Bab 37

11.8K 2K 55
                                    

Bagi pria normal, mungkin mereka tidak akan bisa menahan diri melihat penampilan Arini saat ini. Para penjaga di ruang CCTV sana pastilah sudah meneteskan air liur mereka melihat penampilan Arini. Dibalik pakaian kerja yang selalu membalut tubuhnya, ternyata tersimpan tubuh molek idaman milik wanita itu. Tapi, bagi Narendra yang sudah bertahun-tahun berkecimpung sebagai dokter spesialis kandungan, apa yang di perlihatkan Arini tidaklah terlalu berpengaruh padanya. Justru tindakan Arini yang memakai kimono tidurnya yang terpasang tidak benar itu membuat Narendra bisa melihat jelas kulit Arini. Dari dekat Narendra bisa melihat jika kulit Arini terlalu sempurna. Paha dan dada Arini seperti sengaja dibuat sangat cantik, dan tidak terlihat alami. Melihat jika kemungkinan tubuh Arini pernah tersentuh pisau dokter ahli, membuat Narendra yakin jika Arini adalah Hilda, wanita yang melahirkan putri Perwira Raksa. Untuk ukuran wanita seusia Arini, sangat tidak mungkin memilkki tubuh semolek itu jika tidak dengan bantuan perawatan yang maksimal.

"Jika Perwira Raksa sudah sadar, mengapa anda malah makan malam di sini, bukannya menemaninya?" Tanya Narendra. Pria itu bersikap santai, duduk di kursi makan dan mulai menikmati makan malamnya.

"Perwira Raksa? Anda memanggil ayah kandung anda dengan namanya?" Tanya Arini, rupanya dibanding menjawab pertanyaan Narendra, Arini lebih memilih menanyakan hal lain.

"Ah, benar tidak mudah memanggil ayah pada pria yang tidak membesarkanmu. Apalagi selama ini dr. Irgi lah yang anda kenal sebagai ayah." Ucap Arini menjawab pertanyaannya sendiri. Terdengar jelas jika ada nada sindiran dalam ucapannya.

"Sepertinya anda salah paham, kisah antara saya dan Perwira Raksa tidaklah sedrama itu." Ucap Narendra menanggapi.

"Untuk ukuran orang yang baru bekerja 15 tahun pada Perwira Raksa, saya kira anda sangat tahu banyak hingga tahu apa yang terjadi lebih dari 20 tahun lalu. Dan mengingat usia yang tertera pada data diri anda, bukankah saat dr. Irgi meninggal harusnya anda masih sibuk dengan kuliah anda di luar negeri. Saya memeriksa riwayat pendidikan anda, bukankah anda lulusan universitas Korea? Ah apa dr. Irgi seterkenal itu hingga anda mengenalnya?" Tanya Narendra. Jika dilihat data dirinya, Arini hanya berbeda 5 tahun darinya, itu berarti 10 tahun lebih muda dari usia Hilda yang sebenarnya.

Narendra melihat tangan Arini yang memegang sendoknya terlalu erat. Jika Arini orang baru di hidup Perwira Raksa dan jati diri dalam data pribadinya asli, tentu saja dia tidak mungkin mengenal dr. Irgi. Kecuali jika Arini adalah Hilda, tentu saja dia pasti sangat mengenal dr. Irgi, karena dr. Irgilah yang melakukan perawatan pada putrinya yang meninggal itu.

Perwira Raksa dan Irgi Hermawan bersahabat baik, setidaknya sampai 30 tahun lalu. Irgi juga yang berjasa menyembunyikan Narendra dan Helma ibunya. Tapi sayangnya, Irgi lebih loyal pada Perwira Raksa dibandingkan Helma. Irgi pula yang membocorkan keberadaan Helma pada Perwira Raksa, hingga lahirlah dirinya diantara pasangan itu. Ibunya tidak pernah banyak bercerita tentang masa lalu. Helma wanita pencinta tanaman itu hanya mengatakan jika tinggal terpisah dengan Perwira Raksa dan Adrian adalah hal yang terbaik untuk mereka.

Jika dihubungkan dengan semua yang baru saja dia ketahui, kepergian Helma dari sisi Perwira Raksa pastilah karena Hilda yang mengandung anak Perwira Raksa. Istri mana yang akan baik-baik saja mengetahui suaminya menghamili wanita lain terlebih wanita itu teman dari putramu. Bukankah terasa masuk akal sekarang, tapi yang tidak masuk akalnya kenapa Perwira Raksa tidak menikahi Hilda dan malah menikahi artis yang terkenal pada eranya setelah Helma dinyatakan hilang dari keluarganya? Memasuki kehidupan Perwira Raksa membuatnya merasa tersesat di labirin raksasa.

"Saya mengenal Perwira Raksa sejak saya kecil. Hanya saja, sulit bukan mengakui pria bajingan sejenis Perwira Raksa sebagai ayah. Apalagi sejak 10 tahun lalu, saya juga bertindak sebagai pengusir wanita di sekelilingnya. Terkadang saya juga heran, bagaimana bisa para wanita semudah itu menyerahkan tubuh merema pada Perwira Raksa." Ucap Narendra kali ini dia juga melemparkan sindiran untuk wanita itu.

Tidak mungkin Arini tidak menggunakan tubuhnya hingga dia bisa seberkuasa sekarang. Apalagi Perwira Raksa sang tua-tua keladi, pasti mudah saja terjebak jika itu tentang wanita cantik bertubuh molek.

"Apakah anda tipe pria yang berbeda dengan ayah anda?" Tanya Arini. Setelah beberapa saat wanita itu tidak menyahut, wanita itu bicara sedikit menggoda sekarang.

"Mengetahui seperti apa ayahmu, tentu saja aku berusaha menjadi orang yang berbeda dengannya bukan?" Tanya Narendra tidak merasa tergoda.

"Ah yah...saya ingat 8 tahun lalu, saya menemani tuan besar datang ke pernikahanmu. Seingat saya, wanita itu bukanlah kakak dari almarhum istri tuan kecil? Kenapa sekarang nama Hanindiya Almira, yang tercantum sebagai istri anda? Dan saya dengar anda juga sudah memiliki dua anak." Ucap Arini.

"Saya tidak tahu jika anda membaca secara detail tentang saya."

"Tentu saja, saya membacanya secara detail tuan yang akan saya layani." Ucap Arini terdengar seperti ancaman dari pada sebuah kesopanan.

"Kami hanya memiliki satu putra dari pernikahan kami. Putri sulung kami, dia putri dari Arka dan Hana. Perwira Raksa meminta Hanin untuk membesarkan satu-satunya cicit yang dimilikinya." Ucap Narendra. Mengakui Mentari sebagai anak, terlalu beresiko. Menurut orang yang ditugaskan Elang untuk memantau pergerakan Keanu, Arini pernah bertemu Keanu. Dan bukan tidak mungkin mereka menjalin kerja sama yang tidak diketahui. Selain itu, jika menghitung usia Mentari maka saat itu, Hanin sedang gemilang dengan karier pramugarinya, dan semua orang tahu dia tidak mungkin hamil pada saat itu. Selain itu, semua orang tahu Hana hamil saat itu, akan aneh jalan ceritanya jika anak itu tidak pernah ditemukan. Meskipun sepertinya almarhum istrinya Adrian memang berniat menyembunyikan cucunya yang berkebutuhan khusus dari semua orang. Lagipula, Mentari hanya cucu perempuan yang terlahir dari luar ikatan pernikahan, dia tidak bisa masuk sebagai pewaris. Keberadaannya tidaklah mengancam jika memang yang diincar adalah harta. Berbeda cerita jika memang seluruh keturunan keluarga Raksa yang mereka inginkan musnah.

"Ah...iya, berita tentang putra tuan Adrian yang menikah karena menghamili teman sekolahnya, terdengar cukup ramai beberapa tahun lalu. Saya juga beberapa kali bertemu dengan pasangan muda itu tanpa anak mereka. Saya pikir mereka kehilangan anak mereka, karena mereka tidak pernah datang membawa anak." Ucap Arini, terdengar seperti sebuah kepalsuan.

"Jadi bagaimana anda bisa bertemu dengan nyonya Hanin? Saya dengar dari tuan besar anda tidak ingin menikah lagi setelah kematian istri anda." Ucap Arini mengalihkan pembicraaan.

"Haruskah saya membagi kisah cinta saya juga?" Tanya Narendra.

"Ah bukan begitu...maaf atas kelancangan saya."

"Baiklah, saya rasa tidak penting membahas itu. Dua orang yang sama-sama patah hati karena cinta bertemu, apapun bisa terjadi bukan?" Tanya Narendra.

"Ah... begitu? Lalu kenapa nyonya tidak ikut tinggal di rumah ini? Rumah ini pasti sangat ramai dengan kehadiran anak-anak. Sudah lama sekali hanya tuan besar, saya dan para pelayan saja yang tinggal di rumah ini."

"Hanin tidak terlalu suka tinggal di rumah yang banyak di atur oleh orang asing. Dia istri dan ibu yang lebih suka mengurus rumahnya sendiri. Selama kami menikah Hanin lebih nyaman tinggal di rumahnya sendiri daripada rumah yang pernah saya tinggali dengan almarhum istri saya."

"Sulit mengajaknya tinggal di rumah ini ketika ada orang lain selain dirinya yang mengurus rumah." Ucap Narendra membuat Arini berwajah masam.

"Jadi, kenapa anda tidak menemani Perwira Raksa di rumah sakit?" Tanya Narendra kembali ke pertanyaan pertama ketika melihat Arini tidak menanggapi ucapannya.

"Ah... Elang yang menjaganya... beliau lebih nyaman dengan Elang dari pada bersama saya." Jawab Arini.

"Saya sudah selesai..." Ucap Narendra bangkit dari duduknya setelah menghabiskan makan malamnya.

Narendra menghembuskan napas berat sambil berjalan menuju keluar rumah. Narendra bukan tipe orang yang banyak bicara dan baru saja dia berbicara sangat banyak terlebih bicara dengan tensi setara dengan perang. Narendra berjalan cepat menuju mobilnya untuk menuju rumah sakit. Dia menelpon Elang memberitahukan akan kedatangannya juga menelpon penjaga yang menjaga Hanin dan anak-anak dirumah untuk meningkatkan penjagaan. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi setelah memprovokasi singa betina.

Can You Hear Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang