3 || Getaran Hebat

62 29 10
                                    

Selamat membaca!!

(Dulu)

Pov Anggina
____________________

"Bekalnya dihabisin, ya. Kalau latihannya udah selesai, langsung pulang" Ucap Mama setelah memasukkan kotak bekal kedalam tas ku.

Setelah dipikir, Aku memilih untuk mengikuti salah satu ekskul, Paskibra. Hari ini latihan pertamanya dan aku pasti akan pulang sore hari.

Aku meraih tangan Mama dan menciumnya, "Iya Ma, Assalamu'alaikum"


Jujur saja, Aku masih belum hapal jalanan disekitar sini. Juga Mama yang takut sesuatu terjadi kepadaku, karna Aku adalah anak perempuan satu-satunya dikeluarga. Maka dari itu Aku dan Abangku berangkat kesekolah bersama.

Butuh waktu sekitar lima belas menit dari rumah untuk sampai ke sekolah. Angkot yang kami tumpangi kadang sengaja menunggu anak sekolahan sampai penuh. Jika penumpangnya banyak, angkot akan menanjak ke atas, mempermudah kami untuk tidak bersusah payah menanjak.

Lima belas menit kemudian, kami sampai disekolah.

***

Kelasku memiliki jadwal olahraga hari Rabu. Dan itu artinya sekarang adalah pelajaran olahraga.

Lapangan sedang ramai dengan adanya latihan anak futsal yang katanya akan mengikuti perlombaan. Murid-murid dikelasku masih memulai pemanasan sebelum olahraga dimulai.

Alasan mengapa tak begitu menyukai pelajaran ini adalah, katika anak cowok berlarian dilapangan mengejar bola, kami-- para kaum cewek hanya berdiam diri dipinggir lapangan, memperhatikan anak cowok disana. Dengan segala kantuk, malas, dan kesal kami harus sabar berdiam diri dipinggir lapangan.

Ketika teman-teman disamping teriak antusias, Aku mengikuti arah pandangan mereka.

Disana, lagi dan lagi, laki-laki itu mampu menghipnotis tatapan kaum hawa hanya terkunci padanya. Seolah memang hanya dia yang ada ditengah lapangan, memainkan bola dengan lincah di kakinya, menghasilkan skill yang luar biasa.

Aku terpaku ketika menyadari sepasang netra dia menatap sepasang netra milikku.

Satu detik...

Dua detik...

Lima

Aku mengalihkan pandangan dan terhenti ketika menyadari Indah disampingku sudah tersenyum malu dengan wajah yang memerah.

Apa Indah baru saja terbawa perasaan?

***

"Emangnya lomba anak futsal kapan?" Tanyaku kepada Ara dan Indah ketika kami istirahat dan membeli batagor dikantin.

"Kira-kira sekitar satu bulan lagi" Indah yang menjawab.

Aku mengangguk pertanda mengerti. Hubungan kami bertiga terasa mulai dekat. Aku yang akhirnya menyadari bahwa mereka memang anak yang baik dan asik. Sikap dinginku kepada mereka terkadang hilang dan Aku mulai bisa tertawa bersama mereka. Hanya mereka.

"Anggi, kamu mau ikutan OSIS nggak?" Tanya Indah.

Aku berpikir sejenak. Memikirkan OSIS, jadi teringat kakak kelasku di Jakarta yang kabarnya sekarang sudah terpilih menjadi ketua OSIS. Ah, seandainya aku tak perlu repot pindah ke Bandung, Aku pasti sudah memilih untuk mengikuti origanisasi ini sedari dulu.

Goodbye (On Going || Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang