- 7 - Laki-laki Perawatan?

86 24 0
                                    



.
.
.

Seperti biasa, suasana kantin sangat ramai. Termasuk Basecamp teman-teman Evlin yang bertingkah tak biasanya. Mereka sekarang hanya ngobrol-ngobrol, tidak bermain lagi. Entah apa yang memasuki jiwa mereka hari ini. Tapi prinsip mereka, kalau Evlin gak main, mereka juga gak akan main. Kecuali Bimo, dia terus main walau ada yang menghalang.

"Eh, gue mau bikin chalenge" usulan dea membuat semua yang berada disitu penasaran. Terutama Bimo, dia memajukan tubuhnya ke arah Dea setelah menyimpan ponselnya yang sedari tadi dipakai gaming.

"Chalenge nya..., selama seminggu, kita gak boleh nge gaming. Kalau ketauan, kasih hukuman" lanjutnya dengan senyum sinis dan mengangkat alis sebelah.

"Hukumannya apa?" dahi Evlin mengernyit, menunggu jawaban yang ia tanyakan. Dan Dea menatap semua secara bergantian.

"Hukumannya, nanti dikasih tantangan. Setuju?"

"Setuju!" serentak, membuat semua semangat hidup. Mereka juga bisa bosan meskipun menyukai Game Online. Tapi beda dengan Evlin, dia memasang wajah cemberut. Kalau tak bermain Game, bagaimana dirinya akan Mabar lagi dengan Jean?

"Bibir lo kenapa monyong-monyong gitu?" ledekan Tama didukung semua kecuali Kevin. Semua tertawa, tapi Kevin hanya senyum kecil. Sangat kecil.

"Yaiyalah, secara dia kan gamer berat banget. Jadi susah buat ngelaksanain ini" Rena memotong tawa mereka, sehingga semua tertawa meledek Evlin. Namun Evlin hanya bingung, sebenarnya ia gak masalah ngelaksanain itu. Tapi gimana sama jean. Masih bisa chat-an, pikirnya membuat hati tenang.

Setelah dikantin berlama-lama, semua masuk karena suara bel yang menggiring murid-murid ke kelasnya masing-masing. Termasuk gerombolan para gamers kelas 12mipaA juga berbondong-bondong masuk ke kelas dikarenakan seorang guru yang akan menceramahi nya jika telat satu detik saja.

"Selamat siang. Siapkan pulpen satu. Hanya menyimpan satu pulpen dimeja, tidak boleh yang lain. Dan sekarang ulangan" semua terkejut dengan mata yang terbelalak. Tiba-tiba saja pak dani membuat mereka jantungan. Namun hanya dua orang yang santai. Evlin dan Kevin. Mereka hanya menyikapi dengan biasa. Meskipun mereka selalu nge gaming, pelajaran gak akan mereka lupakan. Pelajaran juga nomer satu menurutnya.

Ketegangan murid-murid muncul saat sebuah lembar soal dibagikan per bangku. Tatapan guru yang sangat tajam menambah ketegangan yang langsung mengeluarkan keringat menetes. Tapi itu terjadi pada sebagian murid yang selalu nge gaming.

🎮

"Gila...! Itu guru gak kasian apa sama kita?" celoteh Rena saat diparkiran menuju pulang. Muka kesal mereka pasang terkecuali Evlin. Ia tak sabar akan chat-an lagi dengan Jean. Senyumannya yang indah itu ia pamerkan hingga teman-teman nya merasa aneh. Evlin gak masalah harus ninggalin Game nya selama seminggu, tapi yang penting masih bisa ngobrol sama Jean lewat WA.

"Gue balik ya" pamit Evlin sambil pergi menuju motornya dan dibalas anggukan. Helmet ia pasangkan di kepalanya, dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan yang rendah. Sekilas ia memikirkan pria yang melihatnya dilampu lalu lintas. Motor yang dipakai pria itu seperti tak asing. Evlin tidak bisa Mengingat. Tapi ia abaikan masalah itu. Karena yang ada dipikirannya kini adalah Jean.

Setelah berlama-lama dijalan, akhirnya ia sampai dirumahnya. Pagar besi dibuka oleh seorang penjaga rumahnya.

Kini ada yang berbeda, bunda sedang ada didapur, dan papanya sedang menonton.

Game OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang