(1) kisah klasik

518 41 11
                                    

Hai, namaku Jeon wonwoo. Anak dari papa Jeon Yunho dan mama Jaejeong. Aku ingin memperkenalkan diriku terlebih dahulu, tidak detail tetapi kalian akan mengerti.

Aku seorang laki-laki tampan berusia 24 tahun. Memiliki kulit putih pucat dan postur tubuh tinggi -idaman kebanyakan wanita.
Aku bekerja disebuah cafe terkenal di kalangan anak muda. Sunday cafe kalian bisa berkunjung kesana dan menemukanku sebagai kasir. Oh iya, aku sudah lulus kuliah dengan biaya sendiri dan memiliki rumah hasil upaya sendiri, cocok untuk aku yang hanya tinggal sendiri.

Mengapa tinggal sendirian? Dimana orang tuamu? Pasti kalian akan bertanya seperti itu, kan?

Hah, ini akan sedikit menyedihkan saat aku menceritakannya kembali. Orang tuaku mengalami kecelakaan pesawat saat aku berusia 20 tahun, mereka meninggalkan anak semata wayang mereka sendirian.
Saat itu aku sangat putus asa, rasanya aku ingin mati menyusul mereka saja. Disaat aku membutuhkan support mereka malah pergi meninggalkan ku,(ya aku tau itu bukan keinginan mereka).

Cukup lama aku terpuruk dengan keadaan, menangisi hari- hariku yang suram tanpa mereka. Hingga akhirnya aku sadar, orang tuaku akan sedih jika aku seperti ini terus -aku juga tidak ingin mati sia sia-

Memilih jalan dengan menjual rumah orang tuaku dan berakhir tinggal disebuah rumah kecil. Aku harus mencari kerja untuk kelangsungan hidupku, kami bukan berasal dari kalangan orang kaya malah terkesan biasa saja.

Hingga pada akhirnya aku berada di titik ini, dimana titik aku baik - baik saja. Teman temanku bilang aku sekarang lebih baik, dan aku senang akan hal itu.

--------

Hari ini aku kedatangan tetangga baru. Yang aku dengar mereka baru saja pindah dari busan -aku belum berkenalan secara langsung. Hehe-

Aku harus membawa apa untuk menyambut mereka, isi kulkas ku kosong, kue kering saja aku tidak punya. Mungkin lain hari aku akan menyambut keluarga mereka.

Nyatanya, ekspetasiku tidak sesuai dengan rencana. Ternyata mereka yang mengunjungiku terlebih dahulu, dan itu membuatku malu -Hey, seharusnya aku yang menyambut keluarga mereka, supaya mereka betah tinggal disamping rumahku.

Tentu saja sebagai nyonya rumah yang baik aku mempersilahkan mereka masuk "Paman bibi, silahkan masuk. Maaf rumahku kecil tidak seperti rumah kalian" ucapku dengan senyuman malu

"Tidak apa apa, nak. Sekecil apapun rumah asal membuat orang tinggal didalam nya itu nyaman". Sahut Paman kim dengan senyuman lembutnya, ah rasanya akan menyenangkan memiliki tetangga seperti mereka.

"Ah perkenalkan nak, nama bibi hwasa dan ini suami bibi Kim jongin".

"Ah iya, bi. Silahkan duduk, aku akan menyediakan hidangan terlebih dulu" pamitku pada mereka dan berlalu pergi ke dapur.

Dengan pelan aku membawa nampan berisi air jeruk dan cemilan keripik
"silahkan diminum bi, maaf cuman ada ini" aku tertunduk dan tersenyum malu.

"Makasih nak, malah kami senang disambut dengan ramah olehmu".

"Iya bi, sudah seharusnya saya menyambut kalian dengan baik. Semoga keluarga bibi dan paman betah tinggal disini"

"Kamu baik dan cantik, nak. Pasti cocok dengan anak kami" sahut Paman kim yang hanya diam sedari tadi.

"Ah tida-

Grubraak

Atensi kami langsung tertuju didepan pintu, dimana seorang anak laki laki sedang menahan sakit pada lutut dan kepalanya setelah menabrak pintu.

"Aaww. Maaf ya aku tidak sengaja. Bunda aku cariin didalam rumah kok gak ada, pas dilihat ternyata disini. Hehe" cengeges dia sambil menggaruk tengkuknya.

Pintuku yang malang, bagaimana bisa laki laki dewasa menabrak pintu seperti itu, dasar aneh.

"Maaf ya nak wonwoo. Dia anak bibi, namanya Kim mingyu" ucap bibi kim, sambil menarik lengan anaknya dengan keras.

"Tidak apa apa bi. Syukur pintunya tidak hancur tadi" senyum tulusku untuk bibi kim. Dan tatapan aneh untuk anak laki laki nya.

"Sepertinya kalian akan cepat akrab" singkat. Kalimat yang diucapkan Paman kim dengan senyuman lebarnya.

Aku akrab dengan anaknya yang aneh? BIG NO. dia bisa saja menjadi masalah untukku nanti.

Dan disinilah awal kisahku dengan tetangga baruku

Tbc.

Hai, aku hadir disini sebagai penulis pemula dengan membaca cerita meanie. Maaf atas typo dan kesalahan dalam penulisan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan karena itu membantuku dalam menulis.
Vote dan komen jika kamu suka dengan cerita ini.

Selamat membaca

I'll be here (Meanie)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang