3

727 52 19
                                    

Mereka berdua telah berada dikamar apartment milik bryan, tidak butuh waktu lama untuk ersya dan juga bryan sampai disana. Ersya masih belum mau menceritakan apa yang dia dengar dari mawar kepada bryan. Dia masih betah berada dalam pelukan pria itu. Mencium aroma tubuh pria itu bisa menjadi obat penenang bagi ersya.

Sampai terlintas dalam pikirannya jika pria ini tidak akan selamanya bisa menemani saat ersya membutuhkannya lagi. Maka ersya kembali terisak, membuat bryan menggapai dagu ersya agar menatapnya.

"Udah mau cerita?" Tanya bryan

"Aku nggak mau cerita apa-apa, aku cuma pengen sama kamu aja" ujar ersya dengan airmata yang mengalir cepat dipipinya.

Bryan mengusap air mata gadis itu dan berusaha paham jika memang ersya tidak mau menceritakan masalahnya itu. Dikecupnya kening ersya lama dan kembali berkata..

"Sampai kapan mau dipendam sendiri sayang? Nanti kamu sakit.. aku disini ada buat berbagi"  ucap bryan

Ersya tersenyum menelaah baik-baik ucapan menenangkan yang terlontar dari pria itu.

"Terlalu berat.. nanti kamu nggak kuat denger cerita aku" ujar ersya yang kini sudah mulai tenang.

"Ck.. jangan niruin dilan-dilan segala deh bahasanya.." pria itu memutar bola matanya jengah

"Dih siapa juga yang niruin dilan, ini serius.. nanti aku akan cerita kalo udah pas waktunya. Kalo sekarang aku cuma pinjem kamu buat jadi guling aku, biar bisa tidur nyenyak"  ersya terkekeh

"Guling? "

Ersya mengangguk

"Iyaa deh.. buat kamu, aku jadi apapun rela"  sambung bryan tersenyum.

"Hehehe kamu emang yang terbaik" ersya mencium bibir bryan gemas

"Jangan mulai sayang.. nanti bukannya tidur malah begadang sampe pagi" ucap bryan

"Iya-iyaaa.. sorry.." ersya mengerti yang dimaksud bryan dengan begadang dan dia juga tidak ingin itu terjadi, Ersya pun kini memeluk kembali bryan dengan eratnya.. tangan pria itu tergerak mengusap kepala ersya dan percakapan mereka terhenti saat ersya mulai menutup matanya, tertidur dengan nyaman didalam pelukan bryan.

***

"Pagi maa" sapa mawar pada ibunya, dia terlihat sudah sangat rapi untuk berangkat ke sekolahnya.

"Pagi sayang... mau makan?" Tanya ibunya lagi.

"Makan roti aja deh" ujar mawar mengambil dua lembar roti tawar dan mengolesnya dengan selai.

"Ersya belum turun?" Tanya gadis itu lagi..

"Ersya? Dia nggak pulangkan? Kamu ngigo?" Jawab ibunya

"Dia pulang ma.. semalam aku ketemu kok.." jawab mawar santai

"Tapi waktu mama pulang mobilnya nggak ada" ujar ibunya..

"Terus dia kemana?" Tanya mawar celingukan melihat kearah garasi.

"Udah lah, mama capek ngurusin anak yang susah di atur gitu, terserah dia mau pulang mau nggak" ucap ibunya

"Mama kenapa gitu sih.. ersya juga butuh perhatian sama kayak aku"

"Dia yang nggak pernah mau di perhatiin.. kamu nggak usah belain dia segala, ngerti?"

"Hmm" mawar hanya menggumam tidak mau memperpanjang masalah antara ibu dan anak itu.

Mawar menghabiskan rotinya dan kini bersiap untuk berangkat ke sekolahnya  "Aku berangkat dulu ma.. bye" mawar mencium pipi ibunya singkat dan berlalu pergi.

PAINKILLERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang