah lelaki disebelah kanannya. "Hey, Winwin. Kau mengerti dengan apa yang sedang mereka bicarakan?" Yang hanya dibalas dengan gelengan lemah.

Eunwoo menghela nafasnya. "Selama ini bukan bibinya yang disemayamkan disini melainkan ibu mereka. Haneul berbohong pada kita semua."

Semuanya akhirnya jelas bagi Winwin. Tatapan terluka yang perempuan itu berikan padanya saat ia mengatakan bahwa perempuan itu tak tahu apapun tentang keluarganya serta alasan demi alasan yang selalu ia ucapkan ketika semua orang menanyakan tentang keberadaan keluarganya, semuanya Haneul lakukan untuk menutupi fakta bahwa ibunya sudah meninggal dunia.

That Autumn - Winwin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang