"HUH" Naura tak henti-hentinya mengibaskan kedua telapak tangannya ke arah wajahnya.
"Ketauan kan siapa yang beramal soleh sama yang kebanyakan dosa." Naura mendelik mendengar komentar Aruna.
"Tapi sumpah gerah banget." Mata Naura menyipit.
"Tapi udah dapet kan sapu tangannya?" Goda Alex.
Dion dan Farhan berpamitan terlebih dahulu karena biasa orang sibuk.
"Pffft kalo itu aku, gak bakal aku balikin sapu tangannya." Aku Icha.
"Mulut." Naura memperingati.
"Suka bener emang si Icha." Sambung Alex.
Sebuah toyoran mendarat dikepala Alex yang duduk di sebelah Naura.
Alex berdiri sembari mengeluh, "ah gue pulang deh dari tadi kena samsak mulu. Ada kak Farhan gak ada kak Farhan, aku jadi bahan jiwitan, toyoran."
"Kan itu gemesin kak Farhan." Naura berdalih.
Alex memohon, "ya tapi jangan aku dong yang ditimpuk. Sakit neng."
"Tapi asli kak Farhan wangi banget. Satu poin deh buat dia, eh salah seratus poin plus plus malah." Naura bercerita membayangkan dia yang tadi duduk disebelah kak Farhan.
"Gue gak nyangka, Naura yang pelit bisa jadi sebucin ini." Aruna mendecak.
"Jangan lupa tuh sapu tangan dicuci, disemprot parfum Jo Malone biar gak bau bekas keringet lo." Peringat Aruna.
"Eh emang kudu dibalikin? Kok kak Farhan gak bilang gitu ya kayaknya tadi?" Naura mengingat-ingat.
"Gila lo dia minjemin woy, bukan ngasih."
"Ooh gitu ya? Aduh tapi aku gak punya kontaknya." Kemudian Naura memasang wajah memelas ke arah Aruna.
"Wohooo sori ke yang lain ya, gak nerima 'call a friend'". Aruna sudah tau apa yang dimaksud Naura.
"El..... " Naura memasang wajah memelas lagi.
"Ck kamu kan punya kontaknya kak Dion, ya minta sanalah. Atau minta sendiri ke orangnya langsung, atau lo tungguin tuh di fakultas teknik saben hari."
Naura mendesah, "haduh punya temen pada goblok semua gak ada yang bisa diandelin, bisanya cuma nyontek."
"Untung kak Farhan gak tau lo kayak begini. Ckck atau sekalian jangan tau deh." Aruna geleng-geleng kepala. Satu semester sekelas dengan Naura sudah cukup khatam dengan kalimat judes dan sarkasme yang ia ucapkan. Dia aslinya baik, cuma kadang yaaa begitu lah sifat orang.
"Na kamu bantuin dong minta kontak kak Farhan ke kak Dion, kamu kan yang paling deket sama Kak Dion diantara aku sama Gabriel. Ya kan El?" Naura masih pantang mundur meminta bantuan.
"Asal ngomong, deket dari manaaa? Nih gue sungkan mulu adanya kalo ketemu dia."
"Naaa Aruna ayo dong entar imbalannya, hmmm aku kasih contekan disemester dua. Matkul apa aja."
Mata Aruna berbinar, tertarik dengan perjanjian Naura. "Beneran? Janji? Ah lo ntar cuma habis manis sepah dibuang."
"Nggak, kali ini aku janji." Aruna mengacungkan kelingkingnya. Lalu menautkan dengan kelingking Aruna.
"Gue usahain ya. Tapi gak janji dapet nomornya."
"Gak-gak kamu pasti berhasil. " Naura meyakinkan.
================================
24 Oktober 2019
12.39
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kasih Kampus
Teen FictionJadi anak kos, maba, adaptasi, homesick, jatuh cinta, sakit hati, individual, persaingan itu semua dirasakan Aruna saat resmi menjadi mahasiswa. "Mau pulang, kangen kasur kamar di rumah." - Aruna, maba gak tau apa-apa.