"Terimakasih, Pak" Kata seorang remaja ketika dia baru saja turun dari motor yang dia tumpangi tadi. Remaja itu membalikkan badannya dan menatap sekolah barunya ini dengan tatapan takjub.
"Gila, ini sekolahan apa gedung DPR anjir gede banget" Monolognya.
"Semoga aja ni sekolahan nggak nyesel nerima gue ya"
Remaja ini mengambil botol minum yang sengaja dia taruh di kantong samping tasnya dan meminumnya. Setelah itu, menatap jam tangan di tangan kirinya.
"Masih jam 6 kurang. Gue belom sarapan dan sekarang laper" Remaja itu melihat kearah kiri dan kanan hendak mencari makanan yang bisa dia makan untuk sarapan. Lalu, penglihatannya terhenti pada gerobak yang sepertinya menjual nasi uduk.
Remaja ini menepuk tangannya sekali, "Pucuk dicinta, ulam pun tiba" Remaja ini tersenyum manis dan langsung menghampiri gerobak tersebut dengan terburu buru.
***
"Pak, maaf saya telat. Maaf banget" Seorang remaja berlari kearah gerbang sekolah yang ingin ditutup dengan nafas yang tidak teratur.
"Eh yaampun neng, untung bapak masih disini. Yaudah cepet masuk, udah mulai daritadi tuh" Pak Satpam ini kembali membuka gerbangnya.
"Iya, Pak. Makasih ya, Pak" Remaja itu langsung lari sekuat tenaga menuju lapangan.
Niat hati ingin masuk kebarisan belakang agar tidak mencurigakan, tetapi remaja ini malah keblabasan masuk ke barisan tengah yang membuatnya mudah menjadi sorotan dari depan.
"Itu yang telat, mau ngapaiin?" Tanya seorang dari depan, yang bisa dilihat dari almamater nya adalah Ketua Osis.
Remaja ini langsung menghentikan langkahnya, mendongakkan kepalanya, dan melihat seluruh pasang mata tengah melihatnya.
"Cakepp. Sekarang lo jadi pusat perhatian" Gumamnya dengan nada sedih bercampur bangga.
"Heh, sini!" Ketua Osis itu melambaikan tangannya.
Remaja itu langsung berjalan kearah paling depan barisan. Ternyata tidak hanya dirinya yang sepertinya akan dihukum, tetapi ada beberapa murid yang sekarang sedang berjejer rapi didepan murid lainnya.
Untung ada temen
"Berdiri disitu" Ketua Osis itu memperintahkan agar remaja ini gabung ke barisan yang ada didepannya.
Ketua Osis yang tadinya berdiri membelakangi barisan spesial itu langsung menghampiri remaja yang baru saja datang. "Kamu tau sekarang jam berapa?"
"Tau kak" Remaja ini menundukkan kepalanya malu.
"Jam berapa sekarang?"
Remaja ini melirik arloji nya, "Jam delapan kak"
"Nah itu tau. Jadi, apa alasan kamu telat dan baru datang sesiang ini?" tanya Ketua Osis itu sambil memasukkan tangannya ke kantong celana nya.
"Keasikan ngobrol sama teteh jualan nasi uduk didepan" Jawabnya yang membuat seluruh orang menahan tawanya agar tidak pecah saat ini. Bahkan, remaja ini mendengar seseorang disampingnya ini sedang menahan tawa.