Theperfectcouple||Capther 7

955 48 0
                                    

Terima kasih karena telah membaca "The Perfect Couple"
***
Sikap dinginmu membuatku bingung. Apakah ini caramu agar aku tetep selalu di sampingmu? Apakah dengan cara itu kau selalu ingin aku tanyakan "mengapa kamu diam?". Aku harap kamu mengerti, betapa bencinya aku jika seperti ini, berpura - pura diam dan tidak mempedulikan sekitar.

Nindy tengah berjalan di koridor sambil bermain ponsel, hari ini Vero tidak bisa mengantarnya ke rumah karena Vero kini tengah sibuk mengurus persiapan PERSAMI. Sepertinya akan di adakan kegiatan tersebut sampai seterusnya.

Nindy menunggu jemputan di halte bis sekolah, karena bosan, ia kembali lagi ke dalam dan bermain di perpustakaan. Tapi ada yang menjanggal saat melihat Vero kekasihnya tengah berbincang dengan Airin-sekertari OSIS. Nindy berniat menghampiri keduanya dengan alasan hanya bertanya mengapa Vero belum pulang. "Kak," panggil Nindy.

Vero menoleh. " belum pulang?" Tanyanya.

Nindy menggeleng. "Belum di jemput, aku mau ke Perpustakaan dulu,"

"Mau aku antar?" Tawarnya.

Nindy menggeleng. "Gak usah, lagian kamu kan lagi sibuk, selesain aja dulu urusannya,"

Vero mengangguk. "Yaudah, hati - hatu, aku mau ke Ruang OSIS lagi," katanya Datar.

Kemudian Vero dan Airin meninggalkan Nindy yang masih setia menatap punggung kekasihnya itu. Vero aku cemburu kamu ngobrol sama kak Airin! Tapi aku gak bisa apa - apa, Vero! Please berhenti dekat dengan kak Airin! Aku cemburu!. Ucap batin Nindy.

Nindy menghela nafasnya kasar. Kemudian mood membacanya rusak, ia langsung kembali lagi ke depan dan ternyata jemputan ia sudah menunggu. Nindy menyandarkan kepalanya sambil menatap jendela. Nindy merasa selama ini bukan kekasih Vero.

Vero yang sibuk dengan dunianya dan tak peduli dengan kondisi. Vero yang bersikap biasa saja saat Nindy berbincang dengan lelaki lain. Vero yang menutupi semuanya kepada Nindy. "Pak Ko, papa udah di rumah?" Tanya Nindy kepada supirnya.

"Tadi sih tuan pulang sebentar, tapi balik lagi ada urusan kantor sebentar" jawabnya.

"Bang Barra ada?"

"Ada neng, kebetulan den Barra pulang kuliahnya gak sampe sore,"

Nindy mengangguk. Tak terasa mobil telah sampai di pekarangan rumah Nindy, dengan malas Nindy langsung sempoyongan masuk. Terdapat Barra yang tengah bermain game di ruang TV. "Abang!" Panggil Nindy.

Barra menoleh sebentar, kemudian kembali lagi ke ponselnya.

"Heh Bambang! Gue ngajak ngomong juga!"

"Apa si lu?"

"Gue ada PR! Tapi gak bisa! Ajarin dong bang!" Pinta Nindy.

Barra menoyor kepala Nindy. "Bego! Belajar makannya!"

Nindy mengurucutkan bibirnya. "Gue bukan bego! Gue lagi mumet!"

Barra langsung menyimpan ponselnya. "Tugas apaan?"

Nindy menyengir menampilkan deret gigi putihnya. "Kimia,"

Barra menghela nafasnya. "Bukannya lu bisa kan?"

"Ya ... Bisa sih, tapi sumpah tadi waktu Bu Tata jelasin gue gak perhatiin!"

The Perfect Couple  (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang