- 9 - Here!

81 23 0
                                    



.
.
.
.

Cowok yang selama ini nyari akun Evlin ternyata kesampaian juga. Meskipun SW Evlin sudah dihapus, ia masih mengingat nama akunnya. Dirumahnya, tepatnya diruang tamu, ia sibuk dengan ponselnya untuk mencari akun Evlin.

"Hei!" seseorang telah mengagetkan jean dengan menepuk bahunya dan saat dilihat, itu adalah adiknya Sean.

"Lo bikin gue jantungan bego!" bentak Jean dan kembali dengan layar ponselnya.

"Lo lagi nyari siapa?" saat Sean melihat bahwa Jean sedang mencari seseorang di Instagram nya.

"Anak SMP jangan tau! Sana kerjain PR lo!"

"Gue anak rajin, jadi semua PR udah gue kerjain" lalu Sean duduk disebelah Kaka nya itu dan memainkan ponselnya. Tak jauh beda, Jean dan Sean adalah gamer juga. Bahkan mereka kadanga berantem gara-gara salah satu dari mereka kalah. Dan saling menyalahkan.

"Jangan main Game terus"

"Tumben lo?" Sean menoleh ke Jean dengan heran. Biasanya juga dia acuh tak acuh pada adiknya. Dan Sean merasa aneh dengan Kaka nya sekarang, hari-hari ini Jean jarang main Game Online.

Helaan nafas Jean yang panjang membuat Sean menoleh ke arahnya dan menatap dengan bingung. "Lo kenapa? Kek yang kesel?" Jean masih diam sambil menatap ponselnya.

"Mau tau aja lo" Jean pergi menuju kamar sedangkan adiknya itu melirik Jean dengan menggeleng pelan.

Dikamar, Jean berjalan ke arah balkon. Disana ia melihat ponselnya lagi dan terlihat nama akun Evlin di Instagram.

"Gimana caranya gue bisa liat, akunnya aja di privasi" gumam Jean.

Lalu wajahnya kembali sumringah, selintas ia ingat jika dirinya memiliki akun palsu yang isinya itu tentang Game. Di akun palsunya itu sama sekali tidak ada foto dirinya, jadi ia bisa tenang.

Segera Jean mengganti akunnya dulu dan menekan tulisan 'Follow'. Belum lama, akun palsunya itu sudah diFollback Evlin. Jean terkejut dan juga senang, akhirnya ia bisa melihat foto-foto Evlin yang udah ribuan. Evlin itu orangnya eksis. Tidak seperti yang dibayangkan jean. Jika dirinya pergi ke suatu tempat, evlin selalu mem posting. Dan yang ngomen banyak banget, mulai dari yang muji, ada juga hattersnya. Kadang evlin juga bingung, hatternya ngapain juga mau nge follow akunnya. Tapi ujung-ujungnya bakalan menghina evlin.

Tanpa sadari, Jean mengangkat mulutnya dan memamerkan gigi putih yang berjajar rapi saat melihat foto-foto Evlin di Spanyol. Difoto, Evlin sangat cantik dan begitu ceria. Jean langsung meng scroll kebawah melihat-lihat foto yang lainnya. Ternyata evlin lebih cantik dari bayangan Jean. Bahkan kecantikan itu membuat Jean senyum-senyum sendiri.

🎮

"Gue ada followers baru! Kaya nya dia suka Game juga deh" kata Evlin saat dikelas. Kini, semua murid tak akan belajar, dikarenakan guru-guru sedang melakukan rapat. Jadi, pastinya semua kelas bakalan ribut. Apalagi kelas Evlin yang pada main Game Online. Tapi kali ini teman-teman Evlin tidak, karena tantangan satu Minggu itu. Mereka sekarang lagi ngobrol-ngobrol yang gak penting.

"Berapa yang nge follow lo?" tanya Rena

"Satu"

"Yaelah, kirain berapa" celetuk Bimo.

"Ya seenggak nya followers gue jadi 3K"

"Belum seberapa sama followers gue" Bimo itu emang selebgram, dia punya followers juta-an. Mungkin karena dia ganteng, dan akunnya gak di privasi. Beda sama Evlin, kecantikan dia gak dipamerkan di sosial media, coba kalau gak di privasi, pasti banyak banget yang nge follow.

"Meskipun followers gue sedikit, tapi yang nge like banyak. Gak kaya lo, followers banyak tapi yang like cuma puluhan" ledek evlin dan semua tertawa. Bimo mengerucutkan bibirnya.

"Kok pulang lama banget sih" keluh kesah Evlin setelah semuanya berhenti tertawa.

Karena bosan, Evlin mengeluarkan ponselnya untuk membuka Instagram nya. Dan mulai mengscroll dari atas ke bawah.

Kringgggg....

Semuanya sangat riuh dan senang, termasuk Evlin. Karena pulang lebih awal, dia dan teman-temannya bisa pergi jalan-jalan dulu. "Pergi yuk!" ajakan Evlin juga membuat mereka senang. Dan mereka mengiyakan ajakan Evlin. Biasanya, Evlin membawa ke mal atau restoran. Dulu, mereka kapok dibawa Evlin ke hutan. Sampai-sampai mereka masih ketakutan karena mendengar suara raungan harimau. Padahal suara itu dari ponselnya Evlin, sungguh jahil.

"Vlin, kek nya gue gak bisa deh. Soalnya tadi Mama gue nyuruh pulang cepet. Gak di ijinin. Gak papa kan?" jelas Yudi. "Iya gue juga gak diijinin" lalu Rena juga berbicara dengan raut wajah yang cemberut.

"Iya gak papa. Kan bisa hari-hari lain" jadi, yang ikut hanya Evlin, Keyza, Kevin, Bimo, Dea, Reksi, dan Tama. Mereka akan memakai mobil Evlin. Kedua supirnya yang akan mengantarkan mobilnya. Ketika sebuah mobil Pajero datang, mereka masuk. Yang nyetir, Evlin. Supirnya berpindah ke mobil supir satu lagi.

Tujuan mereka, ke mal dulu. Masa iya mereka jalan-jalan akan memakai seragam? Biasanya, Evlin akan membayarkan pakaian yang dibeli mereka. Ia memakai kartu kredit pemberian ayahnya.

"Kalian pilih-pilih dulu aja, gue kesana sebentar ya" Evlin pergi ke tempat penjualan sepatu. Ia sangat tertarik, karena berbagai macam sepatu ada disana. Evlin melihat sepatu Kets berwarna abu-abu yang membuatnya tertarik.

"Mbak, saya beli sepatu ini. Ukurannya 40" pinta Evlin sambil menunjuk sepatu yang sangat ia suka. Lalu mbak itu pergi untuk mencari ukuran sepatu Evlin. Evlin bisa melihat teman-teman nya yang masih memilih baju. Jadi, ia bisa duduk untuk menunggu pesanan sepatunya datang.

"Ini sepatunya, silahkan bayar di kasir" Evlin mengangguk dan segera pergi ke tempat kasir. Lalu berjalan menuju teman-teman nya.

"Gimana? Udah?" tanya Evlin.

"Udah kok semuanya, yang lo juga udah gue pilih sesuai selera lo" kata Keyza. Dia memang perhatian dan benar-benar teman yang baik.

"Oh thanks! Yaudah, semuanya bawa ke kasir" mereka semua membawa baju nya ke kasir dan Evlin membayarkan semuanya. Setelah itu mengganti bajunya dan keluar dari mal.

Mereka sebenarnya berniat untuk ke cafe. Jadi Evlin membawa mobilnya menuju cafe.

Evlin membuka pintu cafe tersebut dan dibuntuti semuanya. Ketika duduk, seorang waiters datang menyodorkan menu. Pilihan mereka bermacam-macam. Dan selesai, waiters itu kembali bekerja. Evlin merogoh saku nya untuk mengambil ponsel. Ia akan memotret kakinya  sebagai bukti ia sedang berjalan-jalan. Hanya kaki. Tak lebih. Lalu ia langsung memosting di Instagram dengan caption 'Trip'.

Ketika Jean sedang mengscroll ponselnya yang berada di aplikasi Instagram, ia melihat diberanda postingan dari Evlin muncul. Dan membuat Jean terkejut. Ia tak habis pikir, jika Evlin dan dirinya jaraknya sangat dekat. Jean juga sedang berada di cafe yang dimana ada Evlin dan teman-teman nya disitu. Namun Jean berada di lantai atas. Dilantai yang kebanyakan orang-orang berkumpul seperti keluarga, kerabat kerja, dan lainnya. Kini, Jean sedang bersama keluarganya. Sedang membicarakan tentang pernikahan.

7_7

VOTE ya :›

Next? Vote dulu sebanyak-banyaknya...

Game OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang