"Shin, mau berangkat bareng?." ucap Dini sedang berdiri di depan cermin tengah merapihkan rambutnya.
Shinta sedang memilih lipstik lantas mengarah Dini.
"Engga, Din. Duluan aja." balas Shinta.Dini mengarah Shinta, "Oke deh." ucap Dini kemudian keluar dari kamar.
Shinta mengambil lipstik berwarna peach. Dia yang sudah selesai bersolek lantas mengambil tasnya lalu berjalan meninggalkan kamarnya.
Dia yang sudah di luar Kost mendapati mobil Alex terparkir disana lantas memasukinya.Alex menyambut Shinta dengan senyuman lalu melajukan mobilnya.
Pria itu tidak membawa Shinta ke kampusnya melainkan ke apartemennya.
Shinta berjalan memasuki apartemen Alex.
Mereka memasuki ruangan tersebut.Shinta terduduk di sofa seraya mengeluarkan laptop.
Alex yang tengah di ruang dapur membuat Shinta menghampirinya.
"Kamu lagi apa?." tanya Shinta yang melihat Alex tengah berdiri di depan kulkas.Alex menoleh kearahnya, "Aku bingung mau masakin kamu apa." ujarnya seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Shinta membuka lemari pendingin melihat bahan yang bisa di olah makanan, dia lantas mengambil daging sapi yang berada di freezer.
Shinta mengarah menatap Alex.
"Aku mau bikinin kamu rawon, tapi engga ada bumbunya." keluhnya.Alex mengambil kotak berisi daging beku di tangan Shinta lalu memasukkan kembali ke dalam freezer.
"Jangan, nanti kamu capek lagi." ucapnya.Shinta mengulas senyuman, dia yang melihat roti dan selai di meja makan lantas berjalan mendekat meja makan.
Dia tengah membuatkan roti selai coklat lantas mendapat pelukan dari belakang oleh Alex.
Pria itu menaruh dagunya di bahu Shinta.Shinta yang sudah membuat roti lantas menaruhnya di piring. Alex mengangkat dagunya, sontak Shinta membalikkan badannya lantas mencium pipi pria itu.
***
"Din, mau ice cream engga?." ucap Rio menawarkan Ice Cream pada Dini di sela-sela jalan.
Dini menerima Ice Cream itu lantas membuka bungkusnya.
"Tumben, beliin gue es krim." kata Dini seraya menikmati Ice Creamnya.Rio yang mendengarnya lantas menautkan alis kirinya, "tadi, gue liat di Alpathar lagi promo buy 1 get 1." selorohnya.
Dini memberhentikan langkah kakinya begitu pula dengan Rio. Wanita itu kini menatap Rio dengan cepat Rio melahap habis Ice Cream miliknya.
"Rio!." geram Dini.
Rio pun lari terkocar-kacir melihat sikap Dini yang mulai kesal padanya, Dini pun lantas mengejarnya.
.
.
.
Rio memberhentikan larinya di depan kost yang di huni oleh Dini, begitu pula dengan Dini. Wanita itu tampak terengos-engosan akibat mengejar Rio, ketika ingin melahap Ice Cream apa daya Ice Creamnya terpisah dari stiknya sehingga terjatuh ke aspal.Rio yang ingin tertawa hanya berusaha menahannya sekuat mungkin.
Dia menepuk bahu Dini,
"kalau ada promo gue beliin lagi. Udah masuk gih." ucap Rio pada Dini.Dini pun menuruti ucapan Rio memasukki kostnya.
Rio yang melihat Dini sudah masuk lantas berjalan pulang ke rumahnya.Di per-empatan dia melihat seseorang yang seperti tak asing di dalam mobil yang terparkir sembarangan.
Dia menutup matanya dengan kedua tangannya."Haduh, Eta kan Shinta." ucapnya kemudian bergegas pergi.
***
"Lex, aku turun disini aja." ucap Shinta.
Alex pun memberhentikan mobilnya lalu mengarah ke Shinta.
"Loh, kenapa?." tanya Alex pada Shinta."Aku takut ketahuan Dini." jawabnya.
"Oke." sahut Alex singkat.
Shinta pun sesekali mencium bibir Alex sebagai perpisahannya.
"Kamu cinta kan sama aku?." tanya Shinta pada Alex.
Alex pun kembali menyosor ke bibir Shinta.
Selesai itu, Shinta keluar dari mobil Alex berjalan cepat menuju kostnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 Degree
ChickLitBermula dari Shinta Aulia, seorang penulis novel romance dengan judul Adelish yang bestseller dimana kisah manis antara Calvin dan Gabriella yang memanjakan tiap pembacanya. Realitanya?. Alex kekasih Shinta, Pria itu berubah dalam sekejap mata. 180...