Memutuskan untuk Berhenti.

4 0 0
                                    

Hai, apa kabar? Aku harap kau baik-baik saja disana dan bahagia disana.

Ya, pasti kau bahagia dan baik-baik saja disana. Dengan orang yang selama ini kau tunggu-tunggu untuk bertemu.

Aku tidak tahu apa yang harus aku rasakan. Bahagia. Sedih. Kecewa. Marah.

Aku bahagia karena bisa lepas dari mu. Tapi aku sedih, aku kecewa, aku marah karena tidak bisa bersamamu lagi. Tidak bisa melihat tawa dan senyummu lagi yang hanya untukku.

Tapi apa boleh aku jujur? Kalau aku sama sekali tidak bahagia dengan apa yang kau rasakan sekarang.

Aku selalu membaca dan mendengar satu kalimat dari orang yang merasa sakit, "aku turut bahagia atas kebahagiaan yang kau dapat", "aku bahagia kalau kau bahagia".

Kenapa mereka semudah itu mengatakan kalimat tersebut, sedangkan aku. Disini. Sama sekali tidak bisa melihatmu bahagia dengan orang lain yang bukan aku.

Maaf. Mungkin kata ini tidak perlu ku katakan pada mu. Tapi, aku minta maaf karena sudah membuka diri dan mengijinkanmu untuk masuk ke dalam hidupku. Membiarkan mu memporakporanda hati dan pikiranku.

Sekali lagi maaf dan terima kasih untuk semuanya.

Sekarang aku tahu kalau tidak seharusnya aku melakukan hal bodoh ini, yang bahkan aku tahu akhirnya akan seperti apa.

Tapi ketauilah kalau aku bersyukur bisa mengenalmu. Aku belajar banyak dari kesalahan yang ku buat selama aku bersamamu.

Terima kasih sudah pernah membuat cerita bersama dengan ku yang memutuskan untuk berhenti. Berhenti untuk kesehatan dan kebaikan ku sendiri yang seharusnya sudah lama harus ku penuhi.

Terima kasih dan maaf karena memilih berhenti.

-aku.

Hai, Dari AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang