- 1 - Sita!

387 32 3
                                    


.
.
.

"Ck, gue kalah!" decakan seorang laki-laki yang ditertawai oleh teman-teman nya sendiri. Karena ia telah mengalahkan game online nya. Dan kini teman perempuan nya, dia harus menang. Konsekuensi yang akan terjadi pada dirinya jika ia mengalahkan game online itu.

"Sekarang sisa gue sama Kevin" seru seorang cewek berambut panjang yang diikat satu, mencoba bermain dengan serius. Agar dirinya tak kalah.

"Ye! Gue menang lagi" teriak cewek itu, tapi ketiga teman laki-laki yang ada disitu memasang muka kecewa. Karena konsekuensi nya adalah, mereka harus beresin rumah teman ceweknya itu yang sangat mewah dan besar.

"Lo jago banget sih mainnya, dari kemaren gue kalah terus" ucap seorang lelaki yang berkulit sawo matang yang sedang memuji temannya itu.

"Jangan tanya lagi, Evlin kan main game online itu kaya makanan sehari-hari nya" celetuk kevin, itulah Evlin, cewek yang hobi nya main game online. Tapi dia bisa membatasi waktunya. Bermain game online itu mudah baginya. Teman-teman masa kecilnya sering sekali mengajak Evlin mabar(main bareng), tapi mereka sering kalah. Dan yang kalah harus menerima hukumannya.

"Udah sana, bersihin rumah gue" untuk beranjak dari kursi saja mereka malas, apalagi yang harus membersihkan rumah yang besar ini. Ditambah mereka itu laki-laki, pastinya ada kata males.

"Buruan, bersihin. Gue udah suruh bibi buat gak beres-beres nih" berbagai gumaman suara yang tak jelas terdengar dan membuat Evlin menahan tawanya.

Evlin Vierra, seorang Gamer sejati. Tanpa game, dirinya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya menikmati sebuah kebosanan yang membuat dirinya menderita. Mengeluh, bermalas-malasan dan emosi nya memuncak jika bundanya menyita ponsel kesayangannya itu. Maka terjadilah kebosanan disana.

Tapi untungnya Evlin punya teman-teman yang bisa dimengerti. Mereka bisa menghabiskan waktunya untuk membujuk bunda Evlin agar memberikan ponselnya itu. Bundanya akan mengijinkan, karena mereka itu adalah teman-teman terbaik Evlin dari orok sampai sekarang. Bukan mereka saja, bahkan papanya pun suka sekali membujuk istrinya agar ponselnya diberikan pada evlin.

Teman-teman Evlin lahiran di tahun yang sama, hanya beda bulan.

Kevin Harv teman Evlin yang berkulit putih dan pastinya tampan, memiliki sifat sangat kalem.

Bimo Tresno berkulit sawo matang, rusuh dan bawel banget. Lumayan ganteng sih.

Reksi Juan laki-laki berkulit putih, dan garing banget kalo ngelucu. Bisa-bisa tereliminasi di acara stand up comedy. Untung ganteng, kalo gak Evlin bakalan ngejitak dia karena gak lucu. Bikin Evlin pengen ngomong 'apa sih ni orang?'

"Udah beres Lin" kata Kevin yang sudah menyimpan alat-alat kebersihan nya. Dengan tanpa aba-aba dia langsung pergi keluar dari rumah Evlin. Evlin kadang bingung, kenapa Kevin sikapnya gitu banget. Dan ia ingat, bundanya pernah bilang, waktu itu Anissa saat sedang hamil Kevin, gak ribut sama harga-harga murah tas branded. Tapi sebelum nya, Anissa sangat heboh sekali jika tas branded lagi murah. Itu sebabnya saat Kevin lahir, dia kalem.

"Gue juga balik ah, capek banget. Coba gue belum makan lagi" si bawel Bimo. Nah! Kalo Chika waktu hamil Bimo, paling heboh banget. Sampe-sampe Chika pernah maksa bunda Evlin untuk ikut beli tas itu. Dan pemaksaan nya itu narik-narik baju lengan nya bunda evlin. Kaya anak kecil.

"Iya, capek. Bisa-bisa mamih gue marahin gue karena kecapean dirumah Evlin, hahaha" tuh kan, apa yang lucu sih Reksi. Orang lain gak ketawa, tapi kok dia ketawa ya. Ini pasti mamih nya Reksi selalu ngelucu garing waktu hamil dia. Dan itu memang benar.

"Ya udah, balik sana" setelah semua pulang, Evlin kembali duduk dan memainkan jemarinya dilayar ponsel untuk melanjutkan kebiasaannya. Bermain game online.

"Assalamualaikum, bunda pulang" seperti tak mendengar suara bundanya, Evlin terus memainkan jemarinya dengan lincah. Dan mulutnya berkomat-kamit. "Aduh, sini sini. Jangan! Eh, jangan!".

"Evlin" sahut bundanya. "Evlin!" sekali lagi tak mendengar, siap-siap ia kena marah. "Evlin!!" dan akhirnya diambilnya ponsel Evlin, ia mencium tanda-tanda kebosanan nya dimulai detik ini.

"Eh bunda, hehe" Evlin terkekeh saat melihat bundanya yang sudah seperti macan yang akan menerkam Evlin. Itulah Bianca, bunda ter.....galak menurut Evlin. Tapi galak saat Evlin main game terus. Itu tandanya sayang.

"Bun, hp Evlin?" tangannya didepan Bianca seperti seorang anak yang meminta uang. Dan terkekeh-kekeh.

"Nggak, bunda sita!" tegasnya lalu pergi meninggalkan Evlin yang melongo khawatir. Dia akan ada diruang kebosanan. Berdecak adalah salah satu kebiasaan nya juga ketika ponselnya diamankan oleh polisi rumahnya. Yaitu bundanya sendiri.

Lalu seorang lelaki datang dengan jas hitam, yang langsung membukakan dasi merahnya yang sedari tadi melilit dilehernya. Menyimpan tas hitamnya dan duduk. Segera Evlin datang dan mengeluh.

"Pah, hp Evlin disita Bunda" rengeknya bagaikan anak kecil yang menginginkan sebuah mainan. Namun papanya hanya mendengus kesal.

"Papa kan baru pulang, gak kasian sama papa?"

"Ya kasian. Karena papa baik, tolong ambilin hp Evlin dibunda ya. Ya, ya, ya? Plisssss"

"Iya"

"Makasih pah, Evlin sayang papa" Evlin mencium pipi papanya yang hanya menghela nafas panjang. Pemaksa juga salah satu sifat Evlin. Kalau gak dituruti, dia gak mau makan selama ponselnya gak dikembalikan. Makannya, papa Evlin pasrah. Tapi bundanya gak akan pasrah, karena dia tau kalau Evlin bakalan makan secara diam-diam. Masa iya sih, Evlin gak makan. Dia gak makan satu hari aja kaya udah satu tahun.

.
.
.
.

Hai...
Cerita baru, terinspirasi dari seseorang aku sayangi💖
Tapi sedikit di edit sih, hehe...

Tunggu ya...
_______________
9AME ONLIN3
_______________

Game OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang