- 8 - Lupa!

77 23 0
                                    



.
.
.
.

Suasana keramaian dihari senin, kantin Zadiv High School terdengar sangat bising. Tapi masing-masing mereka hiraukan.

Seorang pria bertubuh jangkung, berkulit putih dan berambut hitam, tengah duduk disana bersama teman-teman nya. Entah apa yang mereka bicarakan. Tawa dan senyuman mereka pasangkan dimasing-masing wajah.

"Lo suka sama dia?" tanya temannya berkulit putih berambut coklat yang ada disebelahnya itu.

"Gue liat mukanya aja belum"

"Terus kenapa gak ketemuan aja sih, susah amat" celetuk pria yang satu lagi berkulit putih juga tapi berambut pirang, sedang asyik dengan ponselnya.

"Malu lah. Masa tiba-tiba nge-chat ngajak ketemuan"

"Lo stalk aja medsosnya" ucap berambut pirang

"Gue udah cari nama Evlin, dan banyak nama Evlin disitu"

"Ohhh, sekarang gue tau. Kenapa lo jarang banget nge gaming hari-hari ini? Karena lo itu sibuk nyari cewek itu kan?" celetuk pria yang berambut coklat membuatnya tertawa dan tawanya menular ke teman sebelahnya.

"Kok aneh ya, Jean suka ke cewek" sambungnya.

"Lo kira gue gak normal!"

"Namanya siapa Jean?" ya, pria berambut pirang bertanya. Dia temannya Jean, yang bernama Zava. Kalau yang rambutnya coklat, dia Bryan.

"Evlin"

"Evlin... Kok kaya pernah mabar juga ya sama dia" pandangan zava beralih ke langit-langit tembok kantin.

"Pasti, dia sama kaya gue. Sering main Game Online ini itu" jelas Jean sambil meneguk es lemon nya.

"Oh, kalau gak salah dia jago banget mainnya" bryan membulat kan matanya dan menunjuk jari telunjuk nya ke atas.

"Oh! Yang itu!" suara Zava memekakan telinga Jean dan Bryan.

"Ih, biasa aja kutil!" bentak Jean.

"Hehe maaf"

"Hebat tuh cewek. Waktu itu juga gua pernah ngajak dia mabar. Tapi malah gue yang kalah" jelas Bryan.

"Maka dari itu, gue penasaran banget sama muka cewek itu"

"Terus kalo cantik, pasti lo gebet"

"Ya nggak gitu juga kali. Gue beneran penasaran banget"

"Tadi lo bilang, lo udah punya nomer nya kan? Kenapa gak lewat situ aja sih" usulan dari Zava.

"Gue canggung tolol! Masa gue harus minta dia pap muka"

"Di SW nya gak ada gitu?"

"Dia gak suka bikin SW selfie. Sukanya pemandangan"

"Misterius ni cewek" jari brayn mengetuk-ngetuk meja.

Suara bel membuat mereka beranjak dari tempat duduknya. Ketika mereka menyusuri koridor, suara riuh dari para cewek terdengar. Menurut mereka itu biasa. Karena kegantengan mereka itu membuat semua cewek meleleh. Kegantengan mereka itu murni, jadi orang tua mereka ini asli luar negeri. Mereka blesteran. Maka tak aneh bila nilai b. Inggrisnya selalu besar.

Game OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang