The Penthouse Club, Perth.
Alunan musik elektrik memenuhi seisi kelab diikuti para lelaki dan wanita muda yang menari-nari di lantai dansa. Tujuan semua orang-orang di sini sama, bersenang-senang dan menghabiskan banyak uang untuk minum sekaligus melepas penat setelah menghadapi dunia berat di luar sana.
Tetapi tidak semua. Salah satunya adalah gadis bersurai cokelat gelap yang tengah menenggelamkan wajahnya ke salah satu meja bar.
Dia tampak kacau.
"Hei Izumi! Are you okay?"
Gadis itu mendongak ke arah sahabatnya yang bersurai pirang. Dia menggigit bibir bawahnya dan menjalari ujung bibir gelasnya yang telah kosong dengan telunjuk. "I'm broken," Ucapnya sembari menggelengkan kepala dan mencengkram kuat gelasnya. "Sasuke... Bastard."
Gadis bersurai pirang itu hanya mengerutkan alis tidak mengerti. Yang terdengar kemudian adalah isakan Izumi yang bercampur dengan musik DJ yang berdentum keras.
***
"Ibu yakin tidak apa-apa?"
Mebuki memiringkan kepalanya dan menaruh selang untuk menyiram tanaman ke lantai. Wanita paruh baya itu tampak tersenyum senang dan melebarkan tangannya pada putri kesayangannya.
"Lihat! Ibu sudah sehat bukan? Tidak ada yang perlu kau khawatirkan."
Sakura menggigit bibir bawahnya sembari memperhatikan sang Ibu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mebuki sudah sehat dan bisa kembali berjalan seperti biasa tanpa kursi roda. Kemajuannya cukup pesat. Terapi yang dilakukannya bahkan kurang dari dua minggu.
"Tinggal lah dengan Sasuke. Ibu tidak apa-apa."
"Ibu yakin tidak akan ikut bersama kami?"
Wanita itu menggelengkan kepalanya dan memeluk Sakura. "Rumah Ibu di sini. Kau boleh datang kemari kapanpun kau mau. Tidak terlalu jauh bukan?" Wanita itu melepaskan pelukannya dan beralih memegang bahu putrinya. "Ibu minta maaf ya, untuk semuanya."
Sakura hanya menunduk dan menyeka air mata yang hampir jatuh ke pipi. "Ibu..."
"Mama, ayo!"
Panggilan gemas dari Sarada yang berada di dalam mobil membuat Mebuki tertawa dan memberi lambaian tangannya pada sang cucu.
"Sakura..." Mebuki menangkup wajah putrinya yang tampak sedih. "Setelah ini, kau harus jadi istri yang baik untuk Sasuke. Mengerti?"
Sakura tidak menjawab. Hanya terdiam dan meneteskan air matanya sehingga Mebuki mendorong tubuhnya pelan menuju mobil. Bergabung dengan suami dan putri kesayangannya menuju rumah baru mereka di Maizuru.
***
"Wah! Ini asyik Papa!"
Sarada tertawa sembari berlari dan melompat ke arah kolam renang bersama ban berwarna kuning di sana. Gadis itu mengusap wajahnya sembari tertawa dan berenang ke tengah kolam.
Sakura hanya tersenyum dan duduk di pinggir kolam memantau putrinya yang sedang asyik berenang. Kolamnya cukup luas dan terbagi dalam beberapa kedalaman.
"Tentang rumah kita, kau menyukainya?"
Sakura menoleh ke arah sang suami yang tiba-tiba duduk dan menenggelamkan sebagian betisnya ke dalam air kolam. Ia hanya tersenyum.
"Rumah ini terlalu besar untuk kita bertiga kurasa." Jawabnya sembari memainkan kakinya di air.
"Sebenarnya tidak bertiga. Sarada bilang dia ingin punya adik," Ujar lelaki itu sembari tertawa ketika menatap semburat merah yang tiba-tiba terbit dari kedua pipi Sakura. "Hahaha aku bercanda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost A Part Of You
Romance"Sakura?" "Ya?" Sepasang onyx gelap itu membulat ketika seorang wanita bersurai merah muda membalikan tubuhnya dan tersenyum ke arahnya. "Maaf, anda memanggil saya?" Sakura bertanya kemudian melihat sekelilingnya dan tersadar kalau bunga kebanggaan...