- 3 - MaBar

127 25 2
                                    


.
.
.


"Hufft, tinggal sisa 3% lagi" baterainya segera Evlin isi dirumahnya. Dan kini ia sedang menunggu 100%. Karena ingin buru-buru, Evlin terus menatap ponselnya dan memeriksa setiap persennya. Agar saat baterainya sudah penuh, dia akan mencabut antara charger dengan ponselnya.

Menopang dagu adalah salah satu gayanya saat menunggu dengan lamanya baterai itu penuh. Dan kembali ia melihat ponselnya yang membuat dirinya sumringah. Karena baterai yang ia tunggu sudah penuh. Tanpa berlama-lama, ia mencabut dan mulai menyalakan power on agar ponselnya hidup. Segera ia menekan aplikasi yang baru saja didownload. Tak sabar sekali dirinya ingin menggerakkan jemarinya dengan lincah, dan memenangkan Game itu.

Tiba-tiba, notifikasi terdengar dalam Game itu. Evlin bingung, karena belum tau banyak tentang Game itu. Tapi disana tertera ada seseorang yang ingin mengajak Evlin main bersamanya, lewat chat itu.

Jean_Raviv
Mabar!

_EvlinVierra_
Ayo!

Disetujui, padahal Evlin belum tau cara mainnya gimana. Tapi tenang, wanita yang satu ini dengan mudahnya akan mengetahuinya. Lalu kemenangan ada ditangan nya.

Mulai lah, dia main dengan Username Jean_Raviv. Permainan kali ini lumayan susah menurutnya. Tapi jika menyerah, itu bukan Evlin namanya. Kelincahan tangan yang sebenarnya ia mainkan secara ngasal, membuat dirinya bahagia karena scorr yang didapat melebihi teman mabarnya itu. Notifikasi pesan digame itu terdengar, setelah semuanya selesai.

Jean_Raviv
Gue kalah, jago banget lo

_EvlinVierra_
Thanks, tapi gue baru pertama kali nyoba Game ini.

Jean_Raviv
Jadi gue orang yang pertama ngajak lo?

_EvlinVierra_
Iya,

Jean_Raviv
Oh

Percakapan diakhiri dari Jean, karena Evlin juga butuh makan. Turun ke bawah adalah solusinya, mengambil makanan apapun baik itu cemilan maupun makan berat.

"Eh non, mau makan apa? Biar bibi yang ambil" salah satu pembantu bartanya pada Evlin yang sedang mengambil piring menoleh padanya.

"Sendiri aja Bi" senyum terpampang di wajahnya, sebelum mengambil makanan yang ia inginkan. Dan pergi menuju kamarnya lagi. Yang tak lain untuk menatap ponsel lagi, dan akan bermain lagi dengan Jean.

Suara bel rumah Evlin berbunyi, tapi ia tak menggubris karena ada pembantunya yang akan membukakan pintu. Evlin masih dengan ponselnya, sambil melahap  makanan yang diambilnya tadi.

"Woi!" pintu dibuka oleh seseorang yang tidak sopan sama sekali ke kamar Evlin. Bukan seorang, melainkan 3 orang sekaligus. Yang pastinya, itu Kevin, Reksi, dan Bimo. Tapi Evlin sudah terbiasa dengan kehadiran mereka yang tak diundang. Dan Yang menyapa Evlin dengan teriak adalah Bimo, si rusuh.

"Eh, kalian udah nge-download Game barukan?" tanya Evlin saat mereka duduk. Kevin duduk dikursi belajar Evlin, Reksi dilantai, dan Bimo dikasur Evlin. Itu adalah hal yang biasa jika mereka datang ke kamar Evlin. Duduk di manapun yang penting duduk dengan nyaman.

"Udah, gue belum bisa" keluh Bimo, dia suka meminta diajari Evlin yang maennya udah jago.

"Gue udah tau giamana cara mainnya, gampang banget. Gue udah diajak Mabar sama laki-laki," tak aneh lagi bagi mereka, Evlin itu bisa dibilang ratu gamer pertama kalau udah dilombain.

"Kasih tau gue" Kevin dengan wajah datar dan dinginnya itu, juga belum tau cara mainnya, pokoknya setiap ada game baru, Evlin adalah pengetahuan nya. Sebenernya, pertama Evlin main dengan cara ngasal. Tapi dia adalah yang beruntung, bisa me-maneg ke ngasalan itu.

"Tenang, gue bantu. Sini-sini" lengan Evlin mengajak mereka untuk mendekati layar ponselnya dan jari yang bergerak dengan lincah. Ia kembali bermain dengan Jean lagi. Lagi-lagi Evlin memenangkan permainan nya. Teman-teman nya terkagum melihat kelincahan jemarinya yang lenjang itu.

🎮

Matahari sudah memunculkan sinarnya. Cahayanya masuk menembus menyusuri kamar Evlin. Alam mimpi masih terjadi diotak Evlin. Kesiangan akan terjadi jika Evlin bermain Game Online nya sampai larut malam. Kali ini ia melakukannya lagi, semalam yang Mabar dengan Jean. Teman mabarnya yang baru, digame nya yang baru.

"Bangun Evlin!" teriakan seorang macan, yang tak lain bundanya. Namun tak didengar. "Evlin! Ini udah siang!". Masih tidur, kenop pintunya bunda bukakan, tapi ia kunci. Ketukan yang keras pun tak membuatnya bangun. Satu hal yang membuatnya bangun adalah ancaman.

"Kalau kamu gak bangun, bunda ambil hp kamu!" terbangun dengan perasaan kaget. Mata yang tadinya sipit menjadi belo dan langsung dirinya tergesa-gesa menuju kamar mandi. Tak lama ia dikamar mandi, lalu pakaian putih nya ia lekatkan ke tubuhnya dan sebuah rok abu-abu pendek selutut ia tarik ke atas. Berdiri di kaca dan menata rambut panjangnya ia kuncir kuda. Dan selesai, menuju ke bawah dengan berlari cepat.

Saat akan mendorong pintunya, ia teringat ada yang ketinggalan. Ponselnya. Barang yang ia cintai, tak boleh lepas dari genggaman nya. Kembalilah ia ke kamarnya hanya untuk mengambil ponsel. Berlari lagi. Dan tak lama Evlin turun dengan nafas yang terengah-engah. Keluar dan menuju mobil yang sudah dibuka pintunya oleh supirnya.

Tiba disekolah, untungnya sebuah besi yang Evlin takutkan itu tertutup ternyata tidak, ia tepat waktu. Nafasnya lega. Jika telat, kaki dia akan pegal karena terus berdiri didepan bendera dengan tangan yang hormat.

"Lin, gimana sama Game Online yang baru?" tanya Tama yang menyamai langkahnya dengan evlin. Dan ia menoleh ke arah Tama yang ada disampingnya, saat dikoridor.

"Seru. Gue baru aja main, udah ada yang ngajak Mabar"

"Wih, pasti menang kan lo?"

"Iya, siapa sih yang bisa ngalahin Evlin? Hahaha" mereka tertawa terbahak-bahak, sampai tak menyadari bahwa ada murid yang memperhatikan mereka.

Kelas 12-mipaA, kelas yang dimasuki oleh mereka berdua. Berbagai aktivitas mereka lakukan. Tapi kebanyakan pada main Game. Karena mereka itu kena virus nya Evlin yang pecandu Game Online. Jadi, dikelas itu rata-rata para gamer.

"Ratu gamer kita baru dateng!" teriak Bimo yang terlihat ada dibelakang bersama yang lain. Mereka sedang memegang ponsel dan pastinya bermain Game. Semuanya langsung tertuju pada Evlin, dan dia hanya tersenyum. Dibalas senyuman juga oleh mereka, karena Evlin juga bukan hanya jago gaming, tapi dia juga cantik dan pintar. Maka tak salah dirinya dikagumi oleh kaum Adam maupun hawa.

"Sini Lin, mumpung jamkos. Katanya pak beni gak ada" jelas Reksi yang membuat Evlin bahagia pasti nya. Menyimpan tas di kursi, dan keyza yang ada di bangku nya menggelengkan kepalanya.

"Gue kesiangan karena malem ada yang ngajak Mabar" saat Evlin duduk disana bersama yang lain, ia menjelaskan juga bagaimana cara ia bisa mengalahkan teman mabarnya itu.

"Ya ampun! Gue lupa bawa power Bank!" jidatnya Evlin tepuk dengan lengannya sendiri. Ia lupa, padahal udah janji. Pikir Evlin, itu gara-gara matanya yang tidur mulu sampai dirinya kesiangan. Tapi masa mata disalahin.

🎮
.
.
.
.

Jadi salahin siapa?

Game OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang