Part 48

2.3K 103 0
                                    


Zhea sudah bersiap untuk pergi kesekolah hari ini. Walau dirinya sedikit tak ada semangat untuk pergi kesekolah. Dia tidak mau saja bertemu dengan Athalla saat ini sebelum perasaannya sudah kembali dengan normal.

Sakral mungkin menurut kalian, Zhea spesies cewek yang tidak suka dengan cowok yang ingkar janji, padahal janji itu dibuatnya sendiri dan pula mengingkari sendiri. Menyebalkan.

Zhea memilih untuk membawa kendaraannya sendiri. Sebagai sedikit menghindar dari Athalla hari ini ya harus membawa kendaraan sendiri. Karena pergi dan pulang sekolah Zhea ada alasan mengapa tidak mau pulang dan pergi bersama Athalla.

Setelah sarapan selesai. Zhea langsung mengeluarkan mobilnya dari bagasi rumahnya dan langsung menuju sekolah.

Diperjalanan menuju sekolah, sekarang ponsel Zhea berdering dengan kencang—menandakan ada telefon masuk. Yap benar. Athalla menelfonnya sekarang.

Sedikit tidak perduli, Zhea abaikan telefon itu. Ia lebih fokus untuk menyetir menuju kesekolah sekarang.

Tak lama diperjalanan, akhirnya Zhea sampai dengan selamat kesekolah. Ia langsung memasukki mobilnya kearah area parkir mobil disekolahnya.

Saat ia hendak berjalan menuju kelasnya, langkah Zhea terhenti mendadak ketika ada satu orang yang menghalangi jalannya.

"Athalla?" ucap Zhea sedikit kaget, "Kenapa?"

"Pergi sama siapa? kenapa telfon aku gak diangkat? aku tadi dateng kerumah kamu, kata Mama kamu, kamu udah berangkat duluan." balas Athalla cukup jelas, "Kenapa gak bilang kalau gak mau pergi bareng aku? marah?"

"Apaan sih," ujar Zhea, "Bukan gitu. Ya, aku mau pergi sendiri aja biar nggak ngerepotin kamu terus. Udah gitu doang kok, gak lebih."

"Bohong." tukas Athalla, "Kalo mau bohong, itu ekspresi jangan ditunjukin. Entar ketauan, jadi gagal dong boongnya." rayunya kemudian.

"Tau ah males," elak Zhea. Kemudian ia langsung ingin hendak pergi dari hadapan Athalla, namun cowok ini langsung menahan tangan Zhea pelan.

"Aku nanya tadi." ucap Athalla pelan.

"Iya aku tau. Tadi udah aku jawab kan. Sekarang aku mau pergi kekelas. Bentar lagi bel, paham?"

"Marah karena aku gak jadi dateng kerumah kamu malem itu?" Awalnya Athalla tidak tau betul mengapa Zhea menjadi sedikit dingin, akhirnya setelah Athalla pikir, mungkin karena hal ini Zhea seperti ini.

Zhea memutar bola matanya malas, "Nggak, kata siapa?" jawabnya datar.

"Terus? kenapa?"

"Moodku lagi rusak. Dan yang bikin rusak moodku itu—kamu."

"Yaudah aku minta maaf kalo udah bikin mood kamu rusak. Dimaafin gak?"

"Ogah."

"Yakin ogah?" rayu Athalla, "Kalo kamu nggak ketemu aku lagi gimana? selamanya." lanjutnya masih dengan nada merayu.

Kalimat itu justru membuat jantung Zhea berdegub lebih kencang. Apa maksud cowok ini? apa dia akan pergi? selamanya? Ah tidak, mungkin dia bercanda, lebih tepatnya lagi Zhea tidak mau kehilangan Athalla—selamanya.

"Maksud kamu apa bilang kayak tadi?" bukannya membuat Zhea kembali seperti semula, malah Athalla membuat gadis ini bertambah kesal dan moodnya bertambah menjadi rusak.

"Alesan aku nggak dateng kerumah kamu malem itu—" Athalla menggantungkan ucapannya, sebenarnya Athalla tidak ingin memberitahu Zhea sekarang. Cuma Athalla bingung harus bagaimana, terpaksa ia harus mengatakannya sekarang, "Aku diajak Papa buat ngurusin kuliah aku nanti di London. Setelah lulus kuliah, aku harus lanjutin mimpin perusahaan Papa di Jerman."

Dia, 'Athalla' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang