- 5 - Mabar di Game lain

94 24 2
                                    


.
.
.
.

Pagi buta, sekitar jam 3 subuh, Evlin bangun. Ia melihat jam didinding dengan mata yang memelas. Karena terlanjur bangun, beranjak lah ia ke lantai bawah untuk mengambil makanan dan meminum seteguk air. Pastinya untuk teman saat bermain Game. Dan kembalilah ia ke kamarnya.

Duduk dikasur, menyandar, dan mengambil ponsel. Lalu menekan sebuah aplikasi yang tak lain Game Online. Makanan berada disampingnya, menyomot dengan pandangan yang menatap layar ponsel.

"Oh iya, Jean kan ngasih gue nomer" sekilas ia mengingat bahwa Jean memberinya nomer agar tetap berkomunikasi dengan nya. Tak lama pesan yang dikirim Evlin dibalas. Ia kaget membelalakkan matanya. 'Kok jam segini udah bangun sih?' pikirnya dalam hati.

Jean
Ada apa?

Nggak, cuma mau ngingetin,
Ini nomer gue
Evlin.

Jean
Ok
Belum tidur atau udah bangun?

Udah bangun, biasanya kalau bangun jam segini, susah tidurnya lagi.

Jean
Oh, pasti nge gaming lagi ya?

Hehe, iya
Kalo Lo?

Jean
Gue setiap jam segini bangun

Oh
Lo punya Game Online lagi gak?

Jean
Punya banyak,

Ayo Mabar lagi

Jean
Username nya apa?

EViera

Jean
Ok

Udah ya, gue mau main lagi

Jean
Hmm...

Cukup singkat karena Evlin yang memutuskan menghentikan percakapan itu. Hingga adzan subuh berkumandang membuat Evlin beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Dan segera menunaikan ibadah.

Tak terasa bagai kilatan petir yang menyambar, jam didinding menunjukan pukul setengah enam. Dua jam setengah dirinya menatap layar ponsel. Evlin menggerutu, tak terima dengan munculnya matahari yang terlihat sedikit. Karena dirinya masih bermain dengan jean. Memang jika sedang memainkan ponsel, kesadaran hilang.

"Udah jam segini lagi? Perasaan kaya baru jam limaan" gumam Evlin dengan celingak-celinguk ke jendela nya yang sudah terlihat matahari yang hanya memunculkan kepalanya.

Evlin menyimpan ponsel dan berjalan menuju kamar mandi. Selang waktu beberapa menit, Evlin keluar dari kamar mandi dan memakai seragam dengan lengkap. Rambut yang dikuncir kuda, dan sepatu segera ia kenakan dikakinya. Tak lupa tasnya yang berwarna abu-abu, ia kaitkan di bahu kirinya, membiarkan tali yang disebelah kanan menggantung.

Kunci motor ia ambil di meja belajarnya. Kini tak akan bersama supirnya lagi. Dia akan mengemudi motor Ninja merahnya sendiri. Turun kebawah dan melihat bunda dan papa nya sedang makan bersama.

"Pagi bunda, papa" menghampiri dan langsung duduk, sempat menyimpan kunci motornya dimeja makan. Lalu melahap sebuah sandwich yang sangat lezat, membuat Evlin tak tahan ingin melahapnya.

Game OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang