13 April 2019

5 0 0
                                    

Genap 10 hari menjadi KITA.
...
Aku tahu menyatukan 2 manusia beserta perbedaannya itu tidak mudah.
Banyak kesamaan yang kadang tak jarang malah memunculkan pergesekan pendapat.
Dan aku sangat memahami itu.
Sehingga dari pada sekian persamaan yang telah melahirkan pergesekan di 10 hari pertama ini, mungkin mengesampingkan kenegatifan hati itu jauh lebih mencairkan kebekuan pikir.
Sama-sama bersikukuh dengan pendirian masing-masing hanya akan melahirkan kenegatifan baru sedang yang lalu saja belum sempat teratasi.
          Mencoba legowo menyimpannya dalam hati kadang juga tak serta merta menghapusnya dari prasangka-prasangka buruk, menyiksa diri sendiri dengan pernyataan-pernyataan ambigu yang sebenarnya tidak perlu.
          Entah sebab kadar kesensitifan hati yang terlalu akut atau hanya sekedar rasa cemas yang berlebihan. Namun yang jelas merasa sendiri dan mengurus semua terlebih memanage hati itu adalah tugas utama untuk menjadi pengemudi yang handal dibawah komando kondektur untuk mencapai tujuan dengan sukses.
          Sebagai seorang istri, yang sepenuhnya taatnya kepada laki-laki yang bernama suami mengharuskan bahwasannya menjaga keutuhan dan kebersamaan itu harus dikembangkan bukan hanya secara lahir melainkan secara batin juga.
          Dihitung dari Rabu, 3 April 2019 lalu, puncak dari ibadah tertinggi adalah ridlo suami, walaupun terbayang akan sedikit sulit, namun untuk sebuah tujuan saya rasa adalah hal yang wajar jika keduanya kadang tak berjalan lurus, sehingga menyeimbangkan langkah dari 2 manusia agar seimbang adalah tugas dari pada istri.
          Kuat, jangan lemah (!). Hatimu hanya perlu di manage sedikit untuk terlihat tangguh.
Semoga dihari-hari berikutnya tidak lagi merasa hal yang tidak seharusnya dirasa.

Mejobo,13-04-2019

LAYANG-LAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang