Tujuh🍋

33 9 0
                                    

Adisty terjebak dengan situasi ini bersama Austin.

'ini semua gara-gara mama, kalo aja mama gak nyutuh aku pulang sama tuh paus. Gak bakal deh kaya gini. Berduaan sama orang yang nyebelin'

Tak lama Austin pun duduk di sebelah Adisty. Wajah nya terlihat begitu santai. Adisty bingung, dia sendiri sangat terbebani dengan perjodohan mereka. Tetapi Austin terlihat tak terbebani sama sekali.

"Perjodohan ini jangan libatkan perasaan" kata Austin tiba-tiba.

"Maksud lo apa?"

"Iya gitu, gue udah punya orang yang gue cintai. Dan itu gak bisa digantikan oleh siapa pun" kata Austin sambil menatap manik mata Adisty.

"Ok gue setuju, paling beberapa bulan atau beberapa tahun kita bakal pisah juga. Mana betah gue hidup berdua sama lo"

"Terserah, yang penting jangan libatkan perasaan. Gue gak suka" kata Austin lalu berdiri dan meninggalkan Adisty.

Adisty pun meyusul Austin dengan berlari kecil.

"Eh paus jangan tinggalin gue!" Teriak Adisty.

Austin tak menggubris. Dia tetap melanjutkan langkahnya ke arah mobil yang terparkir di pinggir jalan.

***

"Adisty lo kenapa sih dari tadi bengong mulu, emang kenapa?" Tanya Jihan. Melihat sahabatnya yang terlihat tak bersemangat seperti biasa.

"Gak papa gue cuma dateng bulan doang" Adisty tidak berbohong .

"Oh" jawab Jihan sambil menulis catatan pelajaran yang di sampaikan oleh guru.

'apa aku ceritain aja ya ke Jihan?'

Adisty pun memperhatikan pelajaran yang di sampaikan oleh ibu guru dengan pikirannya yang sedang bekelana entah kemana.

Kantin

"Lo jaga kursi ya... Gue sama Farlina pesen makanan dulu" kata Jihan disambut anggukkan oleh Adisty.

Dari kejauhan Adisty melihat Austin berjalan dengan Rachel. Dengan tangan Rachel yang bergelatu manja di lengan Austin. Melihat itu Adisty merasa jijik dengan Rachel.

"Murahan banget" kata Adisty.

"Apa yang murahan?" Tanya Tirta tiba-tiba yang sudah duduk di depan Adisty.

"Heh, kak Tirta ngapain disini?" Tanya Adisty terkejut.

"Cuma mau lihat lo" kata Tirta sambil menampilkan senyuman manis nya.

"Apaan sih gak jelas deh" kata Adisty memalingkan wajah nya yang mulai memerah.

Dari kejauhan Austin melihat kedekatan Adisty dengan Tirta. Dia memasang wajahnya sedatar mungkin dan berlalu begitu saja meninggalkan Rachel yang sedang memesan makanan.

Tak lama Jihan dan Farlina datang.

"Eh Ada Kak Tirta, mau ngapelin Adisty ya?" Goda Jihan.

"Apaan sih lo" kata Adisty sambil menatap nyalang pada Jihan yang tertawa kecil.

"Ya elah dia nya salting" kata Jihan lalu duduk di sebelah Adisty.

"Yaudah gue balik ke kelas ya, bye Adisty" pamit Tirta dan pergi dari hadapan Adisty.

"Cie..... Dia pamit nya cuma sama lo doang. Ada tanda-tanda nih " kata Jihan menggoda Adisty.

Adisty hanya diam dan menyantap makanannya. Sedangkan Farlina hanya melihat interaksi antara Jihan dan Adisty. Seketika mood nya memburuk.

"Lin, lo kok diem aja?" Tanya Jihan kepo.

"Gue cuma badmood aja, it's ok" jawab Farlina di sambut anggukan Jihan.

Mereka pun makan dengan hikmat. Tidak ada yang berbicara. Setelah makan Adisty mengajak Jihan dan Farlina untuk pergi ke taman belakang.

"Lo ngapain bawa kita kesini?" Tanya Jihan.

"Gue mau ngomong sesuatu" Kata Adisty sambil melihat situasi sekitar taman yang sepi.

"Penting banget ya, sampe bawa kita kesini. Apa gak di kelas aja?" Kata Farlina.

"Penting banget, ini menyangkut masa depan gue"

"Masa depan" kata Jihan bingung.

"Sini" perintah Adisty agar mereka merapat.

"Gue di jodohin sama Austin" bisik Adisty.

"WHAT!!??" Teriak Farlina.

"Are you crazy!?" Tanya Jihan heboh.

"Sstttt, jangan teriak nanti ketahuan orang."

"Gue terpaksa nerima perjodohan itu. Gue gak tau kalo calon gue si paus itu. Kalo dari awal udah tau gue bakal tolak mentah - mentah."

"Terus kapan lo nikah?" Tanya Jihan.

"Mungkin 2 atau 3 bulan nanti"

"Berarti kita gak bakal kuliah bareng dong" kata Farlina

"Gue gak tau sih bakal kuliah atau nggak. Lo tau kan kalo orang udah nikah tuh gimana. Pasti repot lah."

"Austin nya nerima perjodohan ini juga?" Tanya Falina antusias.

"Iya gitu, tapi dia buat kesepakatan. Dia antara kita gak boleh ada yang melibatkan perasaan"

"Kok gitu sih?" Jihan sedikit sewot.

"Gak tau juga, Gue sih gak masalah. Paling - paling gak tahan lama juga pernikahan gue sama dia"

"Hus... Gak boleh gitu. Belum nikah aja lo udah mau cerai"

"Terus mau gimana lagi? Dia nya minta kaya gitu ya udah gue turuti aja. Gue juga gak bisa apa - apa"

"Yang sabar ya" kata Jihan sambil menepuk pelan punggung Adisty.

"Gakpapa kok santai aja" sahut Adisty

"Katanya cinta itu bisa muncul karena terbiasa siapa tau Austinnya yg suka sama lo duluan dis". Kata jihan.

"Ya udah, kita ke kelas aja yuk. Nanti kita bahas lagi" kata Farlina.

'Farlina kenapa sih?' Batin keduanya heran.

_________________________________

Jangan lupa vomment nya ya🙏😄

TBC
🔽🔽🔽

With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang