22. He is My Angel

1.5K 193 2
                                    

Aku harus mengakui jika Kyungsoo sangat cantik saat ini. Mengenakan gaun putih indah membalut tubuh mungilnya. Rambutnya tergerai indah dengan lingkaran bunga putih menghiasi.

Kyungsoo menginginkan acara pernikahan di ruangan terbuka dan bersatu dengan alam. Aku setuju dan menggunakan pulau pribadi milikku yang sengaja kubeli untuk hadiah pernikahan Kyungsoo.

Dia berjalan mendekati ku perlahan. Bersama Renjun yang mendampinginya. Sebenarnya ayahku tidak keberatan untuk menjadi wali. Tapi, ini permintaan keduanya.

Kyungsoo tersenyum manis padaku. Mereka sampai dihadapan ku. "Hyung. Tepati janjimu. Jaga Noona." Renjun memberikan genggaman tangan Kyungsoo berpindah padaku.

Aku menggenggam tangan Kyungsoo erat. "Tentu. Akan selalu ku tepati."

Renjun melangkah menuju eomma dan berdiri berdampingan. Aku menatap Kyungsoo. Dia sangat cantik saat ini. Dia bidadariku.

Kami mengucapkan janji suci dihadapan tuhan. Dengan pendeta, keluarga dan teman teman kami yang menjadi saksi.

Mata Kyungsoo berkaca menatapku. Aku tersenyum kala kami selesai mengucapkan janji. Aku mengusap lembut pipinya. Setetes air mata mengalir disana. Kuusap perlahan. "I Love you.."
Ku cium bibirnya lembut. Hanya sekejap.

Aku menoleh pada hadirin. Mereka tersenyum bahagia. Kala kulihat Renjun yang menahan airmata nya juga tersenyum bahagia.

Setelah apa yang kami lalui. Semua menjadi baik baik saja selama kami bersama. Semua yang kami menjadi indah kala saling menguatkan.

Aku berjanji akan selalu membahagiakan pasangan ku, kekasih ku, hidupku, dan bidadari ku. Do Kyungsoo.

🐻🐧

Aku keluar kamar mandi dan mendapati Kyungsoo duduk disofa menatap langit. Aku datang menghampirinya. Rambutnya basah belum ia keringkan. Aku berniat untuk mengeringkannya.

Ku ambil pengering rambut dan mengeringkan rambutnya. Dia masih asyik dengan apa yang ia lihat dilangit malam. "Ada apa?" tanya ku masih mengeringkan rambutnya.

"Aku senang. Yah, hanya itu. Sangat senang."

Aku tertawa. Mengambil sisir dan kusisir rambutnya perlahan. "Pasti ada yang mengganggu."

Dia mengangguk perlahan. Aku meletakan sisir dan duduk disampingnya. Dia langsung menghibur kedalam pelukan ku.
Aku mengusap lembut rambutnya. Membiarkan dia tenang dalam pelukan ku.
"Ketika aku menikah. Dulu, impian ku adalah mengundang mama. Tapi, banyak kejadian yang membuatku menutup hatiku untuk berharap pelukan mama ketika ku menikah"

Aku melepaskan pelukan nya. Mengangkat tubuhnya naik keatas pengkuan ku. Dia langsung memeluk leherku dan menyembunyikan wajahnya di sana. "Kau menginginkan mama mu datang?"

Dia menggeleng. "Itu hanya impian masa lalu. Kau tau itu kan? Dulu, aku selalu berpikir. Akankah mama akan mencintaiku dan Renjun? Tapi, ternyata dia sama sekali tidak menginginkan kami. Aku hanya menyesal pada waktu. Akankah dia begitu kejam pada kami saat lampau?"

"Semua baik baik saja bukan sekarang?"

Dia mengangguk. Menampakan wajahnya menatapku. Dia tersenyum dan mengecup bibirku. "Itu karena mu. Terima kasih."

Aku tersenyum dan menarik kembali tengkuk nya. Menciumi bibirnya. Melumatnya dengan lembut. Dia selalu menjadi candu untukku.

Matanya yang bulat dan teduh membuatku lupa akan kejahatan dunia. Aroma vanila tubuhnya membuatku selalu lupa akan kepahitan hidup.

Dia bidadari ku.

Aki menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Mengungkungnya dengan tubuhku diatas nya. "Aku mencintaimu."

Bulan dan bintang menjadi saksi persatuan cinta kami. Mengintip dari balik tirai putih yang terhembus angin. Kyungsoo jauh lebih indah dari mereka lebih dari apapun.

Dan malam ini, suaranya mengalun idah di telinga ku. Genggaman dan cakaran tangan nya menjadi rasa nikmat tersendiri bagiku

Tatapan sayunya membuatku semakin buas dan sulit berhenti. Jika aku tidak ingat apa yang diderita nya. Mungkin malam panjang akan kami lalui.

🐻🐧

Pagi harinya. Pintu terketuk pelan. Aku melirik jam dan sudah siang hari. Aku melihat Kyungsoo yang masih terlelap dalm damai. Aku meraih celana dan kaos putih dan mengenang nya. Berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang bertamu.

Eomma dan Renjun. "Kami datang membawa makan siang. Kalian melewati kan sarapan. Dan jangan sampai melewatkan makan siang juga. Kasihan menantu ku."

Renjun mengangguk. "Noona jiga memiliki riwayat sakit lambung, hyung. Perlu kuingatkan. Jika kau lupa."

Aku mengambil nampan yang berisi makanan itu. "Iya, Kyungsoo bahkan belum bangun. Aku akan menungguny bangun."

"Terserah saja. Nikmati sana hari pertama kalian di kamar. Eomma dan Renjun akan bermain air laut bersama menantu eomma yang satunya."

Aku menggeleng melihat kelakuan eomma. Menantu eomma yang dimaksud adalah Soohyun. Setelah Renjun memperkenalkan Soohyun pada eomma. Eomma langsung menyukainya dan menyayanginya seperti anak nya sendiri.

Aku menutup pintu dan menghampiri Kyungsoo yang sudah terduduk di kasur dengan bersandar. "Bagaimana perasaan mu?" aku meletakan mempan makanan itu dan memberinya segelas air.

Dia meminumnya beberapa tegukan. "Aku baik. Tidak terlalu buruk. Dan terima kasih. Kau melakukan yang terbaik."

Aku mengangguk. Memberinya susu yang diberikan eomma. "eomma dan Renjun yang mengantar. Mereka melupakan kita dan asyik dengan anak anak nya yang lain. "

Kyungsoo tertawa. "Aku ingin disini saja ya hari ini?"

Aku mengangguk. "Eomma menyuruh kita untuk menghabiskan hari didalam kamar."

Kyungsoo tertawa. Dia memakan sarapan sekaligus makan siang nya. Sesekali menyuapi ku sela sela ia makan.

"Semoga berhasil ya..."  ucapku penuh harap.

Kyungsoo mengangguk. "Semoga..."

Minggu, 27 oktober 2019
Aku buat agak cepet yh. Soalnya bakalan masuk ke titik permasalahan. Setelah itu selesai. Dan paling nggak sampe chat 30an. Bisa lebih.

Setelah ini akan masuk ke konflik rumah tangga mereka.

Dan chat selanjutnya aku buat Kyungsoo pov lagi yah...

Sampai bertemu besok...

Gnight...



Love You Right✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang