Sang Peraih Bintang

7 2 0
                                    

Created by : yukkirai

Email : yukkirai55@gmail.com

'Sang peraih bintang', setidaknya begitulah orang-orang menyebutku. Sebelumnya aku tidak tahu kenapa mereka bisa membuat sebutan seperti itu, tapi saat semakin berjalan maju akhirnya aku tahu kenapa mereka menyebutku begitu. Alasannya hanya satu yaitu karena aku adalah seorang 'pemimpi'.

Namaku Ruka Einfelt, anak ketiga dari keluarga bangsawan Einfelt dari kerajaan Dria. Ada satu keunikan dari keluarga kami yaitu semua orang mempunyai rambut panjang sepinggang dan berwarna merah semerah darah. Tentu saja aku juga memilki penampilan seperti itu dulu, hanya saja karena sebuah kejadian rambutku terpotong dan hanya tersisa sampai sebahu saja.

Keluargaku memilki pengaruh lumayan besar di kerajaan yaitu sebagai penyedia tenaga perang utama. Kedua kakak laki-lakiku sekarang sudah bergabung menjadi bagian dari militer kerajaan sebagai penglima dan juga pedang utama kerajaan. Kakak pertamaku bernama Remra Einfelt sebagai panglima, dan kakak keduaku Roira Einfelt sebagai pedang utama kerajaan. Tapi aku sendiri malah keluar dari kerajaan dan mengejar impianku, karena itulah walau aku mewarisi darah Einfelt aku tidak pernah dianggap lagi sebagai bagian dari mereka. Tapi aku tidak terlalu perduli dengan hal itu karena impianku atau lebih tepatnya 'janji' yang kubuat dengannya harus kutepati tidak perduli apapun yang terjadi.

Pada saat penanggalan ke 8 bulan Exa tahun Ran, aku melakukan perjalananku. Dengan hanya berbekal pisau kecil dan juga beberapa obat serta bahan makanan, aku bergerak ke arah utara kerajaan Dria. Membutuhkan waktu 5 hari berjalan kaki dari kerajaan Dria sampai aku berhenti di pemberhentian pertamaku, desa Mara. Di desa tersebut ada sebuah dungeon yang katanya menyimpan berbagai rahasia salah satunya adalah 'Bola mata dari pendeta agung Furia'. Kenapa aku ingin mendapatkannya itu karena konon katanya bola mata itu bisa mengabulkan semua keinginan pemegangnya.

Sebelum pergi ke dungeon aku memesan sebuah kamar di sebuah penginapan bernama 'kucing hitam'. Di situ aku menyiapkan segala yang kubutuhkan malamnya dan langsung tidur supaya bisa bangun pagi keesokan harinya.

"Ruka ... Ruka ... Bangunlah Ruka, dengarkanlah apa yang ingin kukatakan,"

"Hm? Siapa?"

"Ruka ... Apa kamu masih ingat janjimu padaku dulu? Sudahlah lupakan saja janji itu, jangan terikat padanya dan teruslah berjalan maju,"

"Ha?! Kenapa kau bisa berkata seperti itu?! Aku tetap akan menepati janji itu dan akan membuatmu kembali padaku lagi!"

"Ruka ...,"

"Tunggu saja, aku pasti akan membawamu kembali padaku, Vi-"

Saat aku bangun matahari sudah menyinari bumi dengan terang. Aku pun bergegas makan dan pergi ke dungeon. Sesampainya di sana aku terkejut karena menjumpai banyak orang yang juga ingin masuk ke dungeon. Masing-masing dari mereka sudah membuat beberapa regu dan bersenjatakan lengkap sedangkan aku hanya sendirian dan membawa pisau kecil sebagai senjata.

"Furai, Kimbrai, Larai, datanglah dan bentuklah sebuah pedang dari jiwa kalian untuk mengalahkan iblis-iblis jahat di muka bumi ini. Datang dan bentuklah seperti apa yang kukatakan. Datang dan bentuklah seperti apa yang kuperintahkan. Tiga pedang pembawa kebenaran, Kudhan's!"

Tiga pedang besar muncul dan mereka langsung terbang mengelilingiku, tentu saja aku di sini tidak hanya berbekal pisau kecil karena aku bukan orang bodoh yang berharap bisa membunuh iblis hanya dengan hanya menggunakan itu. Sebenarnya pisau ini adalah bukti aku telah membuat kontrak dengan 3 makhluk astral bersaudara yang lebih dikenal sebagai Kudhan bersaudara. Tapi aku menamai mereka dengan sebutan lain agar lebih gampang, Furai untuk kakak tertua laki-laki yang memiliki mata dan rambut seputih salju serta kepribadian dingin seperti warna mata dan rambutnya, Kimbrai anak kedua perempuan yang memiliki mata dan rambut hijau seperti halnya dedaunan segar serta memiliki kepribadian yang bersahabat, dan terakhir Larai anak ketiga laki-laki yang memiliki mata dan rambut kuning seperti sinar mentari serta memilki kepribadian yang bersemangat.

"Baiklah sekarang ayo masuk,"

"Baik, Master,"

Setelah semua orang masuk kini giliranku. Masuk kedalam dungeon berbahaya untuk pertama kalinya. Dan berharap menemukan apa yang kuinginkan.

To Be Continued~

SKYFALLWhere stories live. Discover now