CHAPTER 13

96 14 2
                                    

Lila menusuk steak ikan menggunakan garpunya dengan sangat horor. Ia memasukan potongan besar steak ke dalam mulutnya diikuti dengan tatapan tajamnya pada dua sosok yang saat ini sedang duduk dihadapannya. Brian dan Steve sendiri memutuskan untuk tidak menggubris kelakuan Lila dan tetap menghabiskan makan malamnya dengan tenang. Malam ini menjadi malam terakhir mereka di pulau tersebut. Setelah diskusi dan pertimbangan yang cukup panjang maka telah diputuskan agar liburan kali ini dibatalkan dan mereka akan segera kembali besok pagi. Tentu saja Lila tidak dapat menerima keputusan tersebut, ia masih ingin berada di pulau ini, masih ingin liburan.

"Kau berharap bisa snorkeling dengan kaki gajahmu?" Sindir Steve telak.

"Lila kita masih bisa kembali lagi kemari, kakimu harus segera mendapatkan perawatan." Brian menjelaskan dengan nada selembut mungkin.

Lila hanya dapat memutar kedua bola matanya sambil mendengus kesal. Mereka benar, kakinya harus segera mendapatkan perawatan, Namun, menempuh kembali perjalanan yang jauh via laut dan via udara dapat membuat kakinya semakin bengkak. Kenapa tidak istirahat saja dulu beberapa hari dipulau ini?

"Hal seperti ini tidak bisa ditunda lebih lama lagi Lila, apa kau mau kakimu bengkak permanen?" Tanya Steve lebih mirip seperti ancaman.

Lila melebarkan manik matanya dan sontak menjawab "Tentu saja tidak." Ia benar-benar tidak dapat membayangkan jika kakinya akan bengkak permanen. Pastinya tidak akan terlihat bagus. Dan yang lebih parah lagi, Steve mungkin akan terus memanggilnya 'kaki gajah' selama sisa hidupnya.

"Bagus, kita akan pulang besok pagi, sekarang bersiap-siaplah karena kita akan segera makan malam." Diskusi langsung ditutup oleh Steve, ia tidak mau menerima bantahan atau rengekan lagi dari Lila.

Wajah Lila seketika cemberut menatap Steve, baru tadi sore mereka berbaikkan dan sekarang sikap Steve kembali menyebalkan. Ingin menyela, tapi perutnya sendiri sudah mulai bergemuruh minta diisi. Ia memilih tidak memperpanjang perdebatan.

Disini lah mereka bertiga, duduk menikmati makan malam terakhir mereka di pulau tersebut. Ditemani dengan pemandangan pantai dan suara desir ombak. Mereka makan di sebuah pondok yang didirikan diatas laut.

Lila dan Brian sepakat untuk memesan steak ikan sementara Steve memesan makanan yang lebih bernuansa nusantara, ayam penyet komplit dengan nasi uduk beserta lalapannya. Lila sempat mengerutkan kening memperhatikan menu makanan yang dipesan Steve. Menempuh perjalanan jauh hingga ke pulau terpencil yang bahkan mungkin tidak ada di peta hanya untuk ayam penyet? Yang benar saja.

Di beberapa kesempatan, Brian terlihat memotong steak miliknya dan meletakan potongan tersebut di piring Lila. Awalnya Lila tidak masalah dengan hal itu, sampai akhirnya Lila merasa sedikit jengah akan kelakuan Brian "Berhenti menaruh sesuatu dipiringku, kenapa kau terus-terusan melakukannya sih?"

Brian tersenyum jahil menatap Lila "Kau terlihat sangat kelaparan tadi memasukkan potongan besar steak ke mulutmu sambil memelototi kami, serasa akan dimakan hidup-hidup olehmu. Daripada kami menjadi santapanmu yang berikutnya lebih baik aku membagi sebagian milikku." Senyum tanpa dosa masih terukir di wajah Brian.

Lila kembali menatap tajam pada Brian sambil memegang erat garpu di tangannya, membuat senyum diwajah Brian perlahan memudar berganti dengan ia yang menelan salivanya dan menyenggol siku Steve.

Steve yang sedari tadi diam terkesan tidak peduli, kali ini mendongakkan kepalanya menatap Brian. Sekilas mereka saling bertatapan, Steve dengan tatapan bingungnya dan Brian dengan tatapan meminta pertolongannya. Steve memutar kedua bola matanya merasa ini seperti sebuah deja vu sebelum kembali menatap Lila dan berkata "Brian benar, kau harus makan yang banyak, kau terlihat sangat tipis seperti papan cucian." Sambil ikut meletakkan sesuatu dipiring Lila.

La Douler Exquise (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang