Part Ten

2K 168 64
                                    

Dengan langkah kaki yang cepat,  Yuki berlari.... Berlari menjauh dari arah Al, Yuki tidak menyadari bahwa dia telah melepaskan genggaman tangan Al.

.

.

.

Kediaman Delano

Yuki bergegas menuju kamar Delano, lelaki itu sedang terbaring lemah di tempat tidurnya. Perlahan dia pun mendekat.

"Lano..…” Panggil Yuki, namun tidak mendapat respon dari Delano, bukan karena suaranya terlalu halus, hanya saja sepertinya Delano sudah tertidur pulas dan sama sekali tidak sadarkan diri. Sejenak Yuki memperhatikan seisi kamar Delano yang luar biasa berantakan, dahinya terhenyit heran.

Yuki's POV :
"Ini sama sekali bukan gaya hidup Lano."

Yuki sangat mengenal Delano, tidak pernah sekalipun mendapati Delano dalam keadaan menyedihkan seperti ini. Bau alkohol begitu kentara tercium olehnya, dengan puluhan botol berserakan di meja sampai ke lantai menambah pengapnya ruangan ini. Sebenarnya sudah hampir dua minggu botol-botol itu disana, tidak seorang pelayanpun diizinkan masuk oleh Delano untuk membersihkannya. Seorang pelayan yang mengantar Yuki tadi terlihat sangat khawatir dengan keadaan tuan mudanya, dia terlihat tertekan karena tidak tahu harus bagaimana selama ini.

”Nona, apa yang harus saya lakukan?  tidak biasanya tuan muda seperti ini. Sudah dua minggu saya tidak diizinkan menyentuh apapun disini. Dia juga jarang pergi bekerja, sementara dia tidak perduli dengan siapa saja yang menemuinya. Tuan muda menyetir sendiri dalam keadaan mabuk, saya sungguh takut nona.” Ucap pelayan separuh baya itu.

Pelayan itu menatap Yuki penuh harap, entah apa yang yang membuatnya yakin akan mendapat solusi dari kehadiran Yuki. Sementara Yuki daritadi hanya  terdiam kaku, tidak percaya dengan keadaan Delano saat ini. Belakangan ini Delano memang selalu menghindari teman-temannya, dia selalu sendirian kemana-mana. Bahkan pasiennya banyak ditelantarkan, mengingat selama ini dia adalah seorang dokter yang sangat perhatian dan manusiawi pada semua pasiennya.

Yuki sendiri heran, apa yang membuat Delano bisa menjadi pemabuk seperti ini, tidak tahu penyebab berubahnya sikap Delano ini adalah karena dirinya. Tapi meskipun begitu, sebagai orang yang sangat dekat dengan Delano, bagaimana bisa dia tak tahu apapun. Seharusnya dia bisa lebih memperhatikan Delano, tapi belakangan ini dia malah tidak pernah lagi bersama Delano. Lebih sering bermesraan bersama suaminya tanpa tahu terjadi masalah yang terjadi pada Delano. Yuki jadi merasa sangat bersalah

”Istirahatlah bi, bibi pasti sudah bekerja keras demi Delano, kali ini biar aku yang akan mengurusnya.” Pinta Yuki pada pelayan itu.

Semalaman Yuki menunggui Delano, dimulai dengan membersihkan seluruh isi kamar Delano setelah pelayan tadi menuruti perintah Yuki untuk meninggalkannya sendiri. Yuki mulai mengumpulkan satu demi satu botol minuman, membersihkan lantai dan mejanya, merapikan setiap sudut kamar Delano. Sesekali dia menyeka titik-titik keringat di dahinya, entah kenapa sebentar saja dia merasa begitu kelelahan. Bukan karena seorang Yuki tidak pernah bersih-bersih sebelumnya, mengingat dialah yang selalu membersihkan apartmentnya saat di Aussie. Mengingat kembali hari-hari itu, Yuki jadi tertegun, terhenti dari kerjaannya. Perlahan dia mendekati Delano, menatapnya dengan senyuman prihatin. Terbesit kerinduan disaat-saat mereka bersama, hidup yang rasanya tidak pernah sepi, tidak pernah sulit, tidak pernah merasa sedih maupun khawatir pada apapun, tidak pernah ada yang membebani. Delano selalu ada di sisinya, menjaganya, membantunya dalam segala hal, membuatnya tertawa, juga sering mengajaknya bertengkar. Kalau diingat-ingat lagi, seharusnya Yuki sangat bergantung pada Delano, tapi lihat apa yang diperbuatnya setelah bertemu Al dalam hidupnya? Yuki bahkan tidak tahu masalah apa yang terjadi pada Delano.

Heart (END)Where stories live. Discover now