0 8

528 71 7
                                    


......

Chaeyoung dan Nakyung menemani Seoyeon di rumah sakit selama berjam-jam, makan siang juga bersama gadis yang habis kecelakaan itu dengan pesan makanan antar.

Dan sekarang sudah jam empat sore.

“Eh Chae, tadi pesan dari siapa? Dari ibumu?” Tanya Nakyung tiba-tiba mengingat ekspressi sahabatnya tadi yang terlihat terkejut.

Chaeyoung sedikit kehilangan memori, sampai teringat pesan dari orang yang tak ia duga.

“Oh iya dari ibuku.” Balasnya dengan tawa kecil kikuk.

Semoga saja telinganya tidak merah.

Pesan dari Lee Jeno, mengingatkannya kalau sekolah sudah berakhir dan ada beberapa tugas rumah, serta tasnya masih ada di kelas. Dia juga menawari kalau dia bisa mengantarkan tasnya ke rumahnya jika Chaeyoung mau, dan gadis itu belum membalasnya sampai sekarang.

Dia hanya lupa tentang pesan itu dengan segala hal yang terjadi. Bahkan insiden Seoyeon melupakan semua pikiran gugupnya tadi pagi saat akan bertemu dengan cowok terpintar di sekolahnya itu.

Yaah, mulai dari mana mau dijelaskannya...

Itu berawal dari sore kemarin saat bimbingan matematika Pak Im.

Dengan baik hati Jeno memintanya duduk di kursi kosong di sampingnya, seolah telah ia siapkan untuknya.

Waktu latihan soal juga Jeno dengan sabar membantunya, menjelaskan materi sampai ia benar-benar paham. Chaeyoung pikir mungkin karena dia anak baru di tempat les, jadi Jeno ingin membantunya agar mudah beradaptasi.

Dan ketika les berakhir saat ia menunggu jemputan ibunya, Jeno dengan ramah lagi menawarinya untuk mengantarnya pulang, pertama dia menolak, tapi sepertinya dia memang cowok yang sangat baik, dia mau menemaninya sampai jemputan Chaeyoung datang.

Kalau saja ibunya terlambat lima menit mungkin dia akan mengiyakan tawarannya,...

....atau mungkin naik bus juga bisa meskipun rumahnya tidak ada halte yang dekat. Chaeyoung jangan terlalu Ge-eRrr.

Apalagi sikapnya waktu kemarin pagi yang menawarinya untuk bareng ke tempat les...

Chaeyoung stop! Jangan ge-er!

Bukankah Lee Jeno memang baik, ramah, senyum ke semua orang??

Tak mungkin seorang Lee Jeno tertarik -STOP!

Mungkin dia memikirkannya terlalu cepat dan merembet ke mana-mana.

Tapi ada sesuatu yang aneh dengan cowok itu. Chaeyoung merasakannya tapi ia tak tahu apa itu. Senyum ramah tapi dengan mata yang dingin.

Entahlah.

Mungkin sebaiknya dia ceritakan ke Seoyeon dan Nakyung.

Atau mungkin lain kali aja kalau semuanya sudah-

“Eh tadi siapa namanya yang kakak-kakak itu?” Tanya Nakyung lagi, mengalihkan topik dan memotong argumen di pikiran Chaeyoung.

“Kakak-kakak yang mana?... Oh yang tadi ke sini itu sama ayahnya, Jung Jaehyun.” Jawab Seoyeon datar.

“Wah..” Ucap Nakyung dan Chaeyoung bersamaan.

Seoyeon memutar bola matanya dan berdecis pelan.

Drrt drrt

Saku di jas Chaeyoung bergetar.

“Aduh, aku lupa beritahu ibuku kalau aku tidak di sekolah.”

elite(s) (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang