-02- One Month

14 2 0
                                    

Sebulan sudah, Shinta menjalin kasih dengan Alex.
Tanggal 25 Juli, Hari lahirnya Shinta.
Alex berencana mengajak Shinta ke suatu tempat.

Dia menutup mata Shinta dengan sapu tangannya yang mengikat di kepalanya.
Alex menuntunnya memasukki mobil sport hitamnya.

Alex menyalakan mesin mobilnya.

"Lex, Kamu mau bawa aku kemana?." tanya Shinta dengan penasaran.

Alex tersenyum, pria itu tak menjawabnya. Dia melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat.

***

"Halo, Tante." ucap Dini saat menerima panggilan.

"Dini, Kamu lagi sama Shinta engga?." ucap Marinka, Ibu Shinta.

"Oh, engga tante." jawab Dini
"memangnya ada apa Tante?."

"Ibu dari tadi ngehubungi Shinta tapi engga di angkat." terdengar sekali kecemasan Marinka lewat telphone canggih Dini.

Dini sesekali melirik Rio tengah bermain dengan kucing liar,
"Tante, hari ini kan Shinta ada jadwal kuliah." dustanya.

Rio, kekasih Dini yang tengah asik bermain bersama kucing lantas mengarah kekasihnya itu dengan menggelengkan kepala secara dramatis seraya berdecak.

"Iya, Tan." sahut Dini kemudian telphone itu terputus oleh Marinka.

"Meong, liat tuh Dini. Bohong." kata Rio pada Kucing yang tengah menggigit-gigitti tangannya.

Dini yang mendengar ucapan Rio melemparkan tatapan kesal padanya.

***

Sepasang sejoli itu telah sampai di tujuan. Alex menuntun Shinta memasuki kamar apartemennya lalu membuka penutup mata yang menutupi mata Shinta.

Shinta yang terkejut sontak menutup mulut dengan kedua tangannya melihat kumpulan kelopak bunga tersusun berbentuk hati di atas ranjang lantas mengarah Alex yang berdiri di sampingnya.

"Gimana?." tanya Alex pada Shinta.

Shinta menurunkan tangannya lantas memberikan senyuman pada Alex.

Alex menarik Shinta hingga membuat wanita berusia 19tahun itu terbaring di atas ranjang. Pria itu berada di atas tubuh Shinta, bibirnya mengarah lehernya.
Shinta sempat memalingkan wajahnya dan mendorong tubuh Alex, namun, tenaga Alex yang kuat membuatnya tak berdaya.

Pria itu meraih bibir Shinta lalu menempelkan bibirnya hingga membuat wanita berusia 19 tahun itu terlena begitu saja.

***

"Din, tumben Shinta engga ngechat." seloroh Rio pada Dini yang sedari tadi memandang ponselnya.

Sontak, Dini mengarah Rio. Pria itu tengah asik menikmati pecel ayamnya lantas Dini hanya diam menatap Rio yang begitu lahap menyantap pecel ayam. Pria itu menyadari Dini menatapnya lantas menyodorkan tulang ayam padanya.
"Meng makan, Meng."

Dini menepis tangan Rio hingga membuat tulang itu terjatuh ke meja.
"Kekanakkan banget sih!." gerutunya.

Rio melihat sekitarnya yang untungnya sepi hanya ada bapak penjual saja yang tengah menyaksikannya.
Dia kembali mengarah Dini.
"yaudah, makan tuh nanti gue habisin sih kalau engga di makan." ucapnya membuat Dini langsung menyantapnya.

***

Nada dering berbunyi, Alex memberhentikan aksinya. Dia meraih ponselnya yang berada di atas meja bersebelahan dengan tempat tidur.

Shinta yang melihat Alex keluar dari ruangan itu lantas mengambil pakaiannya kemudian memakainya.

Selang beberapa lama, Alex kembali memasuki memasuki ruangan itu melihat Shinta terduduk di sisi ranjang dengan di baluti berpakaian lantas terduduk di sampingnya.

"Kamu mau kemana?." tanya Alex pada Shinta.

Shinta yang mengarah Alex, "Pulang." jawabnya.

Alex mencemberutkan bibirnya seperti anak kecil Shinta yang melihat tingkahnya lantas mengelus puncak kepala Pria itu.
"Sudah malem, Aku harus pulang kasian Dini sendirian di kost." tuturnya.

"Engga boleh." erang Alex seperti anak kecil.

Shinta lantas mengecup bibir pria itu membuat Alex tersenyum kemudian mengambil kemejanya.

180 DegreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang