Why am I . . . ?
Naruto melangkahkan kakinya memasuki kelas setelah berpamitan pada Sasuke yang mengantarnya sampai depan kelas tadi.
"Ck. Lihat, Uchiha palsu kita"dengus seorang perempuan dari dalam kelasnya.
Naruto yang mendengar itu hanya melenggang untuk tidak memperdulikannya.
"Dia tidak ada sopan santun sama sekali. Uchiha mana yang tidak memiliki sopan santun sepertinya?"sahut lainnya.
"Sudah ku bilang kan, dia hanya orang mengaku-ngaku sebagai Uchiha. Ck. Benar-benar memalukan sekali. Kau mencoreng nama Uchiha tau!"
Naruto mendudukkan dirinya di bangku paling pojok belakang. Ia mendengus pelan mendengar ocehan teman-temannya.
'Dan setauku tidak ada Uchiha yang membalas ucapan sampah kalian'batinnya.
Naruto di benci di kelas. Entah karena apa atau karena siapa. Karena sebelumnya 2 bulan awal ia masuk sekolah semua baik-baik saja. Ia akrab dengan semua anak-anak kelasnya. Tapi masuk di bulan ketiga. Tiba-tiba ia di benci dan selalu di beri hujatan-hujatan seperti ini. Tidak tau siapa yang memulai. Tapi. Yang Naruto tau, ini pasti ada hubungannya dengan kakak kelasnya yang mengaku-ngaku pacar Sasuke dan yang selalu mencari gara-gara dengannya saat jam istirahat.
.
.
Jam istirahat. Naruto masih berdiam di ruang kelasnya, menikmati bento yang di buatkan Mama nya tanpa mengidahkan bisikan-bisikan teman lainnya."Lihat, Uchiha membawa bekal. Apa dia tidak dianggap hingga tidak diberi uang jajan?"
"Kau benar. Uchiha pemilik sekolah ini, tapi ia tidak mampu untuk membeli makanan di kantin karena tidak punya uang"
Dan celotehan itu terus berlanjut dengan diringi tawa mengejek.
>Naruto PoV<
Kenapa harus membeli di kantin kalau makanan Mama lebih enak?
'Ck, manusia-manusia ini, apa mereka hanya tau uang di dunia ini? Menyedihkan.'
Aku masih menikmati makan siangku tanpa mengidahkan mereka. Kenapa aku tidak makan bersama Sasu-Nii? Jawabannya karena Sasu-Nii adalah ketua OSIS yang akan turun jabatan beberapa bulan lagi digantikan yang baru. Jadi pastilah ia masih sibuk di ruangannya sana. Jadi aku tidak ingin mengganggunya, toh Mama juga membawakan ia bekal yang sama.
-BRAK-
Pintu kelas terbuka dengan keras membuatku mengalihkan perhatian pada manusia yang sesuka hatinya merusak fasilitas sekolah itu.
'Pinky lagi'batinku saat melihat wanita berambut pink sedang berjalan kearahnya dengan marah.
"KA -"
"Selamat siang, Haruno Senpai"potongku, menundukkan tubuhku sedikit.
"Berani-beraninya memotong ucapanku!"
-plak-
Pipiku panas. Pantatku sakit. Ya tamparannya membuatku terjatuh dari kursi.
'Kali ini apalagi salahku'batinku miris.
"Tidak bisakah kau menjauh dari Sasuke!? Hah!?"bentak Sakura -Haruno Sakura.
"Ha? Bagaimana caranya aku menjauh dari dia kalau aku adiknya?"bantahku
"Masih mau membual tentang kau bungsu Uchiha huh!?"
Apanya yang berbohong? Seluruh data diriku memang tertulis Uchiha. Tidak tau dengan akta kelahiran, karena aku tidak pernah melihatnya.
"Aku tidak membual senpai. Kalau senpai tidak percaya, silahkan langsung bertemu dengan Papa Fuga dan Mama Miko untuk mempertanyakan hal ini"ucapku masih berusaha kalem.
>Naruto PoV END<
"Aku tidak membual senpai. Kalau senpai tidak percaya, silahkan langsung bertemu dengan Papa Fuga dan Mama Miko untuk mempertanyakan hal ini"ucap Naruto kalem. Dan membuat Sakura semakin mendidih.
Dengan kasar, Sakura mengambil botol minum Naruto dan menumpahkannya diatas kepala Naruto.
"Kau terlalu banyak membual Bitch!"ucap Sakura marah. Sebelum ia meninggalkan Naruto, ia sempat menampik kotak bekal Naruto sehingga kotak itu jatuh mengenain kepala Naruto.
"Itulah akibatnya karena terlalu banyak membual"komentar salah satu temannya diiringi dengan tawa mengejek.
Naruto menghela nafasnya pelan. Ia segera membereskan isi bekalnya yang berceceran, karena sebentar lagi kelas akan mulai dan ia tidak ingin mengganggu jam pelajaran.
Setelah merapikan semuanya, Naruto beranjak untuk membersihkan dirinya.
'Mungkin hari ini aku akan kembali membolos'batinnya.
Ia berjalan dengan kepala menunduk menuju loker untuk mengambil baju gantinya. Disepanjang jalan ia mendapatin tatapan mencemooh dari semua siswa kelas satu yang ada digedungnya dan sedang berkeliaran karena masih jam istirahat. Hal ini hanya terjadi jika Naruto sedang berjalan sendiri. Kalau ada Sasuke? Baru melirik saja mereka sudah tidak berani. Sayangnya setiap tingkat kelas memiliki gedung yang berbeda-beda. Begitu juga untuk fasilitas tiap tingkatannya. Untuk itulah Sasuke pasti tidak tau menau mengenai pembullyan Naruto ini.
Siapa dalangnya? Haruno Sakura jawabannya. Sepertinya wanita itu sudah meracuni otak anak-anak di sekolahnya. Selain teman-teman Sasuke tentunya. Membuat ia menjadi di benci satu sekolahan.
Takut? Tentu saja. Muak? Sudah pasti. Tapi Naruto cukup tau diri, dia sadar apa yang dikatakan teman-temannya tentang ia yang bukan Uchiha adalah benar adanya, dia tidak bodoh untuk tidak menyadari hal itu. untuk itu ia tidak akan membebankan apapun pada Papa dan Mamanya. Cukup mereka sudah memberikan kasih sayang padanya selama ini dan ia tidak ingin memberikan beban apapun untuk mereka.
Naruto sudah mengganti seragamnnya menjadi seragam olahraga yang memang hari ini ada di jam terakhir dan mereka akan berpindah ke gedung olahraga yang ada kolam renangnya disana. Dia memang tidak akan berenang. Tidak bisa, dan tidak boleh. Tapi dia tetap diwajibkan untuk hadir oleh Guy-sensei. Jadi mau tidak mau ia akan ke sana, dan mengamati teman-temannya yang sedang praktik berenang.
Iri? Tentu saja. Tapi dia tidak boleh egois. Dia tau dia tidak bisa berenang dan juga tubuhnya tidak bisa terlalu lama di dalam air. Jadi ia memilih untuk menekan kemauanmya dan mencoba untuk mengalihkan perhatiannya pada hal lainnya. Membaca novel mungkin?
.
.
Suasana tenang Naruto tiba-tiba tergganggu saat beberapa teman-teman kelasnya menghampirinya."Hoo.. lihat tuan muda kita satu ini. Selemah itulah dia sampai-sampai dia tidak mengikuti pelajaran olahraga? Bahkan sebelumnya ia juga membolos. Seberpengaruh itukah nama Uchiha yang kau sandang, huh?"
"Haha. Awas, kau akan dilaporkan pada papa Fuga"sahut temannya.
"Papa Fuga? Uhhh... aku takut..."ucapnya dengan nada takut main-main. Sebuah smirk tiba-tiba terpasang di wajahnya. Ia merebut novel Naruto.
"Kau!"Naruto yang jengah akhirnya mulai kesal.
"Apa? Kau mau ini? Hmm. Ambilah sendiri"ucapnya lalu melempar novel itu ke kolam renang yang memang sudah sepi karena kelas memang sudah selesai dan murid lainnya sudah kembali untuk mengganti baju mereka.
"Ambillah sana, jangan hanya mengharapkan bantuan Sasuke-Nii san mu itu, dasar lemah"ujarnya lalu pergi meninggalkan Naruto yang menatap nanar novelnya yang masih mengapung di kolam renang. Itu novel pemberian Itachi-Nii. Berharga. Sangat.
.
.
Saat ini Sasuke sedang jam kosong karena gurunya berhalangan hadir. Dan hal itu dimanfaatkan Sakura untuk menempelinya.Sakura terus bergelayut manja pada lengan Sasuke yang sedang sibuk membaca novel dan memilih untuk mengacuhkan Sakura. Karena Sakura itu bebalnya sudah tingkat dewa. Setiap di beritau yang ada semakin menjadi-jadi. Untuk itu Sasuke memilih untuk tidak menghiraukan wanita menjijikkan itu.
"Sasuke! Naruto pingsan!"teriak Neji yang baru kembali dari toilet. Mendengar nama Naruto, Sasuke langsung bangkit dan mengakibatkan Sakura terjatuh.
"Dimana!?"Sasuke langsung keluar kelas diikuti Neji yang memberitaukan tempatnya bersama Shikamaru. Teman-temannya.
Sementara Sakura yang mendapatkan perlakuan itu mengepalkan tangannya erat.
'Awas kau anak sial!'batinnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why am I . . . ?
ФанфікиNaruto selalu bertanya pada dirinya. Ia hidup normal, ia tersenyum ketika bahagia, ia menangis ketika ia sedih, dan hal normal apapun. Tapi kenapa? Disaat ia ingin menjadi benar-benar hidup 'normal'. Orang-orang menganggap salah tentang hidupnya . W...