Natalia

225 12 0
                                    

"Mah, bentar lagi kan aku 18 tahun nih.."

"Ya trus kenapa Na?"

"Ih mamah,,, ga peka ah" memasang muka bt nya

"Lah, kamu ini ko ga jelas sih"

Mamah Talia pun masih sibuk dengan alat tempurnya di dapur

Talia terus saja memasang muka bt nya sambil menunggu mamahnya memasak,Talia sebenarnya ingin mamahnya peka dengan hari ulang tahun dirinya yang ke 18 tapi mamahnya masih saja cuek dengan hal itu padahal keinginan Talia cuma ingin berlibur dengan keluarga saat dia berulang tahun nanti,Talia hanya bisa pasrah dengan keadaan yang dia terima saat ini,,

Talia terus berpikir sambil menunggu mamahnya selesai masak,Talia pergi untuk membujuk papahnya yang kebetulan sedang menonton tv di ruang keluarga

"Pah,,," sambil memeluk tangan papahnya

"Apa Na, pagi-pagi udah manja ada apa?" Langsung ke intinya karena papah Talia tahu jika Talia sudah manja seperti ini pasti ada maunya

"Hehe,, gini kan ya pah--

"Langsung intinya aja" tanpa basa-basi

Papah Talia orangnya ga suka bertele-tele wajar sih kalo seorang pembisnis pasti selalu gitu

"Aku mau kita pergi liburan, buat ngerayain ulang tahun aku yang ke 18 pah"

"Papah ga punya waktu buat liburan kaya gitu, papah sibuk kamu tahu itu" ucap papahnya yang acuh

Talia selalu merasa sendiri dan selalu ga dianggap oleh kedua orangtuanya yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing

Papah Talia selalu sibuk dengan urusan kantornya begitupun mamah Talia yang sibuk dengan urusan butiknya

Satu-satunya orang yang Talia butuhkan adalah abangnya tapi Abang sedang di luar kota bersama temannya

Talia pun pergi ke kamarnya untuk menenangkan dirinya yang kecewa terhadap orang tuanya, selama ini yang Talia butuhkan bukan uang atau segalanya yang orang tuanya kasih, yang Talia butuhkan cuma waktu dan kasih sayang dari keluarga.

Disana terlibat seorang gadis yang sedang menangis di balkon kamarnya sambil melihat pancaran matahari di pagi yang cerah ini namun hari yang begitu cerah tidak bisa membuat sang gadis itu tersenyum karena rasa kekecewaan yang dia rasakan saat ini, membuat gadis itu tak henti-hentinya menangis..

Tak lama terdengar suara dering telepon dari handphone sang gadis, membuat dia kembali kedalam kamarnya untuk melihat siapa yang memanggilnya...


Bang Reyhan
Calling...

Gadis itu pun seketika tersenyum melihat nama yang terpampang dilayar handphone nya siapa lagi kalo bukan Abang tersayangnya yaitu Kakak Talia, Talia sangat senang karena saat ini dia benar-benar membutuhkannya...
Dengan cepat Talia pun segera mengangkatnya

" Halo, bang" suara Talia terdengar sedikit gemetar

"Lia, lo kenapa? Ko suara lo kaya yang habis nangis? Kenapa? Cerita sama gue" disebrang sana terdengar abangnya yang begitu khawatir terhadap Talia

"Gue gapapa ko" Talia berbohong

"Jujur Lia, jangan bohong sama gue"

"Papah,, mamah,,," rilih Talia yang mulai menangis kembali

"Kenapa sama mereka?"

"Gue cuma mau waktu bang bukan uang, gue cuma mau mereka ngeluangin waktu buat keluarga. Selama ini mereka cuma sibuk sama pekerjaan masing-masing gue cuma mau waktu mereka, gue cuma mau pergi liburan sama mereka bang" pecah sudah tangis Talia

Mendengar hal itu abangnya merasa kasihan dan juga sedih terhadap adiknya, abangnya tau bahwa orang tuanya hanya sibuk dan begitu acuh terhadap keluarga. Abang Talia pun menguatkan dirinya untuk tidak menangis dia harus kuat dia berusaha tegar untuk menghibur adik kesayangannya

"Lia, dengerin abang lo ini. Lo ga usah nangis lagi ya, lo harus ngerti mamah sama papah kerja juga buat lo Lia, masalah lo ingin liburan kan ada abang lo yang ganteng ini. Tenang nanti setelah gue pulang kita pergi liburan oke?"

"Bang gue mau mamah sama papah juga ikut" Talia masih menangis tak henti-henti

"Mereka sibuk Lia, sama gue aja ya?"

"Setiap gue liburan pasti sama lo terus bang, kapan sama mamah dan papah bang?"

"Nanti Lia, tunggu mereka ada waktu ya"

"......" Talia hanya diam

"Lia gue tutup dulu telponnya, jangan nangis lagi ya tunggu gue pulang. Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

Setelah mengakhiri perbincangan dengan abangnya, Talia pun berniat untuk menenangkan diri dengan berendam di kamar mandi..

1 jam berlalu....

Akhirnya Talia keluar dari kamar mandi setelah berendam, Talia meresa penatnya hilang seketika, rasanya begitu lega dan tenang.

Talia pun duduk di depan meja rias kamarnya,saat melihat dirinya dipantulan cermin Talia berusaha untuk tersenyum dan menguatkan dirinya atas kejadian tadi yang dia alami karena orang tuanya

"Natalia keynara Sukmaja Lo ga usah sedih lagi Lo itu kuat Lo pasti bisa ngelewatin ini semua SEMANGAT...... " sambil mengangkat tangannya dan berteriak di depan cermin untuk menyemangati dirinya sendiri

Hidup itu pilihan
Jika dipersulit akan sulit
Jika dipermudah pasti mudah
Jika selalu mempersulit kehidupan
Maka tidak akan ada lagi suatu harapan

***

Yeeeeeeee cerita baru
Semoga kalian suka 😚
Jangan lupa buat tingalin comment sama vote nya ya tentang cerita ini :*:*

See you ❣️

Perfect Husband is TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang