"Happy reading"
Tasya menjulurkan tangannya kedepan, membiarkan derasnya hujan membahasi kedua tangannya.Rambutnya yang sudah sepanjang pinggang ia biarkan terurai diterpa hambusan angin. Tasya menengok kelantai bawah, memperhatikan beberapa siswa yang sedang menikmati derasnya hujan sambil tertawa riang.
Karena kepalanya yang menghadap kebawah, membuat air hujan kini ikut membasahi rambutnya.
Tasya melihat taufik juga berada dibawah sana. Melambaikan tangan memanggilnya untuk bergabung. Tasya menarik senyumnya. Ia memberi isyarat agar taufik menunggunya dibawah. Sedetik kemudian, langkahnya kini beranjak menuruni tangga.
Saat hampir sampai dilantai terakhir, tasya bertemu dengan rika yang baru saja kembali dari kantin. Rika terlihat menatapnya bingung.
"Mau kemana lo? Buru buru amat,"
Tasya menunjuk lapangan.
"Gue mau ke taufik, pengen maen hujan."ujar tasya cepat. Baru saja ia kakinya akan melangkah ketika tangannya ditahan rika.
"Eh, goblok! Lo bukan anak anak lagi. Berhenti maen hujan hujan. Pengen sakit lo!"rika menarik tangan tasya kembali menaiki tangga. Tasya menolak. Berusaha menahan tangannya.
"Cuma sekali doang. Lo juga kalo pengen ikut ya ikut aja. Ngga usah sok ngelarang gitu."decak tasya.
Rika menggeleng. "Gue ngga pengen ikut."
"Yaudah sana, balik kelas lo."suruh tasya hendak kembali berjalan kearah lapangan. Rika kembali menahannya.
"Eittss.. "
Tasya berdecak. "Apalagi sih rik! Gue teriak maling nih."ancam tasya.
"Bego! Mana ada maling seimut dan sekece gue. Lagian kalo lo teriakin gue maling, gue yakin ngga bakal ada yang percaya."
Tasya mendengus.
"Serah lo. Gue pengen kesana. Awas kalo lo tahan lagi."ancamnya.
Tasya segera berlari menuju lapangan, meninggalkan rika yang kini berdecak sembari ikut beranjak menuju lapangan.
"Gue kan pengen ikut. Malah ditinggalin."
***
Sebisa mungkin azka mengalihkan pikirannya dari sesuatu yang membuatnya tidak fokus dari kemarin.
Azka berjalan menyusuri lorong sekolah setelah mengadakan rapat bersama guru guru. Satu hal yang azka ingin hindari untuk saat ini adalah menjauh dan tak ingin melihat cewek itu dalam waktu dekat untuk sekarang ini.
Setelah sadar dengan sikapnya kemarin membuat azka terus berpikir berulang kali. Ekspresi apa yang akan ditunjukkan cewek itu saat melihatnya?
Sedikit aneh jika azka mengakui perasaan sukanya untuk saat ini. Mengingat pertemuan mereka yang belum terlalu lama. Dan azka benci saat kenyatannya malah membuat ia sendiri tak bisa berkutik.
Ia benar benar menyukai cewek itu.
Azka tahu, marahnya kemarin bukan tanpa alasan. Perihal perkataannya yang tanpa izin dan secara langsung menyampaikan kepada tasya tentang perasaanya, membuat ia berharap tasya tidak akan memikirkannya terlalu dalam.
Dari kejauhan terlihat seseorang yang tak ingin ia lihat berjalan sambil memeluk tubuhnya menggunakan handuk kecil. Pakaiannya tampak basah. Azka melirik kearah lapangan. Sedang hujan. Apakah dia kehujanan?
Dengan perasaan gelisah yang semakin lama semakin terasa kuat, azka berusaha menetralkan wajahnya sembari berdeham. Berjalan seolah tidak mengetahui keberadaan cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKA
Novela JuvenilGanti judul. Flusso D'amor ➡ shaka Munafik jika tasya mengatakan tidak ada perasaan pada cowok itu. Nyatanya, setiap berada didekat cowok itu, tasya selalu berdebar. Menahan sesak ketika berhadapan langsung dengannya. Tasya tidak akan berbohong tent...