5

28 6 0
                                    



Pagi berpendar
Langit sudah berganti menjadi biru dengan cahaya mentari yang masuk di celah-celah jendela
Udara yang hangat dengan aroma yang khas terasa di penciuman
Gadis yang sudah memakai seragam nya pun menatap dirinya lekat di depan cermin.

"Lo kalo ketawa lucu juga" kata-kata itu terngiang-ngiang di pikiran nya itu seakan-akan kalimat itu memenuhi otaknya hingga sudut bibirnya pun tertarik ke atas.

Apa-apaansih, kok gue mikirin dia masih pagi gini, Ga penting tau gak.

"Wahh anak ibu sudah siap rupa nya" seseorang masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu sehingga berhasil mengagetkan si pemilik kamar

"Ehh... Ibuu" Ais pun langsung berpura-pura merapikan rambutnya yang mungkin sudah rapi, agar ibunya tak melihat semburat merah di wajahnya yang mungkin sudah seperti kepiting rebus.

"Hehehe maafkan ibu telah lancang masuk ke kamarmu tanpa mengetuk terlebih dahulu, hanya saja tadi ibu melihat mu tersenyum, ibu hanya ingin memastikan anak ibu ini masih waras atau nggk" tawa renyahnya berhasil membuat ku bersyukur akan hari ini

masih bisa ku lihat ada rasa bahagia di dalam hidupnya, terima kasih Tuhan kau masih memberikan nya kebahagian. Setidaknya masih ada senyumannya di pagi hari sukses membuat mood ku naik

"Apaansih Bu, ga lucu tau ahh" ku memajukan bibir ku sedikit tanda cemberut

"Hehe sudah-sudah cemberutnya entar jelek baru tau rasa
Yuk ahh ibu sudah siapkan sarapan buat Ais"

Ia membawaku ketempat makanan itu berada, setelah menyantap sarapan lalu ku melesat ke sekolah dengan mobil yg kukendarai dgn begitu lajunya.

Sampai di sekolah
ku parkirkan mobil lalu melangkah gontai menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku yang seminggu lalu kupinjam.

Mungkin karena masih terlalu pagi tak banyak murid-murid yang berlalu lalang.

Ku berjalan di lorong koridor kelas hingga sepasang mata ku tertuju pada seseorang yang sedang memainkan gitarnya di dekat tangga menuju perpustakaan.

Ntah dia yang tak menyadari keberadaan ku atau dia yang tengah fokus akan permainannya membuatku diam sejenak menikmati permainan petikan dari jari-jari nya dan suara yang berat nan merdu itu

Kau begitu sempurna...
Di mataku kau begitu indah
...

Ohh... Sayangku kau begitu sempurna...sempurna...
sempurna...

Setelah menyelesaikan permainannya ia pun tersenyum simpul menatap ku seakan-akan lagu yang ia bawakan tadi untukku.

Aku yang tersentak kaget karena sepasang bola mata coklat itu menatapku, aku mencari-cari kebohongan di raut wajahnya, tak kutemukan dan langsung ku tundukkan pandangan lalu pergi ke tempat awal tujuanku.

***

Udara yang sayup-sayup menggesekkan dedaunan yang ada di pohon
Cuaca yang cerah dengan langit yang biru membentang luas tanpa matahari yang menyilaukan.

Bu Hana guru mapel IPA itu sedang tidak hadir karena kondisi nya yang tidak baik.

Syukur lahh...
Ehhh?
Ini sesuatu anugerah bagi kami kaum pelajar
Wkwk

Semua murid di kelas ada yang sedang mengerjakan Pr-lah , usil sesama temannya, pergi kekantin untuk sekedar mengisi perut dan bahkan ada yang tidur dengan ber-alaskan tangan sebagai penumpunya.

Tapi tidak dengan Ais,
Ia lebih memilih ke taman belakang sekolah  sekedar menikmati udara yang segar dan menyibukkan dirinya dengan buku novel yg ia bawa.

Untung lah taman ini terdapat fasilitas seperti meja dan kursi untuk melepas penat atau sekedar bersantai-santai dan juga tempat untuk mengerjakan tugas kelompok mungkin

Tadi Anin sempat mengajaknya untuk ke kantin tapi Ais menolak nya dengan alasan rame dan malas berdesak-desakan

Ais yang setia membaca setiap kata di buku novel nya menikmati bacaanya tak sadar ada seseorang tepat di hadapannya.

Hingga seseorang itu mengambil buku novel itu dengan seenak nya

" Kembalikan" pinta Ais dengan wajah datarnya

Dia pun tersenyum menyeringai "ambil kalo bisa"

" Kembalikan ka" pinta Ais lagi masih dengan wajah datarnya.

Raka mengangkat buku itu dengan setinggi-tingginya dengan tangannya.

Ais yang malas mengeladeni nya lalu pergi begitu saja meninggalkan raka dengan buku yang di peganginya.

Tak berniat untuk kembali ke kelas Ais pun ke wc untuk melepaskan apa yang ia tahan hingga membuatnya kebelet.

Setelah selesai ais mencuci tangan di wastafel dan membasuh muka untuk sekedar menyegarkan.

Ku pandangi dengan seksama pantulan wajah ku di cermin dan kuhembuskan nafas berat ku seakan ada banyak beban yang ku tanggung.

Ais yang selesai dan hendak menyusul Anin pun tiba-tiba terjatuh di karenakan ada sebuah kaki yang menyenggolnya
Membuat Ais terkilir karena ulah nya

"Awwww..." Ringis ku

"Upsss... Es batu jatoh girls..." Ucapnya dengan gaya nya yang kecentilan kepada teman-temannya

" Mau Lo apa si " tukas ku

"Ulululuuu... Es batu nya galak ihh , humm gue mau Lo jauhin Raka "
Pinta nya dengan jari telunjuknya di letakkan di dagu

"Cihh... Ambil gue ga butuh, lagian kenapa juga sih Lo ngemis-ngemis sama gue " ucap ku hingga mengubah raut wajahnya yang semakin memanas

"Hehh jaga omongan lo yahh, intinya jauhin Raka atau Lo kena akibatnya " fani dan kawan-kawan nya pun meninggalkan Ais yang tengah meringis kesakitan

Hal itu biasa menurut murid-murid SMA cempaka karena fani akan semena-mena kepada siapa pun yang berurusan dgn nya karena ia anak kepala sekolah.

Ais yang berusaha untuk bangkit pun tak bisa karena kaki nya yang terkilir cukup membuatnya diam di tempat.

Dan tak sengaja Raka yang lewat pun menghampiri Ais
" Lo ngapain baring di situ" tukasnya yg tiba-tiba berjongkok

Tak ingin membalas pertanyaan konyol nya
Ais pun memijit-mijit kaki nya yang masih sakit.

" Jatoh ?" Tanya nya dengan alis yang di naikkan sebelah

Ais pun sudah merasa enakan dan siap untuk berdiri malah tersungkur ke hadapan Raka dan Raka yang tadinya berjongkok malah menjadi telentang.

Ais yang memejamkan matanya merasa ada yang aneh

Perasaan ia tadi jatoh tapi kok ga sakit pikirnya

Dan saat membuka matanya
Ia tepat jatuh di dada bidang Raka
Terjadi kontak mata
Dan ais yang menyudahi nya dengan berpaling wajah nya ke arah lain.

"Kayak nya Lo nyaman bet yahh di posisi kayak gini " ucap Raka sambil tersenyum simpul

Ais yang menyadari itu berusaha bangkit dan merapikan pakaiannya.

Raka yang sudah berdiri juga pun berbisik kepada Ais "guee tunggu di kamar gue ajaa"

Ais yang kaget karena ucapannya memerah seketika
Dan langsung pergi begitu sajaa

Astagaa ini anak otak nya mesum amaatt dah 😂

Terdengar tawa receh dari Raka "hahaha, lucu tau ga Lo itu"




Okee Jan lupa vote🙈
Comment dung kalo suka💙
And share ye💌🔄

Byee👋😊

-Ay

Mentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang