🌸 32 🌸

936 102 2
                                    

Dia mematikan sambungan telepon, menyimpan ponselnya ke tempat sebelumnya lalu menatapku.

"Kau ada acara setelah ini?" tanyanya.

Aku menggeleng pelan. "Kurasa tidak."

"Keberatan kalau kita mampir sebentar? Aku harus bertemu seseorang." Aku mengangguk.

Dia memarkirkan mobilnya didepan sebuah café dengan warna dominan hitam putih abu. Aku mengikutinya masuk. Dan ternyata seseorang ditemuinya adalah seseorang yang waktu itu berpapasan dengan kami saat dia mengantarku pulang.

"Sudah lama?" tanyanya sembari menarik kursi untuk duduk. Aku melakukan hal yang sama disampingnya.

"Tidak cukup lama sampai kopiku habis," jawab perempuan itu. "Oh, hei. Siapa ini?" Tatapannya jatuh padaku.

"Temanku, Sakura. Sakura, ini Hana, sekretarisku." Sasuke memperkenalkan kami. Aku tersenyum padanya, dan sebaliknya.

"Hei, sepertinya aku pernah melihatmu. Oh! Kau perempuan yang diantar Sasuke waktu itu, bukan? Yang satu apartemen denganku?"

Aku mengangguk. "Ah, iya." Jadi ternyata dia sekretarisnya.

Ia merogoh tasnya, mencari sesuatu lalu mengeluarkan beberapa dokumen yang diberikannya pada Sasuke. "Ini dokumen yang kau minta."

Dia mengecek dokumen yang diberikan Hana sebentar. "Bagus. Ini cukup."

"Kalau begitu, sekarang aku boleh pulang? Karena aku ada kencan malam ini." Wajahnya terlihat bersemangat.

"Ini masih siang," ucap Sasuke, mengecek kembali dokumen yang diberikan Hana.

"Tentu saja aku harus belanja dulu! Perempuan itu punya banyak hal untuk disiapkan sebelum kencan, kau tahu! Kenapa kau sangat tidak peka sih?" Aku tidak tahu mereka seakrab ini sebagai sekretaris dan atasan. Yah, aku tidak perlu tahu juga sih.

"Hn, terserahlah."

Aku lihat Hana memutar matanya sebelum berpamitan padaku lalu pergi meninggalkan kami.

"Kalian akrab sekali ..." aku berucap tanpa sadar.

"Yah, kami sudah berteman cukup lama. Sebelumnya Hana juga kuliah di tempat yang sama denganku di Amerika." Dia membereskan dokumennya lalu berdiri. "Ayo," katanya lalu berjalan lebih dulu keluar café.

.

.:0o0:.

.

Aku melepas sabuk pengaman lalu menoleh padanya. "Terima kasih sudah mengantarku, Sasuke-kun."

"Hn. Hati-hati."

Aku keluar dari mobilnya, berbalik, hendak melambai ketika seseorang memanggilku dari jauh lalu berlari mendekatiku. Siapa itu?

"Sakura!"

"Ya Tuhan, Ibu?!" Ibu berlari menghampiriku dengan belanjaan ditangannya bersama sepupuku, Konohamaru yang selalu ikut dengan ibu setiap kali berbelanja. "Sedang apa Ibu disini?"

"Ah, kebetulan Ibu sedang jalan-jalan disekitar sini. Jadi, ibu rasa tidak apa-apa mengunjungimu sebentar. Oh, dan siapa ini? Pacarmu?"

"Wah, Sakura-nee punya pacar!" seru Konohamaru.

"Eh?" Saat aku menoleh, entah sejak kapan, dia sudah berdiri disampingku. "Dia ... dia temanku. Sasuke Uchiha. Sasuke-kun, ini Ibuku dan adik sepupuku, Konohamaru." Dia tersenyum tipis ketika aku mengenalkan nya pada Ibu.

"Sasuke? Sepertinya aku pernah mendengarnya ... kalian satu sekolah waktu SMA bukan?"

"Iya, kami satu sekolah," Dia menjawab.

"Oh, aku benar ternyata. Tapi kenapa kau tak pernah mengenalkannya pada Ibu, Saku?" Tatapan Ibu tertuju padaku.

Aku membalas tatapan Ibu. "Apa aku harus mengenalkan semua temanku pada Ibu? Kurasa tidak."

"Kalau begitu, ayo masuk! Kita mengobrol di dalam! Ayo, Saku! Dimana apartemenmu?" Tanpa menunggu persetujuanku, Ibu sudah menarik nya lebih dulu bersama Konohamaru.

Yaampun. Hal terakhir yang kuinginkan adalah Ibu bicara aneh-aneh pada nya nanti. Dan semoga saha tidak.

.

.:0o0:.

.

#Don't forget to vote and comments! It's means a lot to me!#

.

#Thank you!#

OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang