[44]

1K 145 10
                                    

Young-Hoon diem aja dengan wajah takjub liat dua adik kelas di depannya, yang salah satunya si anak jerapah, beneran kayak bapak lagi nasehatin anak gadisnya.

"Lo tuh ya tinggal di sini sendirian, jaga diri yang bener," kata Jung-Woo yang berdiri tepat di depan Shin-Bi yang duduk.

Shin-Bi sendiri diem aja di pelukan Chang-Min. Chang-Min udah puas ngomong dari tadi sedangkan Jung-Woo baru dateng.

Kasian juga liat Shin-Bi, Jung-Woo kalau udah kesel galaknya bakal keluar. Jadi Chang-Min cuma bisa meluk dan ngusap kepalanya.

"Hwang Eun-Bi denger gue ngomong, kan?"

Chang-Min bisa ngerasa kalau temennya ini ngangguk kecil.

"Udah, Woo, Shin-Bi mau tidur kali." Chang-Min liat jam dinding, jam sepuluh malem. "Bi, mandi abis itu makan terus tidur, ya?"

Mungkin karena takut dimarahin lebih lanjut sama dua-duanya, jadi Shin-Bi nurut tanpa ngomong apa-apa lagi.

Shin-Bi masuk ke kamarnya, tapi sebelum itu dia ngelewatin Young-Hoon. Si kakak paling tua di sini itu nepuk-nepuk kepalanya Shin-Bi.

"Mereka gitu karena sayang sama kamu. Jangan ngambek, ya?" kata Young-Hoon. Liat Shin-Bi jadi inget Na-Kyung. Udah lama adiknya itu ga nelpon dia duluan.

Masih sama, Shin-Bi cuma ngangguk, terus masuk kamarnya. Ada suara pintu dikunci. Mungkin Shin-Bi mau sendirian dulu.

Young-Hoon nyamperin Chang-Min dan Jung-Woo. Mereka berdua juga jadi diem.

Si kakak meluk Chang-Min, dan Chang-Min langsung nyamanin diri di pelukan Young-Hoon.

"Kalian tuh, ya. Kemaren semangat banget ngaturin kencannya Shin-Bi. Giliran Shin-Bi udah nerima malah kayak gini."

Jung-Woo diem. Chang-Min malah berubah manja, duselin hidungnya di leher Young-Hoon.

Young-Hoon hapal kalau Chang-Min kayak gini berarti dia ngaku salah. Tapi Young-Hoon ga terlalu tau sifat Jung-Woo.

Udah malem juga. Mending Young-Hoon ajak Chang-Min pulang. "Woo, gue sama Chang-Min balik, ya. Lo jagain Shin-Bi."

Jung-Woo ngangguk, masih ga bersuara.

Young-Hoon mau berdiri, tapi Chang-Min ga ada tanda-tanda mau gerak ikut berdiri juga.

"Hei, ayo pulang," ajak Young-Hoon.

Tapi Chang-Min malah natap dia kayak anak kucing minta disayang. Gemes.

"Gendong, hehe."

"Astaga ... kamu tuh ya," bilangnya sih gini, tapi tetep diturutin sama si kakak.

Chang-Min digendong di punggung. Dia meluk leher Young-Hoon erat dan sembunyiin wajahnya di bahu si kakak. Manja banget. Padahal tadi waktu ngomelin Shin-Bi mukanya serem.

"Woo, beneran loh jagain Shin-Bi. Jangan dimarahin lagi. Nanti ajak makan, belum makan tuh kayaknya dia."

Sekali lagi, Jung-Woo cuma anggukin omongannya Young-Hoon.

Mereka berdua keluar unit Shin-Bi dan Young-Hoon jalan pelan ke unitnya. Dia bisa ngerasain napas Chang-Min di deket tengkuknya.

"Shin-Bi udah gede, bisa jaga diri sendiri. Udah tau mana yang baik mana yang engga. San juga Kakak liat orangnya baik, sayang sama Shin-Bi. Kalo ga sayang ga mungkin dia balik lagi setelah bertahun-tahun ga keliatan."

Kayak ngomong sama angin, Chang-Min ga nanggepin apa-apa. Tapi Young-Hoon tau kalau suaminya itu nyimak omongan dia.

"Kakak kapan balik ke Seoul?"

Ga nyambung, tapi Young-Hoon nanggepin pertanyaan Chang-Min. Mungkin dia beneran ngerasa bersalah dan ga mau bahas itu lagi.

"Dari sini Rabu, barengan Ju-Yeon. Dia harus dateng ke rapat terakhir, pamitan karena bukan dia yang mimpin proyeknya lagi."

"Kok gitu?"

Young-Hoon ngangkat satu tangannya yang semula pegang paha Chang-Min untuk ngusap kepalanya. "Hyun-Jae sakitnya ga bisa ditinggal, harus diurusin."

"Kak Jae sakit apa? Parah banget?"

Oh iya, Chang-Min belum tau. Yang lain juga belum tau.

"Hyun-Jae sakit kanker, Sayang."

Koridor apartemen yang emang sepi makin kerasa hening. Ga tau cuma perasaan Young-Hoon atau Chang-Min emang tanpa sadar nahan napasnya.

Begitu sampai di depan unit, Young-Hoon langsung masuk dan pintu kekunci otomatis di belakangnya. Dia dudukin Chang-Min di sofa dan ikut duduk di sampingnya.

Young-Hoon agak kaget waktu liat ternyata Chang-Min nangis. Air matanya ngalir terus dan mukanya mulai memerah.

Si kakak senyum kecil, dia bantuin ngehapus air matanya walaupun tau kalau air mata itu akan terus ngalir sampai Chang-Min tenang.

"Doain yang terbaik buat Hyun-Jae, ya?"

Young-Hoon sedih. Sedih banget. Tapi kalau semua sedih yang nguatin Hyun-Jae siapa? Yang nguatin Ju-Yeon siapa? Apalagi Young-Hoon tau kalau Ju-Yeon drop ribetnya kayak gimana. Kasian liatnya.

Chang-Min langsung meluk Young-Hoon. Nangisnya masih tenang. Mungkin hatinya terasa sakit banget karena Hyun-Jae salah satu kakak kesayangannya.

"Aku mau ketemu Kak Jae boleh?" ucapan Chang-Min hampir jadi bisikan saking pelannya.

"Iya, besok siang kita jenguk Hyun-Jae, ya? Deket kok, emang dia dirawat di sini makanya Kakak nemenin Ju-Yeon terus. Kasian Ju-Yeon kalo ga ditemenin."

Young-Hoon ngelus kepala Chang-Min. Mungkin udah saatnya temen-temen yang lain tau keadaan Hyun-Jae. Ini bukan penyakit sepele.

Tapi Young-Hoon inget kalau Hyun-Jae ga mau orang lain tau.

Tangan Young-Hoon yang satunya beralih utak-atik ponselnya, niat mau nelpon Ju-Yeon nanyain kabar.

Chang-Min masih betah di pelukan kakaknya. Dia tuh kangen Young-Hoon, mumpung Young-Hoon pulang ke sini Chang-Min mau mereka habisin waktu bareng. Tapi kemarin beberapa hari ya dia sibuk ngikutin Shin-Bi.

"Kok ga diangkat, ya?" Young-Hoon bergumam sendiri. Dia coba dial nomer Ju-Yeon sekali lagi.

Masih sama, nyambung tapi ga diangkat.

"Apa tidur? Ga mungkin, sih, pasti Ju-Yeon tidurnya nanti tengah malem."

Sampai empat kali ga diangkat, Young-Hoon akhirnya lebih milih nelpon Jeong-Han.

Lama nunggunya, tapi akhirnya diangkat. "Halo, Kak?"

"Young-Hoon? Kenapa?"

Suara di seberang sana terdengar lelah banget. Kayaknya Jeong-Han lagi capek atau ngantuk.

"Ju-Yeon udah balik ke sini, Kak? Dia dari Providence, kan?"

"Iya, Hoon. Tadi sore balik."

"Udah tidur, ya? Ditelpon ga diangkat."

Kali ini Jeong-Han ga langsung jawab pertanyaan Young-Hoon. Selama hening itu, Young-Hoon bisa denger suara orang lain lagi ngobrol sama Jeong-Han.

"Jae-Hyun drop, Hoon. Dia masuk ICU. Ju-Yeon tadi nangis lama terus ternyata kambuh, sesek napas. Diminumin obat kayak biasa ga mempan, akhirnya sama Joshua disaranin masuk kamar rawat."

Engga, jangan lagi .... Batin Young-Hoon.

Dia ngobrol sebentar sama Jeong-Han dan bilang besok siang bakal dateng.

Young-Hoon ngintip sedikit dan ternyata Chang-Min udah tidur di pelukannya.

Perlahan Young-Hoon gendong Chang-Min dan dia masuk ke kamar mereka.

Young-Hoon rebahin Chang-Min, ga lupa diselimutin dan dia ikutan tidur di sampingnya.

Semoga dua temennya di sana ga kenapa-napa, itulah salah satu doa Young-Hoon sebelum tidur malam ini.

Life Is Not Only Yours (Book 2) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang